JAKARTA – Pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Al Washliyah (PP IPA) Lisman Hasibuan mendeklarasikan gerakan penyelemat Ikatan Pelajar Al Washliyah dengan nama Majelis Penyelamat Organisasi Ikatan Pelajar Al Washliyah (MPO IPA). Deklarasi ini dilakukan di sekretariat PB Al Washliyah Jakarta Pusat pada Minggu (16/6) malam.
Pendeklarasian MPO IPA itu dikatakannya karena PP IPA sudah tidak bisa menjalankan amanat Muktamar IPA pada 2010 lalu. Belum lagi menurut Lisman adanya sikap arogansi Ketum PP IPA yang telah mengambil alih Ketua PW IPA Sumatera Utara.
Terkait pengambil-alihan tersebut sampai saat ini Lisman masih belum bisa terima. Dia menganggap keputusan sepihak Ketum dan Sekjen PP IPA mengambil alih IPA Sumut cacat hukum. “Bagaimana tidak cacat hukum, keputusan itu diambil sepihak oleh mereka saja dan tidak ada rapat pleno untuk itu,” jelasnya dengan semangat.
Deklarasi MPO IPA ini diklaim Lisman sudah mendapat dukungan dari beberapa Pimpinan Wilayah IPA. Namun ketika ditanyakan berapa banyak jumlahnya, pria yang berdomisili di Raja Ampat, Papua ini enggan menyebutnya. “Itu rahasia. Yang jelas Sumut dan Sumbar mendukung gerakan ini,” tegasnya.
Dijelaskannya, target MPO IPA ini selain menggelar muktamar IPA juga dengan realisasi program. Dia pun mengatakan dalam waktu dekat akan melakukan silaturahmi dengan PB Al Washliyah dan konsolidasi internal IPA. “Setelah itu kita akan gelar Muktamar IPA,” katanya.
Lisman merasa sedih dengan kondisi organisasi ini yang tidak pernah menjalan program di level nasional. “Saya meminta agar Ketum PB Al Washliyah memanggil semua Ketum Organ Bagian dan mempertanyakan komitmennya dalam menjalankan program dan hasil muktamar,” tandasnya.
(mrl)