JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Aljam`iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), Dr.H.Yusnar Yusuf MS, menegaskan tidak akan menjual-belikan organisasi Al Washliyah kepada pihak mana pun untuk sekadar mendapatkan materi ataupun kekuasaan sesaat, karena organisasi yang dipimpinnya memiliki ijjah (harga diri).
Hal itu ditegaskan Yusnar Yusuf pada `Malam Renungan 82 Tahun Al Washliyah` di Kantor PB Al Washliyah di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Rawasari Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (29/11/2012) malam. Dia mengakui bahwa sekarang ini Al Washliyah membutuhkan dana besar untuk membangun kantor baru, namun hal itu tidak akan mendorong dirinya untuk memperjual-belikan organisasi itu kepada calon dan wakil kepala daerah tertentu. “Saya tidak akan menjual Al Washliyah ini,” kata Yusnar.
Warga Al Washliyah, kata Yusnar Yusuf, sudah cerdas dan dapat memilih calon pimpinan daerah Organisasi Al Washliyah tidak perlu ada sikap dukung-mendukung atau deklarasi kepada calon kepala daerah tertentu.
Pada bagian lain, Yusnar Yusuf dalam pidato HUT ke-82 Al Washliyah, menegaskan Al Washliyah berada di garda depan bagi menafsirkan ajaran agama untuk aktualisasi kehidupan sehari hari. Di masa penjajahan kolonial Belanda yang menggunakan falsafah revolusi industri terutama di kawasan-kawasan perkebunan.
Sedangkan di kawasan dataran tinggi dan tepi pantai Al Washliyah berhasil menggerakkan demistifikasi (penghancuran berpikir mistik) melalui faham rasionalisnya dengan merujuk kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Menggunakan pikir yang rasional dan mengedepankan akhlak dan kecerdasan berpikirnya, Al Washliyah berhasil mendorong umat mempergunakan nalar rasional dengan inspirasi ajaran Qur’an dan Sunah.
Berdasarkan pemikiran rasional tersebut Alwashliyah berhasil “membangkitkan” kesadaran umat Islam untuk maju menelaah perubahan zaman yang terkesan tertinggal dari ruang kemajuan. Sehingga secara perlahan Alwashliyah mampu membawa umat dan bangsa untuk mensejajarkan kualitas umat bangsa ini dengan umat Islam di Negara lain.
Namun demikian, haruslah diakui bahwa peranan Alwashliyah hari ini mengalaami dinamika yang bervariasi. Natijah Alwasliyah bisa saja ditafsirkan dan disesuaikan dengan zaman yang berkembang. Secara tradisi ia harus disempurnakan kepada zaman yang sedang berjalan melalui manhaj (metodologi), visi dan tujuan tersurat maupun tersirat berdasarkan al-Quran dan Assunnah.
Kendati, sejarah mencatat bahwa Al Wasliyah sampai kini tetap menjadi harapan umat dan bangsa, bersama ormas Islam lainnya seperti Muhammadiyah, Nahdahatul Ulama (NU), Persis, Alittihadiyah dan yang lainnya. Terlebih dalam menyikapi berbagai isu nasional dan antarabangsa khususnya tentang agama dan kemanusiaan untuk tampil membangun ide-ide yang bermanfaat bagi kemaslahatan ummat manusia.