29.2 C
Jakarta
Selasa 16 September, 2025
Beranda blog Halaman 4

HIMMAH dan Peran Strategis Pemuda

0
Ilham Fuaji Munthe

DI TENGAH derasnya arus perubahan global dan kompleksitas persoalan bangsa, keberadaan pemuda dan mahasiswa bukan hanya menjadi bagian dari perjalanan sejarah, melainkan juga kunci dari masa depan yang lebih berkeadilan. Dalam konteks ini, peran pemuda tidak berhenti pada semangat idealisme semata, tetapi harus diwujudkan dalam aksi nyata, termasuk dalam mengawal kebijakan pemerintah agar tetap berpihak pada rakyat dan memberikan sumbangsih berupa solusi.

Keterlibatan pemuda dan mahasiswa dalam proses kebijakan publik bukanlah hal baru. Sejak era pergerakan nasional hingga reformasi 1998, catatan sejarah bangsa kita menunjukkan bahwa kekuatan moral, intelektual, dan keberanian mahasiswa dan pemuda telah menjadi titik tolak perubahan besar. Kini, dalam era demokrasi yang lebih terbuka dan teknologi yang melesat, ruang partisipasi publik semakin luas. Namun, tantangannya pun makin kompleks. Disinilah saya pikir organisasi HIMMAH (Himpunan Mahasiswa Al Washliyah) memiliki posisi strategis untuk mengambil peran yang lebih signifikan.

Sebagai organisasi kader berbasis keislaman dan kebangsaan, HIMMAH memiliki tanggung jawab moral untuk mengokohkan peran mahasiswa sebagai pengawal kebijakan publik. Pengawalan itu tidak hanya bermakna sebagai bentuk kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah, tetapi juga mencakup pemberian ide gagasan yang konstruktif, advokasi berbasis riset, dan penyusunan alternatif kebijakan yang solutif. HIMMAH tidak hanya berdiri sebagai suara penentang apabila terjadi ketidak-adilan, tetapi harus hadir sebagai mitra kritis dan produktif.

Dalam banyak hal, HIMMAH dapat menjadi jembatan antara aspirasi umat dengan pemegang kebijakan. Salah satu bentuk konkret adalah kita dapat mendorong lahirnya regulasi-regulasi yang berpihak pada umat, seperti buruh, petani, nelayan, serta guru-guru dan kelompok masyarakat lainnya. HIMMAH juga bisa memainkan peran penting dalam menelaah dan mengkritisi kebijakan yang tumpang tindih atau tidak berdampak nyata kepada masyarakat akar rumput.

Di tengah realitas sosial yang rumit dan sulit, keberanian intelektual dan tanggung jawab moral adalah dua hal yang harus terus ditanamkan kepada setiap kader. Tugas HIMMAH bukan hanya mengkritik dari luar, tetapi juga mempengaruhi dari dalam, dengan cara menawarkan jalan keluar atas kebijakan yang dinilai belum menyentuh kepentingan rakyat.

Kebijakan pro rakyat idealnya lahir dari partisipasi rakyat sendiri. Namun pada kenyataannya, partisipasi publik masih sering dimaknai secara formalistik, sekadar hadir dalam forum atau menerima sosialisasi kebijakan. HIMMAH sebagai organisasi yang memiliki basis kader di berbagai kampus dan daerah, dapat berperan sebagai penggerak partisipasi masyarakat secara substantif. Melalui kajian, diskusi publik, pelatihan advokasi kebijakan, hingga penyusunan policy brief, HIMMAH bisa menjadi pelopor gerakan intelektual yang berdampak langsung terhadap kebijakan pemerintah, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Lebih dari itu, HIMMAH perlu memperkuat sinergi antara gerakan moral dan gerakan intelektual. Kritik tanpa data bisa kehilangan arah, dan ide tanpa aksi hanya akan menjadi angan-angan. Karena itu, setiap upaya pengawalan kebijakan harus berbasis pada kajian, kebutuhan riil masyarakat, serta mempertimbangkan dinamika politik dan sosial yang ada. HIMMAH memiliki modal besar: jaringan, sejarah panjang perjuangan, dan kepercayaan publik sebagai organisasi yang berakar pada nilai-nilai Islam dan kebangsaan.

Pada titik ini, penting juga kita menyoroti bagaimana HIMMAH bisa menjadi ruang strategis bagi kader untuk belajar dan terlibat langsung dalam proses pembuatan kebijakan. Tidak sedikit kader HIMMAH yang kini menjadi bagian dari lembaga legislatif, pemerintahan daerah, hingga aktivis kebijakan publik. Hal ini menunjukkan bahwa HIMMAH tidak hanya mencetak penggerak jalanan, tetapi juga pemikir dan pengambil kebijakan yang memahami denyut nadi rakyat. HIMMAH harus menunjukkan kontribusinya pada bangsa dan negara.

Namun tentu, semua itu harus dibarengi dengan revitalisasi gerakan perkaderan HIMMAH secara menyeluruh. Kader harus dilatih untuk berpikir sistemik, berwacana secara konstruktif, dan bertindak dengan tanggung jawab sosial. HIMMAH hari ini harus keluar dari zona nyaman, tidak cukup hanya mengisi ruang-ruang seremonial organisasi, tapi juga menjelma sebagai kekuatan alternatif yang ditakuti sekaligus dihargai oleh para pengambil kebijakan.

Bung Karno pernah berkata, “Berikan aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia.” Pesan ini bukan sekadar retorika, tetapi panggilan sejarah bagi generasi muda untuk bangkit, bersatu, dan mengambil peran sebagai agen perubahan (agent of change).

HIMMAH sebagai bagian dari elemen pemuda bangsa memiliki tanggung jawab untuk menjawab panggilan itu. Tidak hanya dengan turun ke jalan, tetapi juga dengan turun ke masyarakat, ke ruang-ruang kebijakan, ke meja diskusi, dan ke medan pengabdian. Di sanalah letak pengawalan kebijakan yang sejati, bukan sekadar menyuarakan aspirasi, tetapi juga menghadirkan solusi.

Masa depan Indonesia bergantung pada kualitas keterlibatan generasi mudanya hari ini. HIMMAH sebagai organisasi kader Islam harus menjadi pelopor dalam membangun tradisi intelektual yang kritis dan solutif. Mengawal kebijakan pro rakyat bukan hanya tugas moral, tetapi bagian dari jihad intelektual. Sebab suara rakyat sejati, bukan hanya terdengar di jalanan, tetapi juga tertulis dalam ide, tertuang dalam solusi, dan tercermin dalam keberanian untuk bertindak. ()

Ilham Fuaji Munthe, SE,ME.

  • Ketua Umum HIMMAH Kota Medan Periode 2018-2020.

66 Tahun HIMMAH, Momen Koreksi Diri Secara Total

0

SEJARAH mencatat bahwa organisasi mahasiswa lahir, Sebagian besar pasca Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Organisasi Nahdhatul Ulama (NU) mendirikan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada tahun 1960, Muhammadiyah mendirikan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) pada 1964 dan Al Jam’iyatul Washliyah (Al Washliyah) mendirikan Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) pada 30 November 1959/Zulkaedah 1328 H di Kota Medan, Sumatera Utara. Sebelumnya, kalangan mahasiswa Islam di seluruh perguruan tinggi, berafliasi dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berdiri pada tahun 1947, namun setelah itu setiap Ormas Islam membentuk organisasi mahasiswa masing-masing.

Berdasarkan AD/ART HIMMAH pada BAB III Pasal 5 menegaskan bahwa HIMMAH berfungsi sebagai wadah kaderisasi yang bertanggungjawab terhadap proses regenerasi dalam organisasi Al Washliyah dan mengembangkannya menjadi kader-kader bangsa yang berkualitas, berketerampilan, serta mampu menyerap dan menyalurkan aspirasi mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.

Sementara BAB IV Pasal 6 berbunyi, HIMMAH bertujuan untuk mewujudkan terbinanya mahasiswa sebagai kader Islam yang memiliki kesadaran ilmiah, bertaqwa, berakhlaq mulia dan bertanggungjawab kepada agama, bangsa dan negara.

Sejak lahirnya HIMMAH di persada nusantara ini, telah menyatakan komitmennya menyiapkan kader sebagai generasi pimpinan Al Washliyah, bangsa dan negara. Al Washliyah sebagai organisasi induk, lahir pada 30 November 1930/9 Rajab 1349 H di Kota Medan, Sumatera Utara. Dengan kata lain bahwa Al Washliyah lahir sebelum Indonesia merdeka, maka jelaslah, Al Washliyah adalah organisasi tertua di negara ini, lebih tua dari usia partai politik yang berkuasa sekarang. Turut merebut, mempertahankan dan mengawal NKRI dari dahulu sampai sekarang.

Sudah 66 tahun berdiri, maka HIMMAH sebagai organisasi mahasiswa Islam di sejumlah kampus di Indonesia, tentunya menjadikan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 pada 30 November 2025 sebagai momen berharga untuk koreksi diri. Kenapa? Sebab perjalanan 66 tahun, tentunya masih mengalami berbagai kendala dan problematika, sehingga ke depan akan lebih fokus dan terkoordinasi secara internal dan eksternal.

Kemudian, pada hari Jumat-Ahad, tanggal 08-10 Agustus 2025 ini, digelar muktamar XI HIMMAH di Jakarta, Insya Allah, rapat tertinggi ini akan diikuti seluruh pengurus wilayah dan cabang HIMMAH se-Indonesia. Diharapkan, muktamar ini jangan hanya ramai membahas bakal calon ketua umum, namun masalah penajaman program dan rekomendasi terabaikan oleh peserta. Padahal program kerja sangatlah menentukan eksistensi organisasi, dan terpenting lagi, muktamar HIMMAH hendaknya dapat menghindari virus ‘gaya partai politik.’ Muktamar organisasi ini belangsung lancar, tertib sehingga menjadi contoh organisasi kemahasiswaan/kepemudaan di tanah air, karena santun, beradab dan nuansa marhamah.

EKSISTENSI KADER

Melalui momen ulangtahun dan muktamar HIMMAH, seyogianya pimpinan mahasiswa dan organisasi Al Washliyah melakukan evaluasi menyeluruh. Adakan kajian yang mendalam, program apa saja yang belum dan sudah dilaksanakan. Buatkan persentasenya, bidang apa yang lebih menonjol dan mana yang harus diperbaiki. Secara umum, program yang digaungkan, misalnya sejuta kader, program ekspansi dan lainnya, apakah sudah tercapai, atau mengalami kendala sumber daya manusia (SDM) atau finansial.

Keberadaan kader HIMMAH, menurut pengamatan masih membutuhkan pembinaan, peningkatan kompetensi, termasuk instrukturnya. Selain itu, membangun komunikasi rutin dengan senior/sesepuh kader HIMMAH, wajib terlaksana. Dengan demikian, keberadaan kader formal, yaitu mahasiswa yang mengikuti jenjang kekaderan, seperti Latihan Kader Dasar (LKD), Latihan Kader Menengah (LKM) dan Latihan Kader Instruktur (LKI) dan instruktur tingkat nasional, merasa dipehatikan pimpinan organisasi. Kalau perlu melalui sistem pembinaan ala mentor, sehingga jalur pembinaan komunikatif antara kader aktif maupun alumni/senior HIMMAH.

Harus diakui bahwa kader merupakan potensi besar untuk mengembangkan sayap organisasi di berbagai wilayah. Karena itu, perlu wadah komunikasi mengumpulkan kekuatan. Kader yang berserakan, maka kewajiban pimpinan organisasi untuk menyatukan dan mengumpulkan.

Faktor merekrut anggota baru, sebenarnya HIMMAH memiliki peluang besar, apabila dibandingkan dengan organisasi mahasiswa lain di Indonesia. Al Washliyah sebagai organisasi induk, telah memiliki ratusan dan belasan Lembaga Pendidikan hingga perguruan tinggi. Sementara organisasi mahasiswa lain, tidak punya sekolah atau kampus, tapi kadernya ada di mana-mana. Sekarang sudah jelas barangsiapa yang belajar di madrasah/sekolah Al Washliyah, maka dia harus menjadi anggota Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA), dan barangsiapa yang kuliah di perguruan tinggi Al Washliyah, otomatis anggota HIMMAH, sebaiknya tidak boleh yang lain.

Keunggulan lain, Al Washliyah memiliki Universitas Al Washliyah (UNIVA), Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah di Medan, Univa Labuhan Batu di Rantau Prapat, Unada di Aceh, Sekolah Tinggi di Sibolga dan Binjai, serta Sekolah Tinggi Agama Islam di Barabai, Kalimantan Selatan, akan menjadi modal besar untuk merekrut anggota HIMMAH, maka program sejuta kader akan tercapai apabila buku panduan kader dan peraturan organisasi (PO) tentang kader dipatuhi dan diamalkan.

Dukungan organisasi Al Washliyah, rektor dan kepala sekolah, sangat diperlukan untuk kelangsungan organisasi mahasiswa Al Washliyah ini. Bukan sekadar omon-omon atau konsep di atas kertas. Yang diperlukan adalah implementasinya di lapangan. Selain itu, peringatan HUT tahun ini menuntut kinerja maksimal pengurus baru tingkat pusat, wilayah, cabang dan komisariat. Bersatupadu mewujudkan program unggulan, terutama program yang berpihak kepada kepentingan anggota HIMMAH di perguruan tinggi.

Pimpinan organisasi harus lebih peduli kepada kesuksesan perkuliahan anggotanya, melalui kegiatan bimbingan belajar, diskusi dan lainnya, serta mengurangi aksi-aksi jalanan apabila tidak membawa manfaat terhadap anggota.

Diharapkan kampus Al Washliyah tampil terdepan mengerakkan HIMMAH di lingkungan masing-masing. Karena kampus dan sekolah/madrasah Al Washliyah merupakan pangkalan/basis kader HIMMAH dan Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA). Berdasarkan pengalaman puluhan tahun lalu, perkembangan HIMMAH di Sumatera Utara, contohnya, paling maju di IAIN Sumut (sekarang UIN), UISU dan USU, sementara UNIVA Medan sebagai kampus swasta tertua, pergerakan organisasi HIMMAH lamban pada waktu itu.

MOMEN STRATEGIS

Melalui kesempatan ini, pengambil kebijakan organisasi hendaknya menjadikan HUT ke-66 HIMMAH dan Muktamar XI HIMMAH sebagai momen penting dan strategis memperbaiki diri secara total. Tidak setengah-setengah, apabila ada yang tidak memiliki komitmen tinggi terhadap kemajuan organisasi, sebaiknya turunkan di tengah jalan. Sebab Al Washliyah beserta organisasi bagian akan mempercepat lari mengejar ketertinggalan.

Ulangtahun dan muktamar jadikan sebagai evaluasi kinerja. Peserta hadir bukan untuk ‘wisata’ di Jakarta, atau datang sebagai rombongan calon ketua tertentu, namun kurang peduli untuk merancang program kerja. Organisasi akan diperhitungkan, apabila solid dan kokoh serta memiliki program untuk kepentingan umat, bangsa dan negara. Kader HIMMAH harus memiliki keterampilan dan kemampuan/skill khusus. Karirnya harus kokoh dan menapak di bumi, tidak serba mengantung tanpa pegangan. Bagi kader yang pernah bertarung pemilihan umum lalu, silakan koreksi diri untuk perbaikan ke depan. Selamat HUT ke-66 dan Muktamar XI HIMMAH. Allahu a’lam bisshowaf. (syamsir)

Peningkatan Kompetensi Kepemimpinan Instruktur Nasional Al Washliyah (Catatan Seorang Pensiunan Wartawan)

0

MUNGKIN masih jarang yang membicarakan eksistensi instruktur nasional Al Jam’iyatul Washliyah (Al Washliyah). Sebagai organisasi massa yang berdiri pada 30 November 1930/09 Rajab 1349 H, perkumpulan ini terus bergerak mengikuti perkembangan zaman, sejak era pra kemerdekaan RI hingga era reformasi saat ini, Al Washliyah tetap jaya dan berdiri kokoh di bumi persada. Hal ini tidak lain, karena adanya doa ulama, tokoh dan pejuang Al Washliyah, dan tidak kalah pentingnya adalah peran kader Al Washliyah. Dengan demikian, estafet kepemimpinan organisasi ini terus berlanjut sampai masa datang.

Berbicara mengenai Al Washliyah, tidak salahnya mengupas tentang pelaksanaan kaderisasi. Sebab perkumpulan ini juga dikenal sebagai organisasi massa dan kader, sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) maupun AD/ART organisasi bagian Al Washliyah, yakni Muslimat Al Washliyah, Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA), Angkatan Puteri Al Washliyah (APA), Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA), Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH), Ikatan Sarjana Al Washliyah (ISARAH) dan Ikatan Guru dan Dosen Al Washliyah (IGDA).

