Khutbah Jumat: Taat Ulama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ تَعَالىَ فِي :

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Swt.

Kita bersyukur kepada Allah Swt, dimana Allah menempatkan ilmu dan ulama ke tempat yang sangat mulia. Dapat kita bayangkan ketika kita jauh dari ulama, kita akan kehilangan penuntun ke jalan yang baik, sesuai bimbingan Alquran dan sunnah Nabi Saw. Ulama menjadi qudwah (penuntun) ummat ke jalan yang lurus. Ulama telah berijtihad dengan kekuatan ilmu dan amalnya agar alam dan seisinya tidak menjadi rusak akibat dari keangkuhan, kesombongan dan sikap egoisme yang mementingkan diri sendiri. Oleh sebab itu, Allah Swt menempatkan ulama ketempat yang sangat tinggi, menjadi penegak keadilan, menjadi suluh dalam kegelapan.

Firman Allah Swt.
شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۙ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قَاۤىِٕمًا ۢ بِالْقِسْطِ ۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ﴿آل عمران : ۱۸﴾
Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa, Maha-bijaksana. (QS. Ali ‘Imran: 18)

Al Imam Al Qurtubi rahimullah menafsirkan ayat ini, merupakan bukti ada yang lebih mulia daripada ulama, niscaya Allah akan menghubungkan mereka dengan nama-Nya dan nama para malaikat-Nya, sebagaimana Allah menghubungkan nama ulama.

Para ulama telah berjuang di jalan Allah menuntut ilmu pengetahuan. Dengan ilmu yang mereka pelajari, mereka mengajarkannya kepada ummat ini, baik mengajar secara langsung atau melalui tulisan, melalui fatwa-fatwa hukum agar umat ini tidak terjermus kedalam kegelapan, jauh dari ilmu pengetahuan. Peran ulma yang sangat besar, mamka kita mentaati apa yang dijarkannya, mematuhi apa yang difatwakannya dan kita jadikan ulama sebagai kudwah kita dalam menjalani hidup dan kehidupan kita hari ini dan untuk kehidupan masa depan, dimana kita harus berbekal diri menghadapi hari akhir, kehidupan yang lebih baik dan kekal abadi. Allah Swt berfirman:

وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
“Hari akhirat itu lebih baik dan kekal untuk selamaya”

Berbekal diri untuk menuju hari akhir, maka ulama mengajarkan kita, agar selalu beramal shalih dalam semua lapamgan kehdupan, memberi manfaat kepada orang lain, bekerjsama membangun masyarakat yang berkeadilan, saling nasehat menasehati, ingat mengingatkan untuk kebaikan. Oleh sebab itu, kita perlu menyimak apa yang disampaikan oleh Imam Ahmad bin Hambal.

“Ulama dalam syariat kita memiliki kedudukan yang luhur dan tak tergoyahkan, serta kedudukan yang tinggi lagi mulia. “Ulama adalah penerus Rasulullah di tengah umatnya, pewaris Nabi Saw, dan penyampai sunnahnya. Melalui ulama, Kitab Suci ditegakkan, melalui ulama, Kitab Suci berbicara. Ulama mengajak orang-orang yang sesat kepada jalan yang lurus, dan bersabar atas musibah mereka. Mereka menghidupkan orang mati dengan Kitab Allah, dan mereka memberikan penglihatan kepada orang buta dengan cahaya Allah. Berapa banyak orang yang telah mereka hidupkan kembali karena setan, dan berapa banyak orang yang telah mereka beri nasehat bagi mereka yang tersesat. Betapa baiknya pengaruh mereka terhadap manusia dan betapa buruknya pengaruh manusia terhadap mereka.!”

Kaum muslimin yang dimuliakan Allh Swt.

Peran ulama dalam kehidupan kita sangatlah penting. Kalalulah tidak ada ulama, nicaya kehidupan ini akan gelap, sistem masyarakat jahiliyah akan mengatur manusia, ilmu akan sirna, akhlak akan runtuh, kehidupan akan diwarnai keangkuhan dan kesombongan, manusia hidup dengan membawa keangkuhannya, jauh dari tuntunan syariat Islam yang rahmatan liialamin.

Posisi ulama demikian agung, sehingga ummat wajib taat kepada ulama, karena Nabi Saw bersabda:
Ibnu Jarir al-Tabari meriwayatkan dari hadits Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Setelah aku, akan ada penguasa yang akan memerintah kalian. Orang-orang benar akan memerintah kalian dengan kebenaran mereka, dan orang-orang jahat akan memerintah kalian dengan kejahatan mereka. Maka dengarkanlah mereka dan taatilah mereka dalam segala hal yang sesuai dengan kebenaran (Al Qur’an dan Sunnah), dan shalatlah di belakang mereka. Jika mereka berbuat baik, maka itu untuk kalian dan untuk mereka, dan jika mereka berbuat jahat, maka itu untuk kalian dan untuk mereka:

Pemilik kebenaran itu hanyalah Allah Swt, karena itu kita wajib taat kepada Nya. Dalam hal ini posisi ulama dan ummat itu sama, wajib taat kepada Allah Swt dan itu menjadi syarat ketaatan ummat kepada ulama, pemimpin (umara). Ketika ketatan berubah menjadi maksiat, maka tidak boleh taat kepada siapapun yang menyalahi syariat Allah dan RasuluNya Saw.

وعن ابن عمر رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ( على المرء المسلم السمع والطاعة فيما أحب وكره إلا أن يؤمر بمعصية فإذا أمر بمعصية فلا سمع ولا طاعة ) متفق عليه,
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda: “Seorang Muslim wajib mendengar dan menaati apa yang ia sukai dan tidak ia sukai, kecuali jika ia diperintahkan untuk berbuat maksiat. Jika ia diperintahkan untuk berbuat maksiat, maka tidak ada lagi pendengaran dan ketaatan.” (muttafq alaih)

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ

عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Tgk.H.Abdul Hamid Usman, Lc,MA
Ketua Dewan Fatwa Al Washliyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *