26.4 C
Jakarta
Rabu 17 September, 2025
Beranda blog Halaman 13

Washliyah Akan Gelar Orientasi Peningkatan Kompetensi Kepemimpinan Instruktur Tingkat Nasional

0

JAKARTA – Pengurus Besar Al Washliyah melalui Majelis Kader PB Al Washliyah bersama Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Al Washliyah (PP IPA) dan Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP HIMMAH) akan menggelar kegiatan Orientasi Peningkatan Kompetensi Kepemimpinan Instruktur Nasional Al Washliyah, pada pertengahan September 2025 nanti.

Demikian hasil rapat koordinasi Majelis Kader PB Al Washliyah, yang dipimpin Kolonel Purn Drs Muhammad Zaid, MM dengan Ketua Umum PP IPA, Afri Yandi Putra, Bendahara PP IPA, Ibrahim dan Ketua Umum PP HIMMAH, Abdul Razak Nasution dan Wakil Sekjen PP HIMMAH, Luthfi Wicaksono, di Kantor PB Al Washliyah, pada hari Rabu 21 Mei 2025/23 Zulkaedah 1446 H.

Ketua Umum PP IPA, Afri Yandi Putra, menyatakan dukungan organisasinya untuk kegiatan orientasi tersebut. Menurut dia kegiatan yang diselenggarakan oleh pengurus besar tersebut sangat tepat untuk meningkatkan kompetensi instruktur/pelatih di lembaga kekaderan pelajar Washliyah. Ia merespon positif apabila kegiatan itu dibuka secara resmi oleh Ketua Lemhannas.

“Peserta orientasinya jangan menginap di hotel,” pintas Afri

Hal senada juga dikemukakan oleh Ketua Umum PP HIMMAH, Abdul Razak Nasution. Orientasi peningkatan komptensi sangat didambakan oleh kalangan intruktur Mahasiswa Al Washliyah. Ia pun sepakat bahwa instruktur di kalangan pelajar dan mahasiswa harus memiliki kemampuan khusus, sebab di tangan mereka terletak pembentukan calon kader dan pimpinan organisasi, bangsa dan negara tercinta ini.

“Kami mendukung penuh kegiatan ini,” ucap Razak.

Ketua PB Al Washliyah Bidang Kader, Kolonel Purn Drs.H.Muhammad Zaid, MM, sebelum berangkat ke tanah suci, menegaskan dalam rapat tersebut bahwa rencana kegiatan itu adalah tindaklanjut hasil rapat kerja nasional (Rakernas) dan Rapimnas Al Washliyah, yang diselenggarakan April 2025 lalu di Jakarta dan Sentul Internasional Bogor.

Jumlah peserta kegiatan ini untuk sementara dibatasi sebanyak 100 orang. Dengan rincian 50 dari instruktur HIMMAH dan 50 Instruktur IPA, forum instruktur dan biro instruktur. Persyaratannya LKI/LKM dan memiliki surat keterangan dari Organisasi Bagian masing-masing. Untuk peninjau diusulkan ketua majelis kader dari setiap wilayah di Indonesia.

Hasil koordinasi dengan organisasi bagian pelaksana kekaderan Al Washliyah ini langsung disampaikan Ketua Majelis Kader PB Al Washliyah pada rapat Pengurus Besar Al Washliyah, pada sore harinya. Rapat PB mengusulkan tambahan kalimat kepemimpinan sehingga menjadi Orientasi Penigkatan Kompetensi Instruktur Nasional Al Washliyah.

Pembukaan direncanakan di Gedung Lemhannas, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, sementara pelaksanaannya di markas Secapa Bandung, Jawa Barat, atau di Markas Divisi Infantreri I/Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat.

“Panitia SC dan OC segera menyiapkan kegiatan ini,” tegas purnawirawan perwira menengah TNI AD ini. (sir)

Terpilih Sebagai Ketua Koperasi Attijarah, Zulkifli: Semoga Jadi Investasi Masuk Surga

0

JAKARTA – Ketua Koperasi Jasa Attijarah Al Washliyah terpilih, Zulkifli, S.Pd.I menegaskan semoga koperasi yang dipimpinnya menjadi investasi masuk surga. Hal itu dikemukakannya pada saat menerima amanah sebagai Ketua Koperasi Jasa Attijarah Al Washliyah dari Drs.H.Rijal Naibaho MM kepada Zulkifli, yang terpilih pada rapat anggota luar biasa.

Rapat dilangsung di lantai dasar Kantor PB Al Washliyah, Jalan Jenderal Ahmad Yani No 41 Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat. Semula rapat dipimpin Ketua Koperasi Drs.H.Rijal Naibaho. Menurut dia, selama 3 tahun sejak koperasi itu dibentuk, belum dapat melaksanakan program dengan maksimal. Ditambah dengan kesibukannya sebagai Bendahara umum PB Al Washliyah, maka ia menyