29.8 C
Jakarta
Selasa 16 September, 2025
Beranda blog Halaman 348

Kader Washliyah Bersama Ustad Ridwan Ibrahim Lubis

0

[clearing columns=”2″ include=”67,68,69,70,71,72″]

Kader,simpatisan, anggota dan pimpinan Aljam`iyatul Washliyah (Al Washliyah) bersama Ketua Dewan Fatwa Al Washliyah, KH Ridwan Ibrahim Lubis di kantor PB Al Washliyah, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Rawasari, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Hadir sejumlah pimpinan PB Al Washliyah. (Foto-majelis sosial PBAW)

Rapat PB Al Washliyah di Jakarta

0

JAKARTA – Pengurus Besar Aljam`iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), Insya Allah, menggelar rapat pada Sabtu (23/2/2013) di satu hotel di kawasan Jakarta Pusat, pukul 18: Wib hingga selesai.

Rapat yang akan dipimpin Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr.H.Yusnar Yusuf MS, mengagendakan pembahasan internal dan eksternal, antara lain evaluasi program kerja, konsolidasi organisasi, evaluasi program majelis, sistem keuangan dan rencana rakernas II.

Selain itu, juga dibahas masalah eksternal seperti pilgub dan pemilu 2014 mendatang.

Kepada pengurus yang sudah dapat undangan/SMS diharapkan hadir tepat waktu.

(syamsir)

Washliyah Imbau Umat Islam Menjaga Ukhwah

0

JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Aljam`iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), Dr.H.Yusnar Yusuf MS, mengimbau umat Islam Indonesia menjaga ukhwah sesama muslim.

Menurut Yusnar, perlakuan korup jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Karena itu, sebagai umat Islam dengan jumlah terbanyak di Indonesia dan bahkan dunia, tentulah memiliki kewajiban untuk turut serta membersihkan perlakuan-perlakuan korup yang terjadi di tengah kehidupan bangsa ini.

“Akan tetapi kita jangan terjebak dengan nafsu ammarah, seperti membuat statement yang berlebihan, seolah-olah memutus nilai ukhwah sesama muslim,” kata Yusnar, yang juga Qori Internasional itu, di Jakarta, Sabtu (2/2/2013).

“Bukankah ada pengadilan dan Mahkamah Tuhan. Jangan kita berprilaku di atas hakim. Hukuman setimpal mesti ditegakkan sesuai hukum yang berlaku,” tegas Yusnar.

Ketua Umum PB Al Washliyah ini mengajak seluruh umat Islam harus lebih arif membaca tanda-tanda perubahan zaman, sehingga ukhwah tetap terjaga. Untuk itu, dia menyesalkan adanya pernyataan tokoh tertentu yang kurang mengedepankan ukhwah, namun malah menambah masalah yang dihadapi bangsa yang sedang membangun ini.

Perlu diketahui, Al Washliyah adalah Ormas Islam yang kini sudah berusia 82 tahun. Bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan sosial.

(rilis/syamsir)

Haram Memberi dan Menerima Suap Pilkada

0

JAKARTA – Maraknya pelaksaan pemilihan kepala daerah di negeri ini menjadi perhatian khusus bagi Al Jam’iyatul Washliyah (Al Washliyah). Yang menjadi perhatian utama bagi ormas Islam ini adalah maraknya penggunaan uang dalam meraih kursi nomor satu dan dua di berbagai daerah.

Terkait hal tersebut, Dewan Fatwa Al Washliyah mengeluarkan fatwa haram hukumnya menyuap dan menerima suap dalam proses pemilihan kepala daerah (Pilkada). Fatwa tersebut disampaikan langsung Sekretaris Dewan Fatwa Al Washliyah KH. Mustafa Abdul Azis, Lc.

