JAKARTA (Pos Kota) – Aksi rusuh massa diprediksi kian banyak pada tahun 2013. Karena itu, pemerintah harus turun tangan mengantisipasinya dengan baik dan benar, tepat serta terukur.
Hal itu dikemukakan Ketua Umum Pengurus Besar Aljam`iyatul Washliyah (Ketum PB Al Washliyah), Dr.H.Yusnar Yusuf MS MA, ketika ditanya prediksi sosial-agama saat pergantian tahun dari 2012 ke tahun 2013.
Menurut Yusnar, pergantian tahun tidak berpengaruh. Konflik sosial seperti tawuran, bentrokan massa dan lainnya masih saja terjadi sebagai mana tahun 2012. Malah pada tahun 2013 jumlahnya makin banyak dibandingkan tahun 2012.
Penyebabnya berbagai alasan, ditambah dengan gesekan atau provokasi parpol menjelang pemilihan presiden (pilpres) atau legislatif. “Konflik sosial masih saja terjadi dan akan mewarnai perjalanan tahun 2013. Malah jumlah kasusnya kian banyak,” jelas Yusnar, Senin (31/12/2012).
Solusinya? Menurut Yusnar, semua pimpinan formal maupun nonformal haruslah harmonis, baik kepada pengikut setianya atau sesama kiai, antartokoh agama dan tokoh masyarakat. Mereka yang menjadi pimpinan haruslah dapat memberi contoh dan panutan kepada masyarakat. Jangan mengedepankan kepentingan pribadi atau kelompok.
Konflik sosial, kata Yusnar, dapat terjadi akibat perbedaaan pendapat yang berujung kepada perdebatan pendapat. Kemudian menjadi konflik sosial. Untuk itulah, kata dia, pemerintah terutama Kementerian Agama hendaknya turun tangan mengantipasinya terjadinya konflik sosial yang bernuansa SARA (Suku, Agama dan Ras).
“Kenapa di Sumatera Utara dan Yogyakarta, tidak pernah terjadi bentrok antar kelompok, antar suku atau agama. Karena di dua daerah itu memiliki kekeluargaan yang kuat. Satu marga tapi beda agama, tidak pernah ribut atau bentrok massa,” jelas Yusnar memberi perbandingan.
(syamsir)
