31.1 C
Jakarta
Kamis 18 September, 2025
Beranda blog Halaman 22

Korupsi Oplosan Pertamax di Pertamina, Ketum PB Al Washliyah: Hukum Berat Pelakunya

0
Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis SH,MM saat membuka kegiatan Majelis Pendidikan di Jakarta.

JAKARTA –Manipulasi bahan bakar minyak (BBM) beroktan 90 menjadi RON 92 merupakan salah-satu dari sekian modus dalam kasus dugaan korupsi ekspor-impor minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina yang dilakukan subholding PT Pertamina Patra Niaga. Pengoplosan bahan bakar murah beroktan rendah menjadi kelas nonsubsidi tersebut dijual ke pasaran sehingga merugikan hak-hak masyarakat dan konsumen.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Al-Washliyah, KH Masyhuril Khamis mengatakan, sikat dan berikan hukuman berat terhadap pelaku korupsi. “Karenanya Kejaksaan Agung, KPK, dan intelijen negara harus berkolaborasi memberantas praktik pencurian ini,” ujar Kiai Masyhuril.

Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung) Abdul Qohar menerangkan, rangkaian kegiatan manipulatif tersebut, dimulai dari hulu. Mulai dari pengadaan impor produk kilang berupa BBM RON 92 untuk pemenuhan kebutuhan di dalam negeri.

Namun, dalam pengadaan tersebut, BBM yang didatangkan adalah RON 90. Menurut Qohar, PT Pertamina Patra Niaga membayar BBM RON 90 yang diimpor tersebut dengan harga BBM RON 92. Perbuatan tersebut, kata Qohar dilakukan sepanjang 2018 sampai 2023.

“Itu salah satu modusnya, yang saya katakan RON 90 ya, tetapi dibayarnya seharga RON 92,” ujar Qohar di Kejagung, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2025/27 Sya’ban 1446 H.

Menurut Qohar, dari BBM RON 90 impor tersebut, PT Pertamina Patra Niaga mengumpulkannya ke dalam storage atau depo. “Kemudian (BBM) di-blending, dicampur ya kan, dioplos,” ujar Qohar.

Modus lainnya, kata Qohar terkait dengan ragam pengkondisian yang memunculkan kerugian negara mencapai Rp 193,7 triliun. “Ada modus yang sampai saat ini ditemukan oleh penyidik, pertama adalah adanya kerugian negara ekspor minyak mentah dalam negeri, yang saya sampaikan bagian dari K3S (KKKS-Kontraktor Kontrak Kerjasama),” ujar Qohar.

Kemudian kerugian negara akibat impor minyak mentah melalui DMUT atau broker. “Jadi pada saat yang sama bagian K3S itu dijual ke luar negeri dengan alasan harganya yang tidak masuk HPS (harga perkiraan sendiri). Kualitasnya tidak sama. Tapi pada saat yang sama, waktu yang sama, justru Pertamina mengimpor minyak mentah dari luar negeri,” ujar Qohar.

Ia melanjutkan, impor minyak mentah dari luar negeri tersebut merugikan keuangan negara. “Karena harganya (minyak mentah impor) tiga kali lebih tinggi dari pada minyak mentah yang diekspor,” ujar Qohar.

Selanjutnya, kata Qohar kerugian bahan bakar minyak melalui DMUT atau broker yang membuat harga beli bahan bakar di dalam negeri menjadi mahal. Sehingga membuat pemerintah mengharuskan pemberian kompensasi dan subsidi setiap pembelian BBM.

“Saya katakan akibat harga yang sangat tinggi, maka ketika minyak itu diolah menjadi barang jadi, atau minyak jadi, dijual kepada masyarakat harganya tentu tinggi. Ketika itu dijual kepada masyarakat, maka jelas masyarakat tidak mampu atau terlalu tinggi sehingga pemerintah turun tangan memberikan subsidi dan kompensasi,” ujar Qohar.

Pada Senin (25/2/2025) dari penyidikan sementara, Jampidsus Kejagung mengumumkan tujuh orang sebagai tersangka dalam pengusutan korupsi ekspor-impor minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina. Para tersangka tersebut, pun sejak diumumkan status hukumnya langsung dijebloskan ke sel tahanan terpisah. (republika/sir)

Jumat Hilal Telah di Atas Ufuk, Al Washliyah Tetapkan Awal Ramadan Hari Sabtu 1 Maret 2025

0
Foto-Istimewa

JAKARTA – Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah (PB Al Washliyah) c/q Lembaga Hisab dan Rukyah PB Al Washliyah menetapkan awal Ramadan 1446 H/2025 Masehi jatuh pada hari Sabtu (Pahing) tanggal 1 Maret 2025. Penetapan ini merupakan hasil rapat Bersama PB Al Washliyah, Dewan Pertimbangan, Dewan Fatwa, Lembaga Hisab dan Rukyah PB Al Washliyah yang digelar 23 Februari 2025/24 Sya’ban 1446 H.

Hasil rapat diterima pers di Jakarta, hari Selasa 25 Februari 2025/26 Sya’ban 1446 H menyebutkan paparan narasumber Dr.KH.Arso,SH,M.Ag, Ketua Lembaga Hisab dan Rukyah PB Al Washliyah tentang penetapan awal Ramadan 1446 H/2025 M dalam tinjauan ilmu astronomi (ilmu hisab) yang pada intinya menyampaikan:

a). Bahwa ijtimak awal Ramadhan 1446 H terjadi pada hari Jumat tanggal 28 Februari 2025 M bertepatan dengan tanggal 29 Syakban 1446 H. Pukul 07 : 44 : 33 WIB;

b). Bahwa ketika terbenam matahari pada hari terjadinya ijtimak tersebut di atas (a) di seluruh Wilayah Indonesia hilal telah berada di atas ufuk mar’i pada ketinggian terendah 030 19’ 19.30” dengan elongasi 040 49’ 04” (di Jayapura), sampai dengan tertinggi 040 24’ 24.09” dengan elongasi 6.40 (di Lhok Nga-Banda Aceh);

Dengan demikian menunjukkan bahwa untuk Daerah Aceh telah memenuhi kriteria imkan rukyah kesepakatan negara MABIMS (Menteri Agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia dan Singapura) yang baru dengan ketinggian hilal (030) di atas ufuk dan elongasi 6.240 (60 24’ 06”).

c).Bahwa walaupun ketinggian hilal sudah sedemikian sebagaimana disebut di atas poin (b), sangat kecil kemungkinan untuk berhasil dirukyah. Namun demikian, jika hilal awal Ramadhan 1446 H tidak berhasil dirukyah, ketetapan jatuhnya awal 1 Ramadhan 1446 H dapat ditetapkan berdasarkan telah mencapai kriteria imkan rukyah (kriteria MABIMS).

Pengurus Besar Al Washliyah Bersama Dewan Pertimbangan, Dewan Fatwa dan Lembaga Hisab dan Rukyah PB Al Washliyah, memutuskan pertama menetapkan jatuhnya 1 Ramadan 1446 H/2025 M pada hari Sabtu (Pahing) tanggal 1 Maret 2025 (Berdasarkan telah memenuhi kriteria imkan rukyah Mabims). Kedua, merekomendasikan, mengusulkan kepada pemerintah RI c/q Menteri Agama RI selaku pimpinan sidang isbat penetapan awal Ramadan 1446 H berdasarkan hasil rukyah yang akan dilakukan pada hari Jumat, 28 Februari 2025 di beberapa titik di wilayah Indonesia.

Namun, jika pelaku rukyah tidak berhasil merukyah hilal Ramadan 1446 H, maka Al Jam’iyatul Washliyah (Al Washliyah) mengusulkan agar sidang isbat dapat menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada hari Sabtu, tanggal 1 Maret 2025 berdasarkan kondisi hilal Ramadan 1446 H telah mencapai kriteria imkan rukyah (kepakatan MABIMS), demi kemaslahatan dan rasa kebersamaan untuk terciptanya silaturahim dan keharmonisan di tengah-tengah masyarakat.

Hasil rapat penetapan awal Ramadan ini, juga disampaikan tertulis oleh PB Al Washliyah kepada Menteri Agama RI, Prof.Dr.H.Nasaruddin Umar, MA. Intinya adalah, apabila pelaku rukyah tidak brhasil merukyah hilal Ramadan 1446 H, maka Al Washliyah sebagai Ormas Islam yang lahir pada 30 November 1930 di Kota Medan, Sumatera Utara, mengusulkan agar peserta sidang isbat dapat memutuskan dan menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada hari Sabtu tanggal 1 Maret 2025. Sedangkan penetapan 1 Syawal 1446 H akan dirapatkan pada 27 Ramadan.(rilis/sir)

1.234 Peserta Ikuti Seleksi Tenaga Pendukung PPIH Arab Saudi di Jeddah

0
Tenaga pendukung PPIH Arab Saudi. (foto-kemenag)

JEDDAH –Kementerian Agama menggelar ujian seleksi bagi Tenaga Pendukung (Tepung) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1446 H/2025 M. Seleksi digelar dengan Computer Assisted Test dan wawancara.

Pendaftaran seleksi Tepung PPIH dibuka dari 14 – 20 Februari 2025. Total ada 1.380 peserta yang mendaftar. Dari jumlah itu, ada 1.234 peserta yang dinyatakan lolos verifikasi dan berhak ikut CAT dan Wawancara.

“Seleksi Tepung digelar di Jeddah dan Madinah. Ada 740 peserta yang mengikuti seleksi di Jeddah pada 24 dan 25 Februari 2025,” terang Konjen RI di Jeddah, Yusron Ambary, Selasa, 25 Februari 2025/26 Sya’ban 1446 H.

Hadir menyaksikan proses seleksi tepung di Jeddah, Direktur Bina Haji Musta’in Ahmad, Direktur Pengelolaan Dana Haji Ramadan Harisman, Kepala Pusat Data dan Informasi Setjen Kemenag Abdul Rouf, Konsul Haji pada KJRI Jeddah Nasrullah Jasam, dan Head of Chancery Konsulat Jenderal Republik Indonesia Soeharto.

“Seleksi di Madinah akan digelar pada 26 dan 27 Februari 2025 dengan 494 peserta,” sambungnya.

Yusron berpesan bahwa seleksi ini menjadi bagian ikhtiar dari Kementerian Agama untuk mendapatkan petugas haji yang berdedikasi dalam melayani tamu-tamu Allah. “Kalua diterima, niatnya diluruskan untuk melayani tamu Allah,” sebut Yusron.

Hal senada disampaikan oleh Direktur Bian Haji, Musta’in Ahmad. Menurutnya, para tenaga pendukung yang terpilih nantinya harus siap menyebar ditempatkan di berbagai tugas layanan. Tepung juga harus memiliki komitmen kuat dalam melayani dluyufurrahman.

“Ibarat tepung selalu tersebar saat digunakan untuk membuat makanan, tepung PPIH juga harus siap meyebar bekerja secara total melayani tamu Allah,” tutur Musta’in Ahmad.

“Dalam kerja keras melayani tamu Allah, tepung tetap harus melakukannya dengan happy. Seperti orang yang tangannya banyak tepung saat membuat makanan, mereka juga selalu tepuk tangan,” sambungnya.

Musta’in menambahkan, para Tepung nantinya akan ditempatkan di Daerah Kerja Bandara, Daerah Kerja Madinah, dan Daerah Kerja Makkah. “Insya Allah hasil seleksi ini akan diumumkan pada 2 Maret 2025. Selanjutnya akan dilakukan proses verifikasi berkas faktual, lalu penempatan penugasan,” sebut Musta’in.

“Sekali lagi, luruskan niat untuk benar-benar memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji,” tandasnya. (kemenag/sir)

Sejak Kapan Salat Tarawih 23 Rakaat Digugat?

0
Dr.H.Muhammad Nasir, Lc,MA, Wakil Ketua Dewan Fatwa Al Washliyah.

TARAWIH secara terminologi tidak dikenal pada masa Rasul Saw, baik dalam ucapan Nabi Saw ataupun di dalam hadisnya tidak pernah menyebutkan kata-kata Tarawih. Pada masa Nabi Saw, salat-salat sunat pada malam-malam Ramadan hanya dikenal dengan istilah Qiyam Ramadan, diambil dari sabda Nabi Saw: Man qama ramadhana imaman wahtisaban ghufira lahu ma taqaddama min zambihi (siapa-siapa yang mendirikan Qiyam Ramadan dan karena beriman dan mengharapkan pahala dari Allah Swt, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni oleh Allah Swt (Hadis Riwayat Bukhari).

Kuat dugaan bahwa istilah Tarawih diambil dari perkataan Aisyah ra. yang mengatakan: Nabi Saw salat malam empat rakaat, kemudian yatarawwah (beristirahat) kemudian salat lagi dan panjang sekali (Hadis Riwayat Imam Baihaqi).

Dan hadis ini menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw melaksanakan salat malam 4 rakaat diselangi dengan istirahat kemudian melanjutkan kembali salatnya, dan tidak pula dipastikan berapa jumlah rakaatnya, dan tidak juga dapat dipastikan apakah itu Salat Witir ataukah Salat Tarawih. Yang perlu digaris bawahi, bahwa istilah Tarawih bukan dari ucapan Rasul Saw tapi dari ucapan Aisyah ra.

Adapun jumlah salat malam Nabi Saw baik di dalam Ramadan maupun di luar Ramadan berjumlah 11 rakaat, dikutip dari jawaban Aisyah ra. ketika seorang tabi’in yang bernama Abu Salamah bin Abdurrahman bertanya kepada Aisyah ra. isteri Rasul Saw tentang shalat Nabi Saw pada bulan Ramadan, Aisyah menjawab: Rasul Saw tidak pernah menambahi baik di bulan Ramadan maupun di luar Ramadan dari 11 rakaat, beliau salat 4 rakaat dan jangan kamu tanyakan baik dan panjang rakaatnya. Kemudian beliau salat 4 rakaat, dan jangan kamu tanyakan baik dan panjangnya, kemudian salat 3 rakaat, kemudian Aisyah berkata: saya bertanya, wahai Rasulullah, apakah anda tidur sebelum salat Witir, beliau menjawab, wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur tetapi hatiku tidak tidur (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, Abu Daud, Turmuzi, An-Nasai, Malik bin Anas).

Jika dipahami hadis di atas, secara utuh nampak jelas bahwa konteks hadis yang shahih ini membicarakan salat Witir, dengan alasan bahwa Aisyah bertanya kepada Nabi apakah dia tidur sebelum Witir. Lagi pula, shalat yang dilakukan oleh Nabi Saw sepanjang tahun baik dalam Ramadan atau luar Ramadan adalah salat Witir, sedangkan shalat Tarawih khusus dilakukan di dalam Ramadan.

Jadi, jika hadis di atas dijadikan dalil bahwa Salat Tarawih Nabi Saw 8 rakaat, dan tiga rakaat Witir, sangat tidak tepat, karena jadilah Witir Nabi Saw di bulan Ramadan 3 rakaat dan 8 rakaat lagi Tarawih, atau semuanya Witir (11 rakaat) jadilah Nabi Saw tidak pernah melaksanakan Tarawih, atau hadis di atas dipenggal dua, 8 rakaat dalil Tarawih 3 rakaat dalil Witir, sangat tidak tepat karena hadis di atas merupakan dalil untuk satu paket salat Witir. Atau solusi terakhir, pada bulan Ramadan, di atas sebagai dalil untuk Tarawih dan Witir dan di luar Ramadan sebagai dalil untuk Witir saja, berarti tidak ada dalil khusus untuk sholat tarawih. Dengan demikian Salat Tarawih 8 rakaat dikerjakan tanpa dalil yang pasti.

Lalu bagaimana dengan Tarawih dan Witir 23 rakaat? Apakah dilaksanakan tanpa dalil? Menurut hadis shahih “Man qama ramadana…dst” tidak menentukan jumlah rakaatnya, lalu jika ditentukan 20 rakaat dan setiap 4 rakaat ada istirahat bersesuaian dengan terminologi Tarawih itu sendiri, tarwihah (untuk 1 kali istirahat), tarwihatani (untuk 2 kali istirahat), tarawih (untuk beberapa kali istirahat). Sedangkan yang 8 rakaat istirahatnya hanya 1 kali (tarwihah) atau setiap 2 rakaat istirahat tidak sesuai dengan pelaksanaan Nabi Saw, karena beliau istirahat setelah 4 rakaat.

Alasan kedua, hadis mauquf, bahwa Ubay bin Ka’ab mengimami Salat Tarawih 20 rakaat walaupun hadis ini mauquf dapat menjadi hadis marfu’ (dihubungkan kepada perbuatan Nabi) karena dalam ilmu hadis jika hadis mauquf tidak berkaitan dengan persoalan ijtihadiyah dapat dinaikkan statusnya menjadi marfu’.

Alasan ketiga, Salat Tarawih 20 rakaat sudah merupakan ijma’ para sahabat, karena ketika Umar memerintahkan Ubay bin Ka’ab untuk mengimami Salat Tarawih 20 rakaat ditambah Witir 3 rakaat tidak ada seorangpun diantara sahabat Nabi Saw yang protes, termasuk Aisyah ra, isteri Nabi Saw yang masih hidup pada masa itu. Padahal Aisyah sendiri yang menceritakan bahwa salat malam Nabi Saw baik di dalam Ramadan maupun di luar Ramadan tidak lebih dari 11 rakaat. Demikian pula sahabat-sahabat yang lain yang paling mengerti tentang shalat Nabi Saw, seandainya shalat Tarawih 20 rakaat itu menyalahi sunnah Nabi Saw tentu Ubay bin Ka’ab dan Umar bin Khattab menuai protes besar-besaran dari para sahabat yang lain.

Demikian yang telah disepakati oleh para sahabat Nabi Saw bahwa Salat Tarawih itu 20 rakaat tanpa ada gugatan dari pihak manapun, dan kesepakatan itu menurut Ibnu Abd Barr (w. 463 H), Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi (w. 620 H) sudah merupakan ijma’ (konsensus) para sahabat, dan diikuti oleh Imam-imama Mazhab yang populer, Mazhab Hanafi, Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbal, bahkan Ibnu Taimiyah (w. 728 H) sendiri pun menegaskan bahwa itu adalah sunnah (bukan bid’ah) karena Ubay bin Ka’ab shalat di hadapan orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar dan tidak ada seorangpun diantara mereka yang mengingkari (lihat Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah, Juz.12, hal.70).

Barulah seorang ulama yang bernama Imam Ashan’ani (w. 1182 H) dalam kitabnya Subulussalam Syarah Bulugul Maram karya Ibnu Hajar Al-Qalani “menggugat” bahwa shalat Tarawih berjamaah dengan jumlah rakaat tertentu adalah bid’ah (lihat Subulussalam Juz. 2 Daarul Hadis hal.393), namun pada prinsipnya Qiyam Ramadan menurut beliau adalah sunnah. Anehnya menurut penulis, ulama besar ini tidak menentukan berapa jumlah yang sebenarnya menurut sunnah, sementara shalat Tarawih berjamaah yang dilakukan oleh Umar bin Khattab dan Ubay bin Ka’ab hukumnya sunnah.

Demikian pula seorang “pendekar” hadis abad ke-20 Syekh Nashiruddin Al-Bani “menggugat” Salat Tarawih 20 rakaat atau lebih dari 11 rakaat, sama dengan menambah jumlah rakaat Salat Zuhur menjadi 5 rakaat.

Pertanyaan yang menggelitik kita, kenapa selama 1409 tahun dalam catatan sejarah umat Islam tidak ada yang menggugat dan mempermasalahkan Salat Tarawih 20 rakaat? Mengapa Syekh Shan’ani hidup antara abad 11-12 Hijriyah, dan Syekh Al-Bani hidup akhir abad 20 Masehi mempersoalkan jumlah Tarawih 20 rakaat? Wallahua’lam bil ash-shawab

Dr.H.Muhammad Nasir, Lc, MA

  • Wakil Ketua Dewan Fatwa Al Washliyah
  • Pimpinan Ponpes Tahfiz Al Qur’an Al Mukhlisin Batubara.

MTs Al Washliyah Desa Lama Gelar Turnamen FreeFire

0

MEDAN – Madrasah Tsanawiyah Al Washliyah Desa Lama, Sumatera Utara, mengadakan tournament Freefire bersama By.U dan Telkomsel guna meningkatkan dan membantu siswa dalam pengembangan keterampilan kerjasama tim, komunikasi, analisis strategi, multitasking dan literasi digital serta memanfaatkan bakat non akademik siswa.

Wakil Kepala Madrasah Bidang kesiswaan, M. Maulana Al Fikri menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi antara MTs.S Al Washliyah Desa Lama dengan By.U dan Telkomsel untuk mendorong kualitas prestasi non akademik siswa. Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan tersebut terbuka umum yang juga diikuti oleh remaja di sekitar madrasah, belum lama ini.

M. Irwinsyah, S.Pd.I, Kepala Madrasah Tsanawiyah Al Washliyah, memberi apresiasi terhadap By.U dan Telkomsel atas kontribusi dalam pelaksanaan kegiatan E-Sprot di MTs.S Al Washliyah Desa Lama dan perhatian terhadap bakat non akademik siswa. (rilis/sir)

Sekjen PB Buka Muswil di Padang, Hangky Mustav Sabarta Terpilih Jadi Ketua PW Al Washliyah Sumbar

0
Sekjen PB Al Washliyah, Dr.Ir.H.Amran Arifin MM,MBA.

PADANG –Pengurus Wilayah Al Washliyah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) pada hari Minggu 23 Februari 2025/24 Sya’ban 1446 H di Hall Provinsi Sumbar di Bukit Lampu, Teluk Bayur, Kota Padang, Sumatera Barat.

Sekjen Pengurus Besar Al Washliyah, Dr.Ir.H. Amran Arifin,MM, MBA, Staf Ahli Gubernur Sumbar Jasman, Ketua KNPI sekaligus Wakil Ketua DPRD Sumbar Nanda Satria, dan Forkopimda Sumbar.

Muswil sendiri quorum karena dihadiri 13 Pengurus Daerah Al Washliyah dari 19 pengurus daerah di 19 kota dan kabupaten se Sumbar.

Pada pembukaan, Sekjen PB Al Washliyah Amran Arifin menekankan kolaborasi Al Washliyah dalam pembangunan. “Al Washliyah di manapun beradanya harus berkolaborasi dan berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan anak bangsa terutama anak-anak Sumatra Barat,” ujar Amran Arifin.

Sedangkan Nurkhalis di Muswil ucapkan terima kasih atas kebersamaan kader dari simpatisan Al Washliyah se-Sumbar.

“Sangat banyak romantisme pergerakan untuk syiar Islam dalam dakwah dan pendidikan kita bersamai selama ini. Tentu ini menjadi modal Al Washliyah Sumbar hari ini dan ke depan sangat solid menjalankan harapan PB Al Washliyah, untuk itu terima kasih atas kebersamaan selama ini,” ujar Nurkhalis.

Pada sesi pemilihan ketua dan formatur, terdapat dinamika meski dilandasi rasa kekeluargaan sesama kader Al Washliyah. “Hasilnya, formatur terpilih menetapkan Hangky Mustav Sabarta,SH.MH periode 2025-2030, beliau prosesi sebagai advokat dan ketua Peradi Padang,”ujar Nurkhalis didampingi tokoh Al Wasliyah Sumbar, Dr Mhd Djamil dan H Maidestal Hari Mahesa.

Wakil Ketua DPRD Sumbar, Nanda Satria mengakui organisasi Al Washliyah selama ini telah mampu menjaga eksistensi organisasinya di tengah berdinamikanya Sumatera Barat.

“Dan di forum Muswil ini, saya tegaskan bahwa Nada Satria sangat bangga menjadi bagian dari Keluarga Besar Al Washliyah, selamat kepada Ketua terpilih Bang Hangky dan terima kasih ke Bang Nurkhalis yang merupakan founding father Al Wahliyah di ranah minang ini,”ujar Nanda.

Kepada ketua dan formatur diberi Waktu seminggu untuk Menyusun komposisi personalia PW Al Washliyah Sumatera Barat periode 2025-2030. Kemudian susunan pengurus dilaporkan ke PB Al Washliyah Jakarta untuk proses penerbitan Surat Keputusan (SK).

Pada periode 2019-2024, Hanky Mustav Sabarta menjabat Sekretaris PW Al Washliyah Sumatera Barat. Dalam muswil kaliini dia terpilih menjadi ketua wilayah. (rilis/sir)

PD Al Washliyah Deli Serdang Gelar Forum Diskusi Peningkatan Kinerja Kepala Satuan Pendidikan

0

LUBUK PAKAM – Pendidikan tak dapat dipungkiri merupakan amal usaha utama Al Washliyah, bahkan sejak berdirinya organisasi ini di tahun 1930. Bahkan jumlah sekolah dan madrasah yang berada di bawah naungan Al Washliyah, merupakan salah satu yang terbesar di antara organisasi Islam di Indonesia. Di Kabupaten Deli Serdang saja, tak kurang dari 80 lembaga pendidikan yang langsung dikelola oleh Majelis Pendidikan Al Washliyah. Belum lagi lembaga lain yang berafiliasi dengan Al Washliyah, jumlahnya hingga ratusan.

Namun kuantitas yang banyak tidaklah berarti jika tidak diiringi dengan kualitas yang juga mumpuni bahkan diakui. Kualitas lembaga pendidikan tentu harus dimulai dari Kepala Sekolah dan Kepala Madrasah selaku top manager dari lembaga tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan diskusi internal antara Kepala Sekolah.

Selanjutnya pemateri pertama yang juga Ketua Majelis Pendidikan Al Washliyah Provinsi Sumatera Utara, memaparkan mengenai manajemen perubahan dalam era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Beliau seorang praktisi pendidikan dan narasumber dalam berbagai kegiatan pengembangan pendidikan. Dalam hal ini banyak membagikan pengalamannya sebagai Kepala Sekolah CT Foundation yang merupakan salah satu sekolah rujukan tingkat nasional.dan Kepala Madrasah mengenai peningkatan kinerja. Diskusi ini juga menjadi ajang bertukar informasi dan saling memberikan insipirasi untuk kemajuan sekolah dan madrasah.

Acara ini berlangsung di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang pada hari Sabtu 22 Januari 2025 bertepatan dengan 23 Sya’ban 1446 Hijriah. Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Ketua PD Al Washliyah, Ustadz H. M. Soleh, M.H, Ketua Majelis Pendidikan, H. Zulkarnaen, M.Si, Sekretaris Majelis Dakwah Ustadz Muhammad Abduh Nasution yang juga bertindak sebagai moderator diskusi.

Turut berhadir juga dan Kepala Sekolah/Madrasah Al Washliyah se Kabupaten Deli Serdang. Adapun pemateri ada tiga narasumber yaitu H. Imam Kusnodin M.Pd, Dr. Syukri Azwar Lubis, MA, dan H. Zulkarnaen, M.Si

Kegiatan ini langsung dibuka oleh Ketua Pengurus Daerah (PD) Al Jam’iyah Washliyah, Ustadz H. Muhammad Soleh, S.Ag, M.H. Dia berpesan agar ajang diskusi ini dapat memberikan inspirasi bagi para kepala sekolah dan madrasah untuk memajukan lembaga pendidikannya masing-masing. Apalagi kepala sekolah dan madrasah telah diberikan amanah oleh Pengurus Daerah untuk dapat memajukan pendidikan di instansi masing-masing. Hal ini karena para kepala sekolah dan madrasah tersebut dinilai memiliki kapasitas yang baik untuk menjalankan amanah tersebut.

Pemateri selanjutnya adalah, Dr.Syukri Azwar Lubis, MA, akademisi yang telah malang melintang di dunia pendidikan dan saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor Universitas Al Washliyah Medan. Sebelum menjabat sebagai Wakil Rektor, pernah memulai karir dari seorang guru hingga kepala sekolah. Oleh karena itu beliau menyampaikan tantangan dunia pendidikan di tengah gempuran kemajuan zaman. Harapannya tentu saja adalah bagaimana agar lembaga pendidikan Al Washliyah bukan hanya sanggup bersaing, namun menjadi sekolah berstandar internasional.

Pemateri terakhir, H.Zulkarnaen, M.Si, memberi penguatan, disampaikan langsung oleh Ketua Majelis Pendidikan Al Washliyah Deli Serdang. Sebagai orang yang sudah lama berkecimpung pada birokrasi pendidikan, beliau memaparkan mengenai konsep dasar manajemen yang disingkat dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Konsep ini adalah kerangka manajemen yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan. Beliau juga sekaligus menutup kegiatan ini. (Biro Infokom/sir)

Pelantikan dan Raker Perdana Angkatan Putri Al Washliyah Deli Serdang

0
Foto bersama pelantikan

LUBUK PAKAM – Organisasi Bagian merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki oleh Al Jam’iyatul Washliyah (Al Washliyah). Salah satu organisasi tersebut adalah Angkatan Putri Al Washliyah (APA). Organisasi bagian ini merupakan sayap keputrian Al Washliyah, yang diisi oleh tenaga muda yang kreatif untuk menggerakkan roda organisasi Al Washliyah.

Oleh karena kepengurusan telah terbentuk, maka perlu diadakan pelantikan. Kegiatan ini juga sekaligus rapat kerja perdana untuk menajamkan rencana kerja organisasi ke depan. Acara ini berlangsung di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada hari Sabtu 22 Januari 2025 bertepatan dengan 23 Sya’ban 1446 Hijriah.

Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Dr. H. Misnan Al-Jawi, M.H, anggota DPRD Kab. Deli Serdang yang juga Ketua Dewan Penasehat Al Washliyah Deli Serdang, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Deli Serdang didampingi Kepala Kantor Urusan Agama Lubuk Pakam.

Dari unsur Pengurus Daerah (PD) antara lain Ketua PD Al Washliyah H. M. Soleh, M.H, Sekretaris Umum H. Edi Sundowo, MA, Ketua Majelis Pendidikan H. Zulkarnaen, M.Si, Sekretaris Majelis Pendidikan Abdul Ghofur Sina, Sekretaris Majelis Dakwah Ustadz Muhammad Abduh Nasution beserta pengurus lain.

Selain itu turut hadir pengurus organisasi bagian lain seperti Muslimat, GPA, IGDA, ISARAH, HIMMAH, dan IPA.

Pengurus yang telah terpilih langsung dilantik oleh Pengurus Wilayah APA Provinsi Sumatera Utara yang dihadiri oleh Ketua, Wakil, Sekretaris dan Bendahara. Pengurus yang terpilih dikomandoi oleh Murah Harfani Batubara, M.Pd selaku ketua, Trie Irawidia, S.Pd sebagai Sekretaris, dan Bendahara yaitu Nurul Masdalifah S.Pd.I.

Dalam sambutannya, Kepala Kantor Kemenag Deli Serdang, mengungkapkan bahwa sosok Ketua APA Deli Serdang merupakan sosok yang memiliki integritas tinggi, terbukti dengan prestasinya sebagai Pengawas Madrasah Inovatif tingkat nasional.

Ketua PD Al Washliyah Deli Serdang, HM Soleh MH dalam sambutannya, menyambut baik adanya pelantikan ini. Sepanjang periode kepengurusan PD Al Washliyah 2021 s/d 2025, telah berhasil mengaktifkan kembali organisasi-organisasi bagian Al Washliyah. Pelantikan APA melengkapi seluruh organisasi bagian yang ada dalam jajaran Al Washliyah Deli Serdang. Beliau berharap agar ke depan dapat dibina sinergi program antara organisasi bagian yang ada.

Adapun Ketua Dewan Penasihat Al Washliyah Deli Serdang, dalam arahan dan bimbingannya, mengajak kepada seluruh kader Al Washliyah untuk dapat meneguhkan jiwa Al Washliyah di dalam diri masing-masing. Karena organisasi Al Washliyah telah banyak melahirkan kader kader militan yang berjuang di jalan Allah. Oleh karena itu harus menjadi contoh bagi kita semua. (Biro Infokom/sir)

Ketum PB Al Washliyah Bertolak ke Malaysia Hadiri Muzakarah di Ipoh Perak

0
Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM

JAKARTA- Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam`iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), Dr.H.Masyhuril Khamis,SH,MM beserta Ketua PB Al Washliyah Bidang Hubungan Antarlembaga,Dr.KH.Julian Lukman, MA bertolak ke Malaysia pada Ahad siang, 23 Februari 2025/24 Sya’ban 1446 H. Tujuan ke negara jiran ini untuk memenuhi undangan muzakarah oleh Mufti Negeri Perak, Malaysia.

Acara muzakarah Sultan Nazrin Muzzuddin Syah akan berlangsung pada 24-26 Februari 2025 di Bandar Meru Raya, Ipoh Perak Darul Ridzuan, Malaysia.

Pada hari Senin dilakukan dengan pendataan pesera, kemudian dilanjut dengan makan malam. Pada pukul 8.30 malam – 10.30 malam taklimat program, majelis sama’ hadist; Mukhtasar Ibnu Abi Jamrah oleh Dr.Yahya Abdul Razak Al Ghawthani (anggota kesatuan kejurulatihan dan penasihatan sedunia (INLPTA).

Selasa pagi, Majelis Peresmian Muzakarah, ucapan aluan S.S Mufti Perak Darul Ridzuan, dan titah Diraja. Siang hari, bentangan ucaptama dengan tajuk Disiplin Ilmu Tasawuf: Metodologi Pembinaan Manusiawi dan Pemeliharaan Watani oleh Syaikh Dr Usamah Al Sayyed Mahmood Muhammad Sa’ad Al Azhari, Menteri Wakaf Republik Arab Mesir.

Sore hari, bentangan kertas kerja 1 dengan tajuk: Integrasi Antara Disiplin Ilmu Fiqh dan Disiplin Ilmu Tasawuf Menurut al-Imam al-Gazhali, oleh Prof.Dr.Al Habib Al Syyed Abdul Hamid Bin Ali al Mahdaly al-Huasiny al-Azhari, mantan pensyarah university Islam Sultan Sharif Ali (Unissa) Brunai Darussalam.

Muzakarah ini akan berakhir pada hari Rabu sore. (sir)

Hari Ini, Sekjen PB Al Washliyah Hadiri Muswil Sumatera Barat di Padang

0
Sekjen PB Al Washliyah, Dr.H.Amran Arifin, MM.MBA.

JAKARTA – Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Al Washliyah, Dr.Ir.H.Amran Arifin, MM,MBA, sesuai jadwal menghadiri musyawarah Wilayah (Muswil) Pengurus Wilayah Al Washliyah Provinsi Sumatera Barat di Padang, pada hari Ahad 23 Februari 2025/24 Sya’ban 1446 H.

Sekjen PB Al Washliyah terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Ahad pagi. Panitia dan pengurus akan menjemput Sekjen di bandara dan langsung menuju lokasi acara, yang digelar di Gedung Convention Hall Sumatera Barat (Bukit Lampu).

Muswil ini akan dihadiri pengurus daerah se-Provinsi Sumbar dan pengurus Organisasi Bagian Al Washliyah.

Marta Suhendra, M.Pd, panitia pelaksana muswil, menjelaskan hal itu melalui surat resminya yang diterima oleh PB Al Washliyah di Jakarta. Semula yang diagendakan hadir pada acara itu adalah Ketua Umum PB Al Washliyah bersama Sekjen PB Al Washliyah, namun pada hari Ahad ini, ketua umum bertolak ke Malaysia untuk mengikuti suatu acara.