Kelangsungan Al Washliyah, tidak terlepas dari pembentukan kader organisasi. Kader organisasi ini adalah produk kerja instruktur, sebagai pembina atau pelatih kekaderan. Sesuai amanah konstitusi organisasi, maka yang berwenang melaksanakan pelatihan kader hanyalah IPA dan HIMMAH. Dengan demikian, gudang kader Al Washliyah berada di IPA dan HIMMAH, yang disebut kader formal, sedangkan non formal adalah kader yang tidak menjalani jenjang pelatihan, namun mengenyam pendidikan/upgrading di lembaga Al Washliyah, baik di tingkat TK/RA, madrasah/SLTA maupun perguruan tinggi Al Washliyah.

Dua jenjang kader formal dan non formal ini mempunyai kesempatan yang sama dalam organisasi. Hanya saja kader formal mendapat prioritas karena telah mengikuti jenjang kader dari tingkat dasar sampai ke tingkat instruktur. Pada tingkat instruktur inilah merupakan jenjang strategis, karena mendapat amanah untuk membentuk calon-calon pimpinan Al Washliyah pada hari ini, esok dan akan datang.

Sebenarnya ada pembeda, sekaligus kelebihan IPA dan HIMMAH. Organisasi Al Washliyah memiliki ratusan lembaga pendidikan dasar dan menengah, serta belasan perguruan tinggi Al Washliyah, seharusnya potensi ini menjadi modal besar buat pimpinan IPA dan HIMMAH untuk merekrut calon anggota. Kalau pelajar belajar di madrasah/sekolah Al Washliyah, mau tidak mau harus menjadi anggota IPA. Demikian juga mahasiswa yang kuliah di Universitas Al Washliyah/Univa, perguruan tinggi Al Washliyah, secara otomatis menjadi anggota HIMMAH, jangan lagi masuk organisasi mahasiswa yang bukan Al Washliyah di kampus Al Washliyah.

Inilah satu potensi besar yang menjadi garapan IPA dan HIMMAH, sesuai aturan buku pedoman kader dan peraturan organisasi (PO) Al Washliyah (2022), setiap sekolah dan perguruan tinggi Al Washliyah adalah pangkalan/basis IPA dan HIMMAH, kepala sekolah dan rektor diminta memberi dukungan atas keberadaan organisasi bagian Al Washliyah tersebut, sementara di perguruan tinggi lain dapat menjadi pengembangan organisasi. Inilah nilai lebih Al Washliyah dibanding dengan organisasi ekstrakurikuler lain. Hanya saja, hal ini terkadang terabaikan dan kurang perhatian oleh pengambil kebijakan organisasi.

PERLU PENINGKATAN

Memperhatikan keberadaan instruktur IPA dan HIMMAH, sangat jelaslah diperlukan upaya peningkatan kompetensi, atau kemampuan keterampilan. Antara IPA dan HIMMAH memiliki obyek kader yang berbeda, yakni IPA dengan sasaran kalangan pelajar, sementara HIMMAH adalah mahasiswa di perguruan tinggi Al Washliyah, termasuk perguruan tinggi swasta dan negeri.

Dua obyek garapan ini, tentulah akan berbeda dalam pola kader pada tingkat dasar, karena pelajar dan mahasiswa tri dharma perguruan tinggi, tentu memiliki hal berbeda, namun pada jenjang kader tertentu kemungkinan dapat dikonversikan.

Pengurus Besar Al Washliyah sebagai pimpinan tertinggi organisasi ini, kemungkinan besar setelah menelaah keberadaan dua lembaga instruktur di bawah naungan organisasi bagian Al Washliyah, maka dirasa perlu menyatukan langkah dan persepsi untuk memadukan dua kekuatan instruktur, sekaligus mendudukkan keberadaan instruktur nasional itu melekat di tingkat pusat (PB Al Washliyah).

Instruktur IPA dan HIMMAH yang sudah memiliki kompetensi layak dan teruji, akan lebih ditingkatkan lagi grade-nya dalam satu wadah/badan instruktur nasional Al Washliyah. Tugas pokoknya akan melayani pembinaan, pembentukan dan pengkaderan calon anggota ke seluruh wilayah Indonesia, tidak hanya terkonsentrasi di daerah basis di Sumatera Utara saja, tapi sudah menyebar ke pelosok nusantara sesuai jumlah wilayah Al Washliyah.

Peningkatan kompetensi ini, dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain mengadakan pelatihan, workshop, diskusi, seminar khusus instruktur tingkat nasional, melakukan analisa dan evaluasi setiap kegiatan kekaderan. Tidak terjadi lagi pengelompokan instruktur IPA dan instruktur HIMMAH. Yang penting, tidak lagi terkesan ego kelompok, nafsi-nafsi, namun sudah membaur menjadi satu kekuatan dalam satu wadah pada tingkat pengurus besar.

Untuk memadukan lembaga instruktur ini, diperlukan kesepakatan bersama, satu pola yang disusun sehingga menjadi pedoman dasar instruktur nasional. Apabila ada suatu kegiatan latihan kekaderan oleh IPA atau pun HIMMAH, maka instruktur nasional produk tingkat nasional, cepat dan terukur melakukan koordinasi ke jenjang tingkat bawah, antar lembaga dan mengerahkan pesonel instruktur berdasar kebutuhan lapangan.

INSTRUKTUR NASIONAL

Sangat diapresiasi terhadap Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah, dibawah pimpinan Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM, melalui Majelis Kader PB Al Washliyah akan menyelenggarakan kegiatan pelatihan tiga hari bertajuk, ‘Peningkatan Kompetensi Kepemimpinan Instruktur Nasional Al Washliyah tahun 2025, yang Insya Allah pada pertengahan Oktober 2025 di Jakarta. Kegiatan akbar tersebut akan diikuti kalangan instruktur IPA dan HIMMAH yang bersertifikasi Latihan Kader Instruktur (LKI), dengan usia maksimal 35 tahun.

Tujuan kegiatan tersebut, antara lain meningkatkan kemampuan instruktur Al Washliyah tingkat nasional, membentuk kepribadian calon trainer yang sesuai dengan khittah, wijhah dan sibghoh Al Washliyah, mengasah dan mengembangkan kemampuan serta wawasan intelektual, serta menanamkan disiplin dan kecintaan terhadap organisasi, agama, bangsa dan NKRI.

Konon, pihak pelaksana juga menyiapkan materi inti; strategi Tata kelola pengembangan organisasi Al Washliyah, Aqidah dan Akhlak Al Washliyah (Shibghah, Wijhah, Khittah), Fiqih Ahlussunnah wal Jamaah Al Washliyah, sementara materi yakni tantangan kader dan instruktur Al Washliyah Menuju Indonesia Emas 2045, metodologi pembinaan dan pendidikan kader dan instruktur Al Washliyah dan strategi pengembangan kader Al Washliyah. Selain itu juga akan disuguhkan materi pengayaan, seperti entertrainership, terapi Al Qur’an dan dakwah digital.

Menelaah dari tujuan ini, pihak penyelanggara (PB Al Washliyah dan Organisasi Bagian Pelaksana Kader) diyakini ingin pertemuan tingkat instruktur nasional Al Washliyah ini membuahkan hasil positif. Yakni terciptakan suatu mode pelatihan kader dan instruktur yang menjadi panduan organisasi. Sebab pola dan mode pelatihan yang selama ini tentunya sudah tertinggal jauh dan perlu diupgrade kembali.

HASILNYA APA?

Apabila kegiatan yang dikemas dengan apik, tentunya akan menghasilkan sebagaimana apa yang diharapkan organisasi. Terus terang, keberadaan kualitas dan kuantitas instruktur Al Washliyah memerlukan peningkatan. Sebab di tangan mereka amanah menyiapkan kader pimpinan yang unggul untuk masa depan. Selain itu, instruktur juga memiliki tanggungjawab melestarikan nilai keulamaan kepada setiap kader, sibghoh, wijhah dan khittah Al Washliyah terpatri kuat, tidak akan luntur di telan masa, demikian juga aqidah dan akhlak seorang kader dan instruktur, harus tetap terjaga dan istiqomah.

Oleh karena itu, kegiatan menjelang peringatan HUT ke-95 Al Washliyah ini, akan menjadi pemantik semangat berorganisasi. Eksistensi instruktur IPA dan HIMMAH mendapat perhatian serius pimpinan tertinggi organisasi. Keberadaan mereka sangat didambakan untuk kelanjutan serta pengembangan organisasi secara nasional dan internasional. Al Washliyah tanpa kader terasa tanpa gairah, demikian sebaliknya, kader tanpa organisasi seakan mati suri.

Dalam catatan seorang pensiunan wartawan ibukota, keberadaan instruktur Al Washliyah pada tingkat nasional, khususnya di tubuh pengurus besar, hingga saat ini belum ada secara resmi. Yang ada di dua lembaga pelaksana kader, yakni IPA dan HIMMAH. Alangkah baiknya, instruktur di dua lembaga kader tersebut dipadukan dalam satu wadah berskala nasional, sehingga kegiatan ‘Peningkatan kompetensi kepemimpinan instruktur nasional Al Washliyah’ menjadi ajang kompetisi pemilihan instruktur terbaik tingkat nasional. Biro Instruktur HIMMAH dan Forum Instruktur IPA akan menjadi suatu kekuatan, satu komando, satu panduan, satu pola dan satu kurikulum.

Sekadar harapan, eksistensi pelatih/instruktur hendaknya mendapat porsi dan perhatian yang layak. Tidak terabaikan, apalagi dilupakan oleh pimpinan organisasi Al Washliyah. Jadilah instruktur yang terampil dan berdedikasi tinggi dalam membentuk kader Al Washliyah yang handal, berakhlaqul karimah, berwawasan luas.

Kepada instruktur, hendaknya mengembalikan orientasi kekaderan mahasiswa yang lebih terfokus kepada upaya peningkatan daya intelektual. Jangan sampai terjebak dengan aksi demo di luar kampus yang akhirnya untuk kepentingan sesaat. Demikian juga organisasi pelajar Al Washliyah, hendaknya diarahkan dan disesuaikan dengan kemampuan kader tingkat pelajar. Jangan terkontaminasi dengan intrik-intrik politik praktis. Hiduplah Al Washliyah zaman berzaman. Semoga(syamsir)

507 Mahasiswa Univa Labuhanbatu Wisuda Sarjana, Dihadiri Sekjen PB Al Washliyah & Wagub Sumut

0

RANTAU PRAPAT – Sebanyak 507 bukan 519 Mahasiswa Universitas Al Washliyah (Univa) Labuhanbatu, Sumatera Utara mengikuti upacara wisuda sarjana strata 1 (S1). Sekretaris Jenderal PB Al Washliyah, Dr.Ir.H.Amran Arifin, MM,MBA dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, H.Surya hadir pada acara ini yang dilaksanakan di Rantau Prapat,Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, pada hari Senin 04 Agustus 2025/10 Shafar 1447 H.

Menurut laporan koresponden wesbsite Al Washliyah, Sugeng Priyanto dari Rantau Prapat, kegiatan wisuda tersebut berlangsung aman dan lancar. Saat berita ini dikirimkan, Sekjen PB Al Washliyah, Dr.Ir.H.Amran Arifin, MM,MBA tengah memberi arahan kepada ratusan mahasiswa yang berasal dari sejumlah program studi (prodi) di Univa Labuhan Batu.

Turut hadir, Bendahara Umum PB Al Washliyah, Drs.H.Rijal Naibaho, MM, Ketua Majelis Pendidikan PB Al Washliyah, H.Ridwan Tanjung, SH,M.Si, Sekretaris Majelis Pendidikan PB Al Washliyah, H.Muhammad Razvi Lubis, M.Pd, kalangan pejabat pemerintah, sipil dan militer, rektor dan undangan lainnya.

Univa Labuhan Batu adalah satu di antara perguruan tinggi di bawah pembinaan Pengurus Besar Al Washliyah. Berdasar sejarah, Univa Labuhan Batu bermula dari kelas jarak jauh Fakultas Tarbiyah Univa Medan di Rantau Prapat. Kemudian berkembang menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Washliyah. Pada tanggal 31 Juli 2008, STAI Al Washliyah berubah menjadi Univa Labuhan Batu dengan delapan program studi.

Diharapkan lulusan Madrasah Aliyah Al Washliyah dan madrasah/SMA masuk kuliah di perguruan tinggi milik organisasi terbesar di Sumatera Utara ini. Alamat Kampus Univa Labuhanbatu, Jalan Sempurna, Bakaran Batu, Rantau Selatan, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara.

Organisasi Al Washliyah berdiri pada 30 November 1930 H/09 Rajab 1349 H di Kota Medan. Sekarang Al Washliyah sudah tersebar di 35 Provinsi di Indonesia, 400 kabupaten/kota, 8 pengurus perwakilan luar negeri (PPLN), 7 organisasi bagian, 10 perguruan tinggi di Indonesia, 704 pendidikan dasar hingga menengah, 9 panti asuhan, 4 badan usaha. (sug/sir)

Catatan Aswan Nasution: Al Qismul Ali Al Washliyah Mendunia

0
Empat ulama besar dan guru Al-Qismul Ali Al Washliyah Ismailiyah, Medan, Sumatera Utara. Foto dari sebelah kanan adalah: (1) Syekh. H. Rasyad Yahya (2) Syekh. H. Mahmud Syihabuddin (3). Syehk. H. Abdul Majid Siraj (4) Syekh. H. Hamdan Abbas.

AL JAM’IYATUL WASHLIYAH (Al Washliyah) adalah sebuah organisasi massa Islam yang didirikan di Medan pada tanggal 30 November 1930/9 Rajab 1349 H. Al-Washliyah juga dikenal aktif dalam bidang pendidikan, mendirikan berbagai lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Salah satu tujuan pendidikan Al Washliyah, adalah menghasilkan ulama yang menjadi contoh dan panutan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Hal ini sudah menjadi cita-cita para pendiri Al Washliyah dan merupakan amanah harus dipegang teguh oleh generasi berikutnya.(Tradisi Keulamaan Al Jam’iyatul Washliyah 2017).

SEKILAS MENGENAL AL-QISMUL ALI

Madrasah al-Qismul Ali adalah merupakan warisan Ulama Al Washliyah didirikan tahun 1955. Terletak di Jalan Ismailiyah No. 28 Kecamatan Medan Area-Kelurahan Kota Matsum II-kota Medan, Sumatera Utara. Madrasah Al-Qismul Ali ini, sejak pertama kali didirikan sudah diformat dengan kitab kuning menggunakan kurikulum Al Washliyah (kurikulum madrasah klasik), hingga saat ini.

Madrasah Al-Qismul Ali Al Washliyah yang dilahirkan para ulama tersebut, sampai saat ini masih eksis dan terus melahirkan kader-kader terbaiknya walaupun usianya sudah melebihi setengah abad dan seiring dengan perjalanan waktu telah mengalami pertukaran kepemimpinan dari zaman ke zaman.

Diketahui, madrasah Al-Qismul Ali mendapatkan perhatian dari masyarakat luas disebabkan madrasah ini menjadi tempat para ulama menuangkan ilmu pengetahuannya. Para guru Madrasah Al- Qismul Ali bertekad dan bercita-cita untuk mencetak bibit ulama dan telah banyak pula berhasil menjadi ulama baik di kalangan Al Washliyah sendiri maupun di tengah- tengah umat.

AL QISMUL ALI AL WASHLIYAH dan TIMUR TENGAH

Dikutip dari buku Tradisi Keulamaan Al Jam’iyatul Washliyah karya Dr.H. Muhammad Rozali, MA (2017), merupakan alumni Al’Qismul Ali juga alumni Universitas Al- Azhar Masoura, Republik Arab Mesir ini mengatakan bahwa, “Perguruan-perguruan Tinggi yang menjadi tujuan para pelajar Al-Jam’iyatul Washliyah adalah diantaranya Universitas Al-Azhar Mesir, Islamic Call University Libiya, Universitas Umm al-Qura Makkah, Universitas Islam Madinah, Universitas Malik Su’ud Riyadh, Universitas Internasional Afrika Khatoum, Universitas Oum Durman Sudan, Universitas Abu Nor Kattaru Syirya, Unversitas Saba Yaman dan lainya.”

Kemudian Muhammad Rozali menjelaskan, “Pelajar yang pertama kali diberangkatkan oleh Al Jam’iyatul Washliyah ke Timur Tengah adalah Ismail Banda (1910-1951). Selanjutnya diikuti oleh nama-nama besar lainnya, seperti Adnan Lubis (1910-1966), Husin Abdul Karim, Abdul Majid Siraj, Hamdan Abbas (1920-2002), Jalaluddin Abdul Muthalib (1941-2011). Muslim Nasution (1953-2012), Abdul Muin Isma Nasution, Muhammad Ridwan Lubis, Hasballah Thaib, Usman Sarawi, Zulfikar Hajar, Tjek Tanti, Muhammad Nasir dan lain-lain.” urainya.

Dalam artikel jejakislam.net. 2024, menjelaskan, “Ismail Banda menamatkan studi di Makkah dengan baik ia lulus 1936. Dari Makkah, ia memperoleh kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa Arab secara lisan dan tulisan. Berbekal kecakapan ini. Ismail Banda meneruskan jejak studinya ke Mesir, yang terkenal dengan kebesaran Universitas Al-Azhar dengan beasiswa yang diberikan oleh Syaikh Mustafa Al- Maraghi yang ketika itu menjadi Rektor Al-Azhar.”

Selain itu, jejakislam.net. juga menerangkan, “Ismail Banda merupakan salah satu putra terbaik dari Medan, ia seorang cum intelektual dari organisasi Islam Al Washliyah yang berjasa memersatukan para pelajar Indonesia dan menggalang perjuangan bangsa Indonesia di Timur Tengah,” tulisnya.

Menurut Rusman Adhsyah merupakan alumni Universitas Islam Madinah dan Dahriansyah alumni 79 Qismul ‘ali Al Wasliyah Medan seangkatan dengan penulis mengatakan, “Angkatan Al Qismul Ali alumni tahun 1979 yang pernah menempuh pendidikan di luar negeri baik di Timur Tengah dan negara lainnya seperti, “Rusman Adhsyah (Madinah), Idris Syahdan (Madinah), Darwin Zainuddin Batu Bara (Syiria), Ruslan Batu Bara (Libya), Ahmad Dahri (Maroko) dan M. Ridwan Lubis (Fiji-Jepang),” tuturnya.

Tidak hanya disitu, kemudian para alumni Al-Qismul Ali Al Washiyah ini, setelah menyelesaikan pendidikan di berbagai negara tersebut dapat pula mengembangkan ilmu pengetahuannya dan membangun lembaga pendidikan agama serta menyebarkan dakwah baik lokal maupun internasional.

Terkait paparan di atas, bagaimana pula untuk meningkatkan peranan lembaga pendidikan Al Jam’iyatul Washliyah guna memfasilitasi pengiriman dan mempersiapkan kader-ulama Al Washliyah di masa yang akan datang ke luar negeri, karena Al Jam’iyatul Washliyah memiliki peranan yang besar dalam memproduksi ulama.

Dalam hal ini, menurut Muhammad Rozali, dinukil dalam buku karyanya Tradisi Keulamaan Al Jam’iyatul Washliyah (2017), Rozali dapat memberikan beberapa saran dan harapannya mengatakan sebagai berikut:

Pertama, : “Kepada Pimpinan Al-Jam’iyatul Washliyah dan pimpinan lembaga pendidikan, dakwah, amal sosial, ekonomi dan politik disarankan agar membina dan menjaga tradisi keulamaan yang telah terbentuk di lingkungan Al Jam’iyatul Washliyah.”

Kedua, “Pimpinan Al Jam’iyatul Washliyah diharapkan mampu mendata dan menginventaris sejumlah Madrasah Al Jam’iyatul Washliyah yang sudah rusak diberbagai daerah, karena kehadiran madrasah ini mampu menopang kekurangan jumlah pelajar yang akan melanjutkan pendidikannya ke Madrasah al- Qismul Ali dan selanjutnya akan berperan sebagai penyambung tradisi keulamaan di lingkungan Al Jam’iyatul Washliyah.”

Ketiga, “Pimpinan Al Jam’iyayul Washliyah diharapkan meninjau dan menjalin kembali hubungan kerja sama dalam bidang pendidikan dengan perguruan tinggi di mancanegara yang telah banyak melahirkan ulama seperti Universitas al-Azhar Mesir, Universitas Dakwah Islamiyah Libya dan Universitas al-Kaftaru Damaskus. Beberapa perguruan tinggi ini pernah menampung sejumlah mahasiswa dari Al Jam’iyatul Washliyah dan memberikan beasiswa penuh.”

Keempat, “Kepada pimpinan lembaga pendidikan Al Jam’iyatul Washliyah dalam hal ini Madrasah al-Qismul Ali, agar mampu meningkatkan kualitas lulusannya, terutama calon mahasiswa yang akan diberangkatkan ke Timur Tengah terutama Universitas al-Azhar yang telah banyak menghasilkan ulama-ulama dan memberikan kontribusi yang nyata di tengah-tengah lingkungan masyarakat Sumatera Utara.”

Kelima, “Tidak hanya sekedar mempersiapkan proses pengiriman mahasiswa ke Timur Tengah akan tetapi juga mampu mengorganisir para alumni yang telah menyelesaikan pendidikannya untuk mengembangkan dakwah bukan hanya di Sumatera Utara.” pungkasnya.

Akhirnya, penulis sebagai salah satu dari alumni 1979 al-Qismul Ali Al Washliyah Ismailiyah Medan, mengungkapkan sangat bersyukur, bahagia dan bangga. karena para alumni Al-Qismul Ali telah banyak berhasil menempuh pendidikan di mancanegara sebagai ulama-ulama muda Al Washliyah.

Bukan hanya itu, tetapi juga bisa membawa nama harum Al-Qismul Ali Al Washliyah di mata dunia. Semoga Allah SWT memgampuni dan memberikan rahmat-Nya kepada para ulama dan guru kita semua serta memberkahi dan selalu membersamai perjuangan kita dalam mengemban dan meneruskan cita-cita para ulama Al-Washliyah terdahulu. Amiin ya rabbal alamiin.

Nashrum minallahi wa fathun qariib wa basysyiril mukminin.

Referensi:
Tradisi Keulamaan Al Jam’iyatul Washliyah Sumatera Utara, Dr. H. Muhammad Rozali, MA. 2017. & jejakislam.net. 2024.

Aswan Nasution
Penulis tinggal di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Majelis Dakwah Al Washliyah Sumut Lanjutkan Pembinaan Rutin Da’i dan Muallaf di Tanah Karo

0

MEDAN – Majelis Dakwah Pengurus Wilayah Al Jam’iyatul Washliyah Sumatera Utara (Sumut) melanjutkan tradisi dakwah minoritas dengan membina da’i asli suku Karo secara intensif dan melakukan bimbingan Muallaf di Dusun VII Desa Perbulan, Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada Sabtu dan Minggu 03-04 Agustus 2025/08-09 Shafar 1447 H.

Ketua Majelis Dakwah PW Al Washliyah Sumut, Al Ustadz Alexander Zulkarnaen, S.Pd.I., M.Pd. dalam arahannya mengatakan bahwa program pembinaan da’i di desa minoritas pedalaman ini merupakan agenda prioritas Al Washliyah, bahkan sudah dirintis sejak tahun 1988 khusus di kecamatan Laubaleng dan Mardingding yang merupakan kecamatan terjauh.

“Al Washliyah sudah mengirimkan da’i nya ke Tanah Karo sejak tahun 1936 dan di tahun 1938 berdiri dengan resmi ormas Islam terbesar di Sumatera Utara ini di Bumi Turang. Hanya saja pengiriman da’i dari Medan masih di desa-desa sekitaran Brastagi dan Kabanjahe.” jelasnya.

Baru kemudian di tahun 1989, lanjut beliau, dikirim lah tim dakwah safari Ramadhan dari Madrasah Al Qismul’aly Al Washliyah Kedai Sianam Batubara ke desa-desa paling jauh dari ibukota kabupaten Karo bahkan menjadi daerah perbatasan SUMUT dengan Aceh Tenggara.

“Tim safari dakwah Al Washliyah dari Madrasah Al Qismul’aly Kedai Sianam dipimpin Mu’allim dan Mu’allimah dan puluhan siswa ditempatkan di sejumlah desa di Kecamatan Mardingding atas arahan Kandepag Karo saat itu. Hal ini ternyata karena kepala KUA Mardingding adalah kader Washliyah alumni Al Qismul’aly Ismailiyah Medan dan beliau adalah putera Batubara. Info ini kami dapat langsung dari salah satu tim safari dakwah saat itu, Ustadz H. Huzaifah, yang saat ini beliau diamanahkan sebagai Ketua MUI kabupaten Batubara,” terang Alex.

“Karenanya, kami sebagai kader Al Washliyah, sejak 2006 yang lalu, tradisi dakwah pedalaman minoritas ini tetap kita dilanjutkan. Alhamdulillah Sabtu dan Ahad ini, 02 dan 03 Agustus telah digelar secara rutin pembinaan intensif da’i asli suku Karo yang berdomisili di desa binaan kita. Hal ini merupakan amanah Ketua PW Al Washliyah Sumut Ustadz Dr. H. Dedi Iskandar Batubara yang ingin tetap dilanjutkan dakwah minoritas. Tentu harapannya, mereka lah yang bermujahadah dalam mengemban amanah dakwah di kampungnya masing-masing,” kata Alex.

Masih kata Ustadz Alex, inilah filosofi petuah Kalak Karo, “Pesikap Kuta Kemulihen” yang bermakna, membangun kampung halaman.

Sementara itu, Ustadz Ngantar Ginting, S.Ag bersama da’i asli Karo lainnya mengaku sangat bersyukur dan berterimakasih atas kegiatan pembinaan dan penguatan dakwah oleh Al Washliyah di daerah minoritas perbatasan Karo ini.

“Kami sudah mengenal Ustadz Alex sejak tahun 2006 , beliau dari lajang sudah berdakwah di kampung kami. Alhamdulillah meski beliau sudah berdomisili di Medan, namun tetap tak lupa sama kami. Beliau rutin minimal sebulan sekali berkunjung dan menyemangati kami dalam berdakwah. Jujur, kami sangat merasakan manfaat dan semakin semangat membimbing umat Islam di sini setelah secara rutin beliau mentarbiyah kami,” Akunya.

Ramiah Br Tarigan, tokoh agama didampingi Kepala Dusun, Yusrani Br Tarigan dan Ustadzah Erfinanta Br Karo, guru Agama Islam mengatakan kehadiran dakwah Al Washliyah di kampungnya sangat berdampak positif dan banyak perubahan dan kemajuan.

“Al Washliyah melalui Ustadz Alex saja yang datang jauh dari Medan berusaha keras dan tetap semangat. Tentu kami termotivasi, sangat bermanfaat baik dari segi materi, ilmu, contoh teladan, hingga kami ingin menjadi minimal sedikit saja seperti ustadz. Harapannya Al Washliyah terus membina, membimbing kami di daerah minoritas ini,” katanya.

Mereka juga sangat berharap berdiri Madrasah Diniyah Awwaliyah Al Washliyah di kampung ini untuk mendidik agama sejak dini bagi anak-anak usia SD.
Mereka juga menghaturkan terima kasih atas kunjungan dan bantuan yang diberikan, semoga Al Washliyah tetap eksis dan semakin maju zaman berzaman.

Ketua PC Al Washliyah Kecamatan Laubaleng, Ustadz H. Ibnu Qoyyim Nasution, S.Pd.I mengatakan sangat mendukung penuh kegiatan dakwah di sejumlah desa di daerah ini.

“Sejak masa Ustadz H. Bahrum Lubis sebagai ketua PD Al Washliyah Karo sudah berdiri PC Al Washliyah kecamatan yang saat itu masih Mardingding belum mekar menjadi dua Kecamatan Mardingding dan Kecamatan Laubaleng. Ketua PC pertamanya adalah Ustadz M. Ismail Ginting. Setelah itu baru saya diamanahkan ketua PC sampai saat ini. Kami tentu mensupport penuh semua kegiatan dakwah Al Washliyah terutama dari Majelis Dakwah PW. Bahkan sejak 2008 kami pengurus secara rutin dibimbing Ustadz Alex dalam Halaqoh khusus, memberi teladan beribadah dan semangat berdakwah,” kata Ibnu Qoyyim.

Beliau mendukung mendirikan Madrasah Diniyah Al Washliyah di kecamatan ini sebagai penguatan akidah, ibadah dan akhlak sejak ini bagi anak-anak muslim di sini. Sekaligus upaya kaderisasi lahirnya ulama Washliyah asli suku Karo. (rilis/sir)

Seluruh Guru Ibtidaiyah dan Paud Al Washliyah Magelang Ikut Pelatihan Deep Learning

0

MAGELANG –Seluruh guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan PAUD Al Jam’iyatul Washliyah (Al Washliyah) Bandongan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengikuti pelatihan implementasi Deep Learning (belajar mendalam-red) pada pembelajaran yang diselenggarakan di aula pelatihan Senjakala Village Magelang, Jawa Tengah, pada hari Sabtu 02 Agustus 2025/08 Shafar 1447 H.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam menerapkan konsep deep learning dalam proses pembelajaran agar lebih efektif dan inovatif.

Pelatihan ini menghadirkan Dr.Rasidi M.Pd, seorang akademisi dan trainer parenting dari Lembaga Pelatihan Rasidi Inspirasi sebagai narasumber utama pembelajaran mendalam tingkat Nasional. Dalam sesi pelatihan, beliau menjelaskan bahwa deep learning dalam pendidikan bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang membangun pola pikir kritis, analitis, dan kreatif pada peserta didik. Guru diharapkan mampu menerapkan strategi pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna bagi siswa.

Selama sesi pelatihan, para peserta diberikan berbagai materi, mulai dari konsep dasar deep learning, penerapan dalam berbagai mata pelajaran, hingga praktik langsung dalam menyusun strategi pembelajaran berbasis pemikiran mendalam. Guru-guru juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman mengenai tantangan serta solusi dalam implementasi metode ini di kelas mereka.

Ketua Pengurus Wilayah Al Washliyah Jawa Tengah, H.Diding Darmudi, Lc, MA, dalam sambutannya mengapresiasi terhadap antusiasme para guru dalam mengikuti pelatihan ini. “Dengan adanya pelatihan ini, saya berharap para guru dapat terus berinovasi dalam mengajar serta mampu membimbing siswa untuk berpikir lebih kritis dan mendalam dalam memahami konsep pembelajaran,” ujarnya.

Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi SD di Kecamatan Bandongan dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan interaktif. Dengan meningkatnya kompetensi guru dalam menerapkan deep learning, diharapkan kualitas pembelajaran semakin optimal dan mampu mencetak generasi yang unggul dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

Pelatihan ini juga dihadiri Muhamad Sidik S.Pd, M.Pd pengawas sekolah se-Kecamatan Bandongan, Magelang. Dalam sambutannya beliau memberikan apresiasi kepada Al Washliyah Jateng yang telah menjadi inisiator program ini. (rilis/sir)

SC Muktamar XI HIMMAH Bertemu Ketua Majelis Kader PB Al Washliyah

0

JAKARTA – Ketua Panitia Streering Committe (SC) Muktamar XI Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH), Fadlan Zainuddin, MH, dan Sekretaris SC, Isminar, M.Pd mengadakan pertemuan silaturahmi dengan Ketua Majelis Kader Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah, Kolonel Purn Drs. H.Muhammad Zaid, di Kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat 1 Agustus 2025/07 Shafar 1447 H.

Turut hadir pada pertemuan tersebut, Ketua Umum PP HIMMAH, Abdul Razak Nasution, Wakil Ketua Majelis Kader PB Al Washliyah, Drs.H.Ahmad Yani Panjaitan dan Sekretaris Majelis Kader PB Al Washliyah, Syamsir Bastian.

Kolonel Zaid banyak memberi arahan untuk kesuksesan acara muktamar, termasuk menyiapkan rancangan dan materi acara yang akan dibahas. Majelis kader berharap kegiatan yang tinggal beberapa hari ke depan dapat dipersiapkan dengan baik dan sempurna.

Pertemuan yang berlangsung sekitar 2 jam itu, diwarnai diskusi antara ayah dan anak. Dengan harapan pelaksanaan Muktamar XI HIMMAH pada 08-10 Agustus di satu hotel di Kawasan Slipi Jakarta Barat berlangsung lancar. Muktamar ini akan diikuti perwakilan peserta dari 21 wilayah. (sir)

Ketua PB Al Washliyah Prof. Deding Ishak Apresiasi Amnesti dan Abolisi oleh Presiden Prabowo

0
Ketua PB Al Washliyah Bidang Hukum dan HAM, Prof.Dr.H.Deding Ishak, SH,MM.

JAKARTA – Ketua Bidang Hukum dan HAM Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washlyah (PB Al Washliyah), Prof. Dr. H. Deding Ishak, SH,MM, memberikan apresiasi tinggi terhadap keputusan Presiden Prabowo Subianto yang memberikan amnesti kepada Hasto Kristiyanto dan sejumlah terpidana lainnya, serta abolisi kepada Thomas Lembong.

Menurut Prof Deding, langkah tersebut menunjukkan presiden menggunakan kewenangannya secara tepat dan bertanggung jawab sesuai dengan dinamika hukum dan politik nasional.

Prof. Deding yang juga Ketua Komisi Hukum MUI dan mantan anggota Komisi III DPR RI menilai keputusan tersebut mencerminkan sikap responsif dan aspiratif Presiden terhadap pandangan kritis masyarakat sipil. “Presiden mendengarkan dan merespons secara arif. Ini langkah konstitusional yang memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintahan,” ujar Deding, Jumat 1 Agustus 2025/07 Shafar 1447 H.

Langkah Presiden Prabowo ini, kata Prof Deding, menjadi sinyal kuat bahwa pemerintahannya berkomitmen menghentikan praktik intervensi politik dalam proses penegakan hukum. Ia menegaskan bahwa hukum tidak boleh dijadikan alat kekuasaan, melainkan harus berdiri independen demi keadilan dan kepastian hukum.

“Presiden telah menunjukkan ketegasannya. Ini bukan sekadar keputusan hukum, tapi juga preseden penting bagi masa depan demokrasi dan supremasi hukum di Indonesia,” ucap Deding.

Prof. Deding juga menekankan pentingnya menjadikan hukum dan pendidikan sebagai panglima dalam jalannya pemerintahan. Menurutnya, hanya dengan cara itu Indonesia bisa mewujudkan cita-cita menjadi masyarakat adil dan makmur secara nyata, bukan hanya slogan dalam konstitusi.

Ia menyebut selama kurang dari satu tahun menjabat, Presiden Prabowo telah menunjukkan keberpihakan nyata kepada rakyat, khususnya melalui peningkatan alokasi anggaran untuk sektor pendidikan dan kesehatan. “Kita lihat ada Sekolah Rakyat untuk kaum dhuafa yang cerdas, dan program makan bergizi untuk siswa dan santri. Ini bukti nyata janji politik yang ditepati,” katanya.

Baca Juga : Arab Saudi Minta Indonesia Sesuaikan Jadwal Haji 2026
Di kancah internasional, lanjut Deding, nama Presiden Prabowo kini mulai diperhitungkan dan dihormati oleh pemimpin-pemimpin negara lain. “Kita menyaksikan bagaimana pemimpin kita tampil mengagumkan dan menjadi representasi kekuatan baru Indonesia di dunia global,” ujarnya.

Deding berharap Presiden Prabowo senantiasa diberi kesehatan dan kekuatan lahir batin dalam menjalankan amanah rakyat. “Semoga Allah SWT menjaga beliau agar terus memimpin bangsa ini menuju perubahan yang lebih baik,” ucapnya penuh harap.

“Kita bangga memiliki Presiden Prabowo,” tegas Prof. Deding Ishak, yang juga Ketua Mahkamah Organisasi Al Washliyah ini kepada pers. (vnews/sir)

Khutbah Jumat: Demi Sebuah Konten

0
Dr.H.Marasakti Bangunan, MA.

السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ المُشْرِكُوْنَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ! أُوْصِى نَفْسِى وَأَنْتُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ, إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم}، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah!

Alhamdulillah, pada hari yang penuh berkah ini kita masih diberikan limpahan rahmat oleh Allah SWT berupa iman dan Islam, sehingga kita dapat bersama-sama melaksanakan shalat Jumat dengan penuh khidmat.

Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sosok mulia yang menjadi panutan dan teladan kita semua dalam menjalani kehidupan. Dengan mengikuti jejak beliau, mari kita terus berusaha menjadi umat yang terhormat dan tetap konsisten dalam beribadah.
Semoga di hari akhir kelak kita semua mendapatkan syafaat dan pertolongan dari beliau, amin ya Rabbal ‘alamin.

Jagalah selalu ketakwaan kepada Allah SWT dalam setiap langkah hidup, dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya secara konsisten dan penuh kesungguhan. Ingatlah bahwa ketakwaan adalah cahaya yang menerangi jalan menuju Ridha dan ampunan-Nya, serta pelindung dari segala bahaya dan kesengsaraan dunia maupun akhirat.

Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah!

Media sosial telah menjadi salah satu kekuatan besar dalam membentuk budaya dan perilaku masyarakat di era digital. Kehadirannya tak hanya memudahkan komunikasi, tapi juga menciptakan peluang tanpa batas bagi individu untuk menjadi konten kreator—baik amatir maupun profesional. Fenomena ini membawa warna baru dalam dunia hiburan, informasi, hingga bisnis. Namun, di balik berbagai peluang, ada tantangan besar yang harus dihadapi: batas antara kreatif, etis, dan destruktif kian tipis demi mendapatkan perhatian publik atau yang kini populer disebut viral.

Seiring meningkatnya persaingan untuk mendapat perhatian, like, share dan comen, banyak kreator yang berlomba-lomba membuat konten sensasional, bahkan jika harus menabrak rambu etika. Demi sebuah konten, beberapa pihak rela melakukan tindakan-tindakan bebrapa hal berikut.

Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah!

Pertama : Merendahkan martabat manusia dengan menjadikan keterbatasan fisik sebagai canda dan lelucon, hal tersebut merupakan sikap yang sangat tidak terpuji dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan serta ajaran Islam. Setiap insan diciptakan oleh Allah SWT dengan keunikan dan kekurangan masing-masing, yang sejatinya harus dihormati dan diperlakukan dengan kasih sayang. Allah SWT berfirman dalam Surah At-Tin ayat 4:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Ini menunjukkan bahwa setiap manusia adalah makhluk mulia dengan bentuk yang sempurna menurut ketentuan Allah, sehingga tidak pantas dihina atau diejek

Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah!

Kedua : Menyebarkan hoaks (berita bohong), menciptakan fitnah, dan membagikan isu-isu sensitif yang belum diketahui kebenarannya hanya demi meningkatkan jumlah klik-klik, dan subscribe. merupakan perilaku yang sangat tercela dan berdosa dalam Islam.

Fitnah termasuk dosa besar yang lebih kejam dari pembunuhan karena dapat merusak kehormatan, memecah belah ukhuwah umat, serta menimbulkan kebencian dan kerusakan sosial yang luas.

Allah SWT menyatakan bahwa fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 191:
وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ
Artinya : Dan fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan.” (QS. Al-Baqarah: 191)

Oleh karena itu, kita wajib menjaga kejujuran, integritas, dan niat baik dalam menyebarkan informasi, serta menghindari segala bentuk hoaks dan fitnah demi menjaga keharmonisan dan martabat manusia serta memperoleh keridhaan Allah SWT.

Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah!

Ketiga, banyak kreator yang secara sengaja menempatkan perempuan dalam posisi paling rendah, menjadi bahan lelucon, bahkan batas antara ruang privat/rahasia dan public/umum semakin kabur, termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Demi mengejar popularitas, banyak pasangan suami-istri memilih memamerkan hubungan mereka ke ranah public mulai dari candaan sehari-hari, konflik kecil, hingga pengkhianatan, semuanya dijadikan bahan konsumsi audiens.

Sebagai contoh dalam sebuah akun TikTok, dalam video ada dialog antara suami dan istri yang berbunyi : pulang!, pulang kau sana tempat orang tuamu, aku tak mau hidup sama kau lagi” Islam menegaskan bahwa ada tiga perkara yang sangat serius, di mana bercandanya pun dianggap benar-benar serius: yaitu nikah, cerai, dan rujuk.

Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadis: “Tiga perkara, seriusnya adalah serius, dan candanya adalah serius; yaitu nikah, cerai, dan rujuk.” (HR Abu Dawud). Pandangan ini menjadi pengingat agar tidak sembarangan dan sangat berbahaya menjadikan urusan rumah tangga sebagai bahan hiburan publik, mengingat konsekuensinya yang berat baik di dunia maupun di akhirat.

Perkembangan media sosial adalah fenomena yang tak bisa dihindari. Namun, jika “demi sebuah konten” menjadi pembenaran atas perilaku melanggar etika, merendahkan martabat, hingga merusak tatanan sosial dan pernikahan, maka media sosial telah kehilangan fungsinya sebagai ruang kreativitas yang sehat. Kehati-hatian, literasi digital, serta regulasi yang tegas adalah kunci agar media sosial benar-benar dapat memberikan manfaat bagi seluruh elemen masyarakat.

Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah!

Marilah kita bersama-sama berkomitmen untuk menciptakan konten dakwah yang bukan sekadar menarik, tetapi penuh manfaat dan nilai yang membawa kebaikan bagi dunia dan akhirat. Konten dakwah yang kita buat hendaknya mengedepankan kejujuran, hikmah, dan kasih sayang, dengan bahasa yang mudah dipahami serta relevan dengan kebutuhan dan tantangan zaman, khususnya generasi muda yang banyak menghabiskan waktu di media sosial.

Dengan kreativitas dan konsistensi, kita manfaatkan teknologi digital sebagai sarana menyebarkan ilmu, inspirasi, dan pengingat akan kebaikan serta larangan dalam Islam, sehingga mampu membangun kesadaran keimanan yang kokoh sekaligus mempererat ukhuwah umat. Inilah wujud tanggung jawab kita untuk berdakwah secara modern yang memberi dampak positif, tidak hanya bagi kehidupan dunia, tetapi juga sebagai bekal amal baik untuk akhirat kelak, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الحَمْدُ ِللهِ الَّذِى تَتِمُّ الصَّالِحَاتِ , وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ , اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ,
فَيَا عِبَادَ اللهِ! أُوْصِى نَفْسِى وَأَنْتُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ, إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ ، وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ ، فَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَااَّلذِيْنَ آمَنُوْ ا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا”
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وعلى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيْ الحَاجَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ ,
اللّهُمَّ لا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لايَخَافُكَ وَلا يَرْحَمُنَا , اللّهُمَّ انْصُرِ المُجَاهِدِيْنَ الَّذِيْنَ يُجَاهِدُوْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ زَمَانٍ وَمَكَانٍ, اللّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ دِيْنَكَ ,اللّهُمَّ أَعِزَّ الإسْلامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِّلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَانْصُرْ عِبَادَكَ المُؤْمِنِيْنَ,
رَبَّنَا لاتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّاب رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَاِيْتَآءِ ذِيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكَمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Dr.H.Marasakti Bangunan, MA
Majelis Dakwah Pengurus Wilayah Al Washliyah Sumatera Utara.

Dekan FAI Univa Medan Motivasi 13 Mahasiswa Kader Ulama Segera Selesaikan Tugas Akhir Kuliah

0

MEDAN – Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Al Washliyah (Univa) Medan, Dr.HM Tohir Ritonga, Lc, MA, CWC, didampingi Wakil Dekan II FAI, Dr.Nikmah Royani Harahap, MA dan Kepala Prodi, Ummy Fitriani,M.Pd, memberi arahan dan motivasi kepada 13 mahasiswa Pendidikan Kader Ulama (PKU) agar segera menyelesaikan tugas akhir kuliah.

Dr.HM Tohir Ritonga menjelaskan tugas akhir perkuliahan dimaksud adalah, menulis skripsi dan bahsul masail sesuai dengan judul yang ditetapkan. “Setelah wisuda mereka akan diterjunkan untuk berdakwah ke daerah minoritas selama 12 bulan,” kata Tohir Ritonga, saat memberi arahan pada hari Kamis 31 Juli 2025/06 Shafar 1447 H.

Disebutkan, ketigabelas mahasiswa tersebut dapat kuliah di Univa Medan, sebagai kampus swasta tertua di Sumatera Utara, setelah lolos seleksi ketat, tertulis dan lisan.

Kepada redaksi website resmi PB Al Washliyah ini, Dekan FAI, Tohir Ritonga menjelaskan bahwa mahasiswa itu memiliki kelebihan dibanding mahasiswa prodi yang lain. Mahasiswa kader ulama ini merupakan mahasiswa pilihan, khusus belajar kitab kuning atau arab gundul. Selama kuliah, wajib tinggal di asrama di bawah bimbingan dan pengawasan ustad penanggungjawab asrama.

Selain itu, kata Tohir Ritonga, mahasiswa ini memperoleh beasiswa penuh selama 4 tahun. Setelah lulus, melakukan pengabdian dakwah ke daerah minoritas umat Islam selama 1 tahun.

Dalam catatan website ini, pendidikan khusus kader ulama ini diinisiasi oleh Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM dan pihak Rektorat Univa Medan, guna menyiapkan kader ulama yang sarjana untuk menjadi pendakwah di berbagai pelosok di Indonesia. Mereka dididik menjadi kader ulama yang siap mengabdi untuk umat Islam, bangsa dan negara ini. (sir)

Oktober 2025, PB Al Washliyah Gelar Peningkatan Kompetensi Instruktur Nasional, Ini Persyaratannya

0

JAKARTA – Sebanyak 100 orang instruktur Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) dan Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) akan mengikuti kegiatan peningkatan Kompetensi Kepemimpinan Instruktur Nasional Al Washliyah pada 10-12 Oktober 2025 mendatang. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, Insya Allah dilangsungkan di Jakarta.

Hal tersebut terangkum pada rapat koordinasi Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah (PB Al Washliyah) dengan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) dan Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP HIMMAH), di Kantor PB Al Washliyah, Jalan Jenderal Ahmad Yani No 41, Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, pada hari Senin 28 Juli 2025/03 Shafar 1447 H.

Hadir pada rapat, Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM, Sekretaris Jenderal PB Al Washliyah, Dr.Ir.H.Amran Arifin, MM,MBA, Bendahara Umum PB Al Washliyah, Drs.H.Rijal Naibaho, Ketua Majelis Pendidikan, H.Ridwan Tanjung, M.Si, Sekretaris Majelis Pendidikan, H.Muhammad Razvi Lubis, M.Pd, Wakil Ketua Majelis Kader PB Al Washliyah, Drs.Ahmad Yani Panjaitan, Ketua Umum PP HIMMAH, Abdul Razak Nasution, Wakil Sekretaris PP HIMMAH, Rizal, Khairunnisa (Icha), Wakil Sekretaris PP IPA, Iskhak Sidiq, Sugeng Priyanto..

Kolonel Purn Drs.H.Muhammad Zaid, MM, selaku Ketua Majelis Kader PB Al Washliyah, dan juga ketua panitia, mengemukakan bahwa rencana persiapan kegiatan `Peningkatan Kompetensi Kepemimpinan Instruktur Nasional Al Washliyah tahun 2025′ akan diikuti instruktur organisasi bagian, yakni IPA dan HIMMAH. Dengan rincian, instruktur IPA sebanyak 35 orang, dan instruktur HIMMAH 30 orang, sementara dari tiap wilayah satu orang, sebanyak 35 wilayah Al Washliyah di Indonesia.

Adapun peserta, kata Zaid, dibagi dua kelompok, yakni peserta inti dan peninjau. Kelompok peninjau ini berasal 35 wilayah Al Washliyah se-Indonesia. Sementara pihak SC (streering Commitee) tengah mempersiapkan materi inti, kompetensi dan pengayakan.

Dalam Waktu dekat ini, panitia akan mengirimkan surat undangan/surat edaran kepada PP IPA, PP HIMMAH, Biro Intruktur HIMMAH dan Forum Instruktur IPA untuk mendaftarkan pesertanya secara online. Kegiatan semacam ini baru pertama kali diadakan untuk tingkat nasional.

PERSYARATAN PESERTA

  1. Instruktur Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA), diutamakan sudah mengikuti Latihan Kader Instruktur (LKI), minimal Latihan Kader Menengah (LKM) yang direkomendasikan oleh PP IPA
  2. Instruktur Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH), diutamakan sudah mengikuti Latihan Kader Instruktur (LKI), minimal Latihan Kader Menengah (LKM) yang sudah direkomendasi oleh PP HIMMAH.
  3. Dapat membaca Al Qur`an dengan baik dan benar
  4. Usia maksimal 35 tahun.
  5. Lulus test tertulis (Pretest online)
  6. Membawa Al Qur’an

PERSYARATAN PENINJAU

  1. Majelis Kader Tingkat Wilayah Al Washliyah masing-masing 1 (satu) orang yang dilengkapi surat mandat.
  2. Pendidikan minimal Strata 1 (S1)
  3. Dapat membaca Al Qur’an dengan baik dan benar
  4. Usia maksimal 45 tahun.
  5. Lulus test tertulis
  6. Membawa Al Qur’an.

Rencana pembukaan, kata Zaid, akan dilaksanakan di Gedung Lemhannas, Jakarta Pusat. Sementara pemateri/narasumber dalam konfirmasi panitia kepada yang berkompeten. (sir).