Kabar Washliyah

JAKARTA – Tokoh muda Al Washliyah Gio Hamdani menyatakan dunia terkejut melihat Aksi Damai Umat Islam Bela Al Quran yang dilakukan 4/11 di depan Istana Presiden. Keterkejutan itu lebih khusus pada negara-negara Islam di Timur Tengah.

JAKARTA – Pengurus Besar Al Washliyah akan hadirkan tokoh nasional dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke 86 organisasi yang lahir 30 November 1930. Tokoh nasional tersebut akan didaulat memberikan orasi ilmiah terkait kebangsaan. Demikian disampaikan Ketua Panitia HUT ke 86 Al Washliyah Amran Arifin di kantor pengurus besar di Rawasari, Jakarta.

JAKARTA – Ormas Islam meluruskan pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengatakan Aksi Damai Umat Islam pada 4 November lalu dengan sebutan demonstrasi. Para pimpinan Ormas meluruskan bahwa aksi tersebut menunjukan Islam itu damai. Aksi yang diikuti jutaan kaum muslimin tersebut tidak digerakan oleh Ormas Islam.

JAKARTA – Dalam rangka menenangkan suasana usai Aksi Damai Bela Islam pada 4/11 lalu, Presiden Joko Widodo mengundang 17 Ormas Islam ke Istana Merdeka. Dalam pertemuan itu, presiden berterima kasih kepada ulama yang telah mendinginkan suasana saat aksi di depan istana tersebut. Presiden juga sampaikan tidak akan membela Ahok.

JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai lembaga tempat berhimpunnya para ulama, zu’ama dan cendikiawan muslim memiliki tugas menjaga, melindungi dan memperbaiki umat. Demikian dikatakan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma’ruf Amin pada pembukaan Mudzakarah Nasional Anti Narkoba MUI Pusat, Rabu (9/11) di Jakarta.

MEDAN – Unjukrasa terhadap dugaan penistaan Al Quran yang dilakukan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) di Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta ternyata tidak hanya dilakukan di Ibukota Negara. Seluruh umat Islam di berbagai daerah juga melakukan protes terhadap penghinaan tersebut. Ucapan yang dilontarkan Ahok dalam kunjungan kerjanya itu telah menyakiti seluruh hati umat Islam di mana pun berada.

JAKARTA – Pernyataan Presiden Joko Widodo terkait Aksi Damai Bela Al Quran dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI di Istana Negara kembali mengundang berbagai interpretasi dari masyarakat. Kali ini Bendahara Pengurus Besar Al Washliyah menanyakan kenapa presiden mengeluarkan pernyataan seperti itu.

JAKARTA – Tidak maunya Presiden Joko Widodo menemui perwakilan pengunjuk rasa Bela Al Quran dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI pada Jumat 4 November lalu di nilai tidak ksatria. Demonstrasi damai umat Islam yang menurunkan sejuta massa itu membuka dengan jelas bagaimana sikap orang nomor satu Indonesia tersebut.

JAKARTA – Aksi jutaan umat Islam di depan Istana Negara pada Jumat 4 November tidak berhasil bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Orang nomor satu di Indonesia itu lebih memilih meninggalkan istana dari pada menerima perwakilan pengunjuk rasa di kantornya. Namun setelah terjadi insiden penembakan gas air mata oleh aparat kepolisian pada malam harinya, dan massa aksi pindah ke Gedung DPR/MPR di Senayan, Jokowi pun pulang ke istana.

JAKARTA – Sekeretaris Jenderal PB Al Washliyah Masyhuril Khamis menyampaikan apresiasi atas unjuk rasa Bela Al Quran di Istana Negara, Jumat (4/11) yang berjalan baik. Meski menjelang akhir demontrasi terjadi insiden namun dia menganggapnya telah baik. Namun dia memprediksi akan ada kasus lain yang timbul setelah aksi yang diperkirakan dihadiri jutaan umat Islam.

JAKARTA – Tidak maunya Presiden Joko Widodo menemui perwakilan massa umat Islam yang berdemo di depan Istana berakibat massa bertahan hingga Jumat (4/11) malam di jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Demo yang awalnya berjalan damai hingga waktu sholat Isya masuk, tiba-tiba berubah setelah aparat menembakan gas air mata ke arah demonstran.

JAKARTA – Massa umat Islam yang berdemonstrasi membela Al Quran hingga malam hari masih berada di depan Istana Negara. Massa yang berjumlah ratusan ribu itu tetap bertahan menuntut penghina Al Quran diproses secara hukum. Bertahannya umat Islam hingga malam karena ingin menyampaikan langsung aspirasinya Presiden Joko Widodo.