JAKARTA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi harus bergerak cepat menyelesaikan sejumlah pekerjaan di Kementerian. Pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan adalah kasus beras impor asal Vietnam dan stabilisasi harga kebutuhan bahan pokok. Ketua Asosiasi Tekstil Indonesia Ade Sudrajat Usman mengungkapkan, Menteri Perdagangan baru tidak memiliki banyak waktu, hanya sampai bulan Oktober, tapi kalau waktunya dipergunakan dengan baik maka hasilnya pun akan menjadi coretan tinta emas dalam kiprah Kementerian Perdagangan di akhir periodenya.
“Yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah membuka akses pasar ke Amerika dan Eropa untuk produk lokal, kedua wilayah itu penting, khusus Eropa dengan 500 juta orang disana dengan daya beli yang sangat tinggi, seharusnya bisa menjadi peluang besar bagi Indonesia, apalagi dengan era perdagangan bebas sekarang ini. Kita sudah terlalu jauh dari negara-negara Asia lainnya, jangan terlalu berkompetisi, lebih baik harus saling mengisi. Intinya, adalah orientasi eskpor,” ujar mantan Ketua Kadin Jawa Barat periode 2007 – 2008, di Bandung (13/2).
Sementara itu, menurut pengusaha asal Jawa Timur Panel Barus, sebaiknya Mendag yang baru menyelesaikan dulu persoalan beras impor. “Persoalan impor komoditi seperti beras misalnya menjadi salah satu masalah saat ini. Menteri Perdagangan yang baru diharapkan dapat segera menyelesaikan persoalan ini. Namun, diharapkan berhati-hati dalam mengambil kebijakan, khususnya kebijakan impor. Karena kalau salah membuat kebijakan akan merugikan komoditi Indonesia,” ujar Barus.
Pengusaha tembakau ini menambahkan, Mendag M. Lutfi masa tugasnya sangat singkat dan hanya menjalani sisa program kerja menteri yang sebelumnya, oleh karena itu sebaiknya kebijakan yang dibuat benar-benar efisien dan berpihak pada perdagangan Indonesia.
M. Lutfi usai acara pengumuman dirinya sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Gita Wirjawan menyatakan akan menuntaskan masalah beras impor asal Vietnam terlebih dahulu. (gardo)