Sebagaimana lazimnya, muswil ini selain memilih ketua wilayah juga Menyusun program kerja strategis untuk lima tahun ke depan. Sebelumnya PW Al Washliyah Provinsi Sumatera Barat periode 2019-2024 berdasar SK Nomor: Kep-457/PB-AW/XXI/XII/2019. Ketua Nurkhalis B, SH, Sekretaris Hanky Mustav Subarta, SH,MH dan bendahara, Dr.Subhan, M.Pd. (sir)

Larangan Memburukan Orang Lain

0
H.Zulpan, Lc,MA Ketua PPLN Al Washliyah Brunai Darussalam

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا قَالَ الرَّجُلُ هَلَكَ النَّاسُ فَهُوَ أَهْلَكُهُمْ

Dari Abi Hurairah RA bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila ada seseorang yang berkata; ‘Celakalah (binasalah) manusia’, maka sebenarnya ia sendiri yang lebih celaka dari mereka.” (HR Muslim No: 4755) Status: Hadits Shohih

Pengajaran:

  1. Seorang muslim tidak boleh berfikiran buruk dan menghukum kecelakaan ke atas orang lain kerana hukum berkenaan mungkin akan berpaling kepada dirinya sendiri.
  2. Seseorang yang menganggap orang lain lebih buruk atau lebih sesat daripada dirinya cenderung jatuh dalam perangkap kesombongan dan rasa takabbur. Islam mengajar kita untuk bersikap rendah hati dan tidak menghakimi orang lain, kerana hanya Allah Ta’aala yang mengetahui hati dan nasib setiap hamba-Nya. Jangan sekali-kali kita memburukkan orang lain kerana kita mungkin lebih buruk dari mereka.
  3. Sikap sombong yang terkandung dalam ungkapan “celakalah atau binasalah si fulan” adalah suatu bentuk kebanggaan diri yang tidak seharusnya ada dalam hati seorang Muslim. Kebanggaan yang berlebihan terhadap amal ibadah atau status kita boleh menjerumuskan kita kepada kebinasaan, kerana ia menjauhkan kita dari sifat tawadhu’ (rendah hati) dan mendorong kita untuk meremehkan orang lain.
  4. Nasib diri kita adalah mengikut apa yang difikirkan oleh akal kita. Jika akal kita berfikiran negatif, maka natijahnya adalah negatif. Seorang Muslim perlu memelihara baik sangka terhadap Allah Ta’aala.
  5. Kecelakaan yang berlaku ke atas diri kita bukanlah semestinya disebabkan oleh perbuatan atau kejahatan orang lain. Bahkan ia mungkin berlaku kerana sikap diri sendiri.
  6. Mengakui akan kelemahan dan kejahilan diri sebenarnya lebih penting dari menghukum kejahatan orang lain atau menyalahkan mereka. Islam mengajarkan kita untuk saling memahami dan bersikap kasih sayang terhadap sesama. Kita tidak tahu keadaan hati seseorang dan bagaimana Allah Ta’aala melihat mereka. Oleh itu, seharusnya kita berusaha untuk membantu dan memberi nasihat dengan cara yang baik, bukan merendahkan atau mencela.
  7. Kita harus mengakui akan kelemahan diri dahulu dan tidak menjadikan orang lain sebagai pelarian (escapist) dengan menuding jari kepada orang lain
  8. Di dalam Qo’idah ilmu tashowwuf
    “من عرف نفسه عرف ربه ” barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal Tuhannya, jika seseorang mencela org lain dgn ucapan binasa berarti dia tidak kenal dengan dirinya dan tidak kenal apakah Tuhan berkenan dengan akhlaq yang diperbuatnya dari mencela org tersebut, tiada manusia yang sempurna, jika ia khilaf maka doakan ia untuk kembali jalan yang lurus.

Marilah kita berusaha menjauhkan diri dari sifat mudah untuk menghukum orang lain dan memburuk-burukkan mereka.

H.Zulpan, MA

24hb Syaaban 1446H /
23hb Februari 2025

Konsolidasi dan Syiar Dakwah Ramadan, Ketum PB Al Washliyah Bakal Kunjungi Bengkulu

0

BOGOR – Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), berencana melakukan kunjungan ke wilayah Bengkulu pada bulan Ramadan 1446 H ini, sekaligus konsolidasi organisasi dengan pengurus PW Al Washliyah Bengkulu serta mengadakan Syiar Dakwah Ramadan 1446 H.

Rencana kunjungan itu terungkap dalam pertemuan koordinasi dengan Ketua Muslimat Al Washliyah, Hj Epita Darnela dan suami di kediamannya, kompleks Perumahan Yasmin Bogor, Jawa Barat, pada hari Ahad 23 Februari 2025/24 Sya’ban 1446 H.

Turut mendampingi Ketua Umum adalah Bendahara Umum PB Al Washliyah, Drs.H.Rijal Naibaho, MM.

Menurut Masyhuril Khamis, pengurus Al Washliyah di Provinsi Bengkulu harus bangkit untuk syiar Islam, Pendidikan, dakwah dan sosial. Pengurus Besar Al Washliyah akan terus mendorong wilayah-wilayah untuk maju berkembang dan mampu bersaing dengan kemajuan zaman.

“Sudah saatnya Al Washliyah Bengkulu bangkit, masih banyak potensi SDM yang bisa diajak bersama sama dengan Al Washliyah utk mengembangkan dakwah, pendidikan Al Washliyah,” tegas Masyhuril Khamis.

Pembentukan Pengurus Wilayah Al Washliyah Provinsi Bengkulu periode 2019-2024 berdasar Surat Keputusan Nomor: Kep-378/PB-AW/XXI/2019. Masa bakti kepengurusan ini seharusnya berakhir tahun lalu, namun sekarang, pengurus tengah persiapan untuk menyelanggarakan musyawarah wilayah (muswil). (sir)