Menurutnya, fatwa tersebut dikeluarkan para ulama Al Washliyah pada saat Muktamar  XX Al Washliyah 23-25 April di Asrama Haji pondok Gede Jakarta. “Dewan Fatwa telah mengeluarkan fatwa haram bagi para penyuap dan penerima suap dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada). Penggunaan uang dalam setiap momen Pilkada bukanlah hal yang asing bagi Indonesia. Hampir semua kandidat kepala daerah selalu menyiapkan “gizi” yang banyak agar dirinya dipilih masyarakat. Hal itu haram hukumnya,” jelasnya.

Fatwa ini, menurut Dewan Fatwa Al Washliyah, dikeluarkan untuk memberikan penjelasan kepada calon kepala daerah dan para pemilih untuk tidak terlibat dalam politik uang. Namun bila para calon tersebut berniat untuk bersedekah atau berhibah maka itu diperbolehkan. “Bila niatnya bersedekah maka boleh-boleh saja. Jadi semua itu tergantung niatnya,” jelas ulama lulusan Kairo, Mesir ini.

Diungkapkannya, saat ini struktur dewan Fatwa Al Washliyah diisi para ulama yang kompeten dan menguasai dalam beberapa bidang ilmu agama. “Ada yang mengusai ilmu tafsir, fiqih, Hadits dan lainnya. Jadi bukan orang yang hanya bisa ceramah atau bisa khutbah saja yang masuk di lembaga ini,” ujat Mustafa.

Hal ini katanya, karena lembaga fatwa nanti akan selalu merujuk kepada Al-Qur’an, Hadits, Ushul Fiqih dan ilmu alat lainnya. Selain itu dalam mengambil sebuah keputusan hukum pasti akan terjadi perdebatan di dalam sidang-sidang dewan fatwa. Sehingga perlu rujukan-rujukan dari kitab-kitab yang benar.

(razvi/es)

Dewan Fatwa Siap Menjawab Persoalan Kontemporer

0

JAKARTA – Dewan Fatwa Al Jam’iyatul Washliyah (Al Washliyah) akan tampil terdepan menjawab masalah-masalah agama yang timbul di masyarakat. Persoalan-persoalan agama yang kontemporer akan cepat direspon lembaga ini. Janji tersebut disampaikan sekretaris Dewan Fatwa Al Washliyah KH. Mustafa Abdul Azis, Lc. mengenai program yang akan dilakukan lembaga yang dipimpinnya.

“Ke depannya Dewan Fatwa Al Washliyah akan sering melakukan pembahasan-pembahasan mengenai masalah yang terjadi di tengah umat Islam,” katanya. Perlu diketahui selama ini keberadaan lembaga fatwa Al Washliyah kurang dirasakan manfaatnya oleh umat Islam. Diharapkan ke depannya kondisi tersebut tidak terulang kembali.

Menurut KH. Mustafa, pada saat Muktamar  XX Al Washliyah beberapa waktu lalu, Dewan Fatwa telah mengeluarkan fatwa haram bagi para penyuap dan penerima suap dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada). Penggunaan uang dalam setiap momen Pilkada bukanlah hal yang asing bagi Indonesia. Hampir semua kandidat kepala daerah selalu menyiapkan “gizi” yang banyak agar dirinya dipilih masyarakat.

Fatwa ini, menurut Dewan Fatwa Al Washliyah, dikeluarkan untuk memberikan penjelasan kepada calon kepala daerah dan para pemilih untuk tidak terlibat dalam politik uang. Namun bila para calon tersebut berniat untuk bersedekah atau berhibah maka itu diperbolehkan. “Bila niatnya bersedekah maka boleh-boleh saja. Jadi semua itu tergantung niatnya,” jelas ulama lulusan Kairo, Mesir ini.

Diungkapkannya, saat ini struktur dewan Fatwa Al Washliyah diisi para ulama yang kompeten dan menguasai dalam beberapa bidang ilmu agama. “Ada yang mengusai ilmu tafsir, fiqih, Hadits dan lainnya. Jadi bukan orang yang hanya bisa ceramah atau bisa khutbah saja yang masuk di lembaga ini,” ujat Mustafa.

Hal ini katanya, karena lembaga fatwa nanti akan selalu merujuk kepada Al-Qur’an, Hadits, Ushul Fiqih dan ilmu alat lainnya. Selain itu dalam mengambil sebuah keputusan hukum pasti akan terjadi perdebatan di dalam sidang-sidang dewan fatwa. Sehingga perlu rujukan-rujukan dari kitab-kitab yang benar.

(razvi/es)

Washliyah Imbau Orang Kaya Bantu Anak Terlantar

0

JAKARTA – Majelis Amal Sosial Pengurus Besar Aljam`iyatul Washliyah (PB Al Washliyah) mengetuk kepedulian warga, kader, anggota, simpatisan, pimpinan dan donator Al Washliyah untuk membantu anak telantar dan siswa miskin yang dibina Al Washliyah di sejumlah panti dan madrasah. Karena mereka membutuhkan bantuan untuk uang lauk pauk dan biaya operasional pengelolaan panti.

Hal itu dikemukakan Ketua Majelis Amal Sosial PB Al Washliyah, Syamsir di Jakarta, Minggu (23/10/2011). Ia mengimbau warga muslim yang mampu agar mau menyalurkan Zakat, infaq, sadaqah (ZIS) kepada anak telantar di panti asuhan Al Washliyah. “Kalau bukan kita, siapa lagi yang peduli mereka,” kata Syamsir.

Mantan aktifis mahasiswa dan pemuda Al Washliyah ini mengakui keberadaan anak telantar, anak keluarga miskin di lembaga-lembaga sosial dan pendidikan Al Washliyah di Indonesia, sangatlah membutuhkan bantuan materi dan pembangunan fisik, misalnya untuk perbaikan gedung dan sebagainya. Selain itu, anak keluarga miskin yang mengenyam pendidikan di perguruan Al Washliyah, juga membutuhkan bantuan berupa beasiswa.

“Kami butuh bantuan orang kaya Islam untuk kelanjutakan generasi muda Islam. Mereka butuh makan, butuh sekolah dan butuh sandang pangan. Mereka juga anak bangsa yang butuh bantuan dan kepedulian kita.”

sumber

Syamsir
Ketua Majelis Amal Sosial PB Al Washliyah

Bersedekahlah Sebelum Terlambat

0

Dari Haritshah Bin Wahab R.A katanya: “Rasulullah SAW bersabda: “Bersedekahlah kamu, karena nanti dalam masa yang dekat akan terjadi seseorang laki-laki berjalan membawa sedekahnya, lalu orang yang akan diberi sedekah itu mengatakan, “Kalau sekiranya engkau memberikannya kemarin, tentu saya terima. Ada pun sekarang, saya tidak memerlukannya lagi.” “Orang tadi tiada memperoleh orang yang akan menerima sedekahnya.” (HR Muslim)

Ketua Umum PB Al Washliyah

0

[clearing columns=”2″ include=”35,36,37″]

Foto-Foto Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr.H.Yusnar Yusuf MS MA

Ziarah ke Makam Tokoh Al Washliyah

0

[clearing columns=”2″ include=”28,29,30,31,32,33″]

Foto-Foto kegiatan ziarah ke makam tokoh Al Washliyah menjelang HUT ke-82 Al Washliyah di TPU Sunangiri, Rawamangun, Jakarta Timur, akhir Nopember 2012 lalu. (Foto Irwan/majelis sosial)

Jelang Pemilu Orang Miskin Disanjung-Sanjung

0

JAKARTA – Menjelang penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu), orang miskin di perkotaan atau di desa kerap disanjung-sanjung, terutama oleh orang yang menginginkan dukungan suara. Tapi begitu usai pesta demokrasi, nasib warga miskin tetap juga terabaikan.

Hal itu dikemukakan Ketua Majelis Amal Sosial Pengurus Besar Aljam`iyatul Washliyah (PB Al Washliyah) di Jakarta, Minggu (6/1/2013). Menurutnya, elit politik banyak yang berbuat baik kepada orang miskin hanya di saat menjelang pemilu saja, begitu selesai pemilu, semua pura-pura lupa atas nasib rakyat miskin.

“Warga miskin itu kebanyakan dijadikan komoditi politik. Begitu dapat dukungan suara hak pilih, mereka pun kembali terlupakan.” jelas Syamsir.

Pandangan seperti ini, sebenarnya, sangatlah keliru. Jika ada petinggi parpol atau calon gubernur, calon walikota atau calon bupati, yang bertarung dalam pilkada, melakukan hal yang begitu, menurut Syamsir, sangatlah naif dan sesungguhnya perbuatan tidaklah terpuji. “Suara orang miskin hanya dibutuhkan saat pemilu. Begitu selesai, nasib orang miskin tetap begitu-begitu saja.”

Mantan Wakil Sekjen PP Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP Himmah) ini mendesak semua pihak agar tidak menjadi keluarga miskin sekadar komoditi politik, tapi harus ada kemauan bersama yang sungguh-sungguh untuk mengangkat dan meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat miskin, di desa atau pun di perkotaan.

“Berdosa hukumnya pimpinan terpilih mengabaikan amanah orang miskin,” ucap Syamsir.

KPK Seperti Laba-Laba

0

AKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Aljam’iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), Dr.H.Yusnar Yusuf MS, menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seperti membangun dirinya sebagai labah-labah. Prestasi KPK lebih kepada penangkapan namun lemah pada pencegahan.

Hal itu dikemukakan Yusnar Yusuf di Jakarta, Kamis (7/2/2013) setiba dari Malaysia. Menurutnya, prestasi KPK di bidang penindakan selama ini mendapat apresiasi. Sudah banyak tersangka dan terpidana terjerat jaring yang dipasang KPK di mana-mana. Tetapi sebaliknya, di bidang pencegahan masih kurang. Terbukti masih banyak kasus tindak korupsi di berbagai sektor atau lembaga. Ini tidak lain, akibat divisi pencegahan belum optimal.

“Menurut saya KPK seperti membangun dirinya sebagai labah-labah. Prestasi KPK kepada penangkapan dan lemah pada pencegahan,” jelas Yusnar Yusuf, Qori Internasional itu.

Apakah KPK sudah adil? Menurut Yusnar, secara teoritis KPK sudah menggunakan variable keadilan, tapi agak berlebihan jika pimpinan KPK berbicara, sindirnya.

Disinggung mengenai penangkapan satu pimpinan parpol berbasis agama, yang tersandung dugaan korupsi, orang pertama di jajaran Ormas Al Washliyah ini, sejenak terdiam dan mengemukakan ukuran akhlak merupakan paling utama terhadap pemimpin Islam. Apakah pemimpin politik atau pemimpin nonformal.

Pemimpin yang tidak mampu melindungi dirinya dari perlakuan kurang berakhlak, kata Yusnar, pastilah mengecewakan umat. Siapa saja bisa berpendapat berbeda, tetapi menurut Al Washliyah, kata dia, perlakuan itu cacat. Kalaupun sembuh dipastikan meninggalkan bekas.

Perlukah taubat nasional, Yusnar menjawab tak perlu. Karena hal itu bisa dikatagorikan perbuatan mubazir atau sia-sia. Seharusnya, taubat dilakukan oleh diri masing-masing. Kalau pun nanti terbukti secara hukum, tentulah perbuatan itu akibat salah pribadi.

Al Washliyah Tegur Jokowi Soal Kasus Oplos Daging Babi

0

DEWAN Fatwa Al Washliyah mengirim rekomendasi/surat teguran kepada Gubernur DKI Jokowi, agar ditindak tegas dan diberi sanksi bagi pedagang nakal yang mengoplos daging babi dicampur dengan daging sapi membuat bakso dan lain-lain, yang akhir-akhir ini meresahkan umat Islam, kata Sekretaris Dewan Fatwa Al Washliyah, Ovied. R di Jakarta, Jumat (21/12/2012).