اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰه، اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللّٰه، أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰه، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang istiqamah sampai akhir zaman. Serta semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dimanapun dan apapun profesi kita.
Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.
Hari ini kita akan membahas sebuah tema yang sangat penting dan sangat menentukan nasib umat, yakni tentang menjaga amanah. Betapa berat dan mulianya amanah yang Allah titipkan kepada manusia. Namun betapa juga banyak di antara manusia yang melalaikan dan bahkan menyia-nyiakan amanah tersebut.
Saudara saudara sekalian
Amanah secara bahasa berarti sesuatu yang dipercayakan, tanggung jawab, atau kewajiban yang diberikan kepada seseorang untuk dijalankan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab. Dalam agama Islam, amanah adalah sebuah ujian dan kepercayaan besar dari Allah yang tidak boleh disepelekan.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ahzab (33) ayat 72:
اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya ia (manusia) sangat zalim lagi sangat bodoh. (QS. Al-Ahzab (33): 72)
Ayat ini menunjukkan bahwa amanah adalah beban yang sangat besar, bahkan alam semesta pun enggan memikulnya. Maka dari itu, manusia memiliki tugas berat untuk menjaga amanah tersebut dengan sebaik-baiknya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Pertanyaannya, Apa bahaya amanah yang disia-siakan?
Rasulullah SAW telah mengabarkan bahwa ketika amanah disia-siakan, maka kehancuran akan mengintai. Beliau bersabda: “Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari Kiamat.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana menyia-nyiakan amanah itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” (HR. Bukhari)
Hadis ini sangat jelas mengingatkan kepada kita tentang bahaya besar yang akan muncul, jika urusan amanah tidak dilaksanakan oleh orang yang tepat dan bertanggung jawab.
Lantas, bagaimanakah amanah itu disia-siakan?
Pertama, amanah sering kali diserahkan kepada orang yang tidak kompeten. Banyak contoh nyata, baik di zaman sekarang maupun di masa lalu, di mana orang yang bukan ahlinya diberikan tanggung jawab besar. Akibatnya, hal tersebut menimbulkan kerugian bahkan kehancuran.
Kedua, mengabaikan tanggung jawab juga menjadi salah satu bentuk penyia-nyiaan amanah. Sebagian orang menerima amanah, tetapi tidak melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Mereka bersikap lalai, bermalas-malasan, atau bahkan memiliki niat untuk merugikan pihak lain.
Ketiga, ada pula yang mengkhianati amanah demi keuntungan pribadi. Mereka memanfaatkan kepercayaan yang diberikan untuk kepentingan diri sendiri dengan cara-cara korupsi, manipulasi, dan berbagai bentuk pengkhianatan lainnya.
Dampak Negatif yang timbul sebagai akibat dari menyia-nyiakan Amanah
- Akan terjadi kehancuran sosial, ekonomi, dan moral masyarakat
- Akan hilangnya kepercayaan di antara sesama manusia dan muncul sikap saling curiga dan kebencian
- Akan gagal dalam meraih keberkahan dan Ridha dari Allah SWT
- Dalam skala yang besar dapat memicu perpecahan dan kerusakan sebuah bangsa negara.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Untuk mendekatkan pemahaman kita, berikut ini kami sampaikan beberapa contoh amanah yang diabaikan, yaitu;
- Pemimpin yang tidak melaksanakan tugasnya dengan adil dan jujur
- Orang tua yang lalai mendidik anak-anaknya
- Pejabat yang korup serta tidak bertanggung jawab
- Masyarakat yang mengabaikan kewajiban sosialnya
Sidang Jumat yang berbahagia.
Kewajiban menjaga amanah
Sebagai seorang Muslim, menjaga amanah adalah bagian dari iman. Rasulullah SAW bersabda: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga: ketika berbicara berdusta, ketika berjanji tidak menepati, dan ketika dipercaya berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kita harus menjadi orang yang selalu menepati janji, jujur dalam setiap ucapan dan perbuatan, serta setia menjalankan amanah yang diberikan. Allah SWT juga berfirman dalam QS. An-Nisa (4) ayat 58:
وَالَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ۗ وَمَنْ يَّكُنِ الشَّيْطٰنُ لَهٗ قَرِيْنًا فَسَاۤءَ قَرِيْنًا
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu hendaklah berlaku adil. (QS. An-Nisa (4):58)
Untuk menjaga amanah dengan sebaik-baiknya, seseorang harus memupuk keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sebagai landasan utama dalam setiap tindakan. Kejujuran dan integritas harus menjadi prioritas dalam menjalankan setiap tugas dan tanggung jawab yang diemban.
Selain itu, penting untuk terus berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan dan kompetensi sesuai dengan jenis amanah yang dipegang agar dapat melaksanakan amanah dengan penuh tanggung jawab. Tidak kalah penting adalah selalu berdoa memohon petunjuk dan kekuatan dari Allah agar senantiasa diberi kemampuan untuk menjaga amanah tersebut dengan baik.
Sebagai bentuk perlindungan diri, seseorang juga harus menolak segala godaan duniawi yang berpotensi menggoda untuk mengkhianati amanah demi kepentingan pribadi.
Marilah kita bertekad untuk selalu menjadi orang yang amanah dalam setiap aspek kehidupan. Karena dengan menjaga amanah berarti kita menjaga hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia.
Semoga Allah SWT menolong kita untuk menjadi hamba yang mampu menjaga amanah yang telah Allah titipkan kepada kita, baik itu amanah dalam keluarga, pekerjaan, masyarakat, maupun dalam urusan agama.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. إنَّ اللهَ وملائكتَهُ يصلُّونَ على النبِيِّ يَا أيُّهَا الذينَ ءامَنوا صَلُّوا عليهِ وسَلّموا تَسْليمًا
اللّـهُمَّ صَلّ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا صلّيتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيم وبارِكْ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا بارَكْتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيمَ إنّكَ حميدٌ مجيدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Hasanuddin Parinduri,MA
Majelis Dakwah Pengurus Wilyah Al Washliyah Sumatera Utara.