Dikunjungi Pengurus Banten, Madrasah Washliyah di Serang Memprihatinkan

SERANG – Rombongan Pengurus Wilayah Al Washliyah Provinsi Banten mengunjungi Madrasah Ibtidaiyah Al Washliyah, di Jalan Lanud Gorda Km 07 Desa Binuang, Kecamatan Binuang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Rombongan dipimpin Ketua PW Al Washliyah Provinsi Banten, Edi Suwarno, bersama pengurus lainnya, Nizamuddin Harahap, Buhori dan Marelang, melakukan kunjungan kerja ke daerah Kabupaten Serang, sekaligus meninjau gedung Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Washliyah. Rombongan disambut Haji Endin, fungsionaris PD Al Washliyah Kabupaten Serang.

Usai silaturahmi dan konsolidasi organisasi, pengurus wilayah mendapat laporan perkembangan organisasi di daerah setempat, termasuk kondisi pendidikan Al Washliyah. Kedatangan pengurus mendapat sambutan hangat dari warga dan pengurus Washliyah setempat. Pengurus wilayah memanfaatkan kesempatan itu untuk memberikan motivasi dan menumbuhkan semangat organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan sosial ini.

Kartini, 65 tahun, tampak sangat bangga menyambut kedatangan rombongan PW Al Washliyah Provinsi Banten ke daerah itu.

“Dari Al Washliyah Ya?” kata Kartini.
“Mau melihat sekolah Al Washliyah,” sambung Kartini kepada rombongan.

Suasana akrab dan kekeluargaan terpancar dalam pertemuan itu. Tanpa basa-basi sang ibu ini mengemukakan bahwa dia adalah alumni murid Madrasah Al Washliyah, pada dekade tahun 60-an. Waktu itu belum mengenakan sepatu sekolah sebagai mana layakna murid sekolah era sekarang ini.

‘Saya salah seorang alumni madrasah ini, sekitar tahun 60-an, kami sekolah tidak pakai alas kaki (nyeker). Ya, karena pengurusnya tidak punya modal maka seperti inilah,” kata Kartini.

Dari gambar terlihat kondisi bangunan madrasah sangat memprihatinkan. Sebagian bangunannya sudah rusak dan tidak dapat dimanfaatkan. Sementara murid belajar di dalam kondisi tidak nyaman. Khawatir sewaktu-waktu plafon bangunan sekolah ambruk menimpa anak didik.

Daya yang dicatat, bangunan MI Al Washliyah ini didirikan pada tahun 1962, di atas tanah wakaf seluas 10.214 meter persegi, memiliki 191 murid.
(rilis/esbeem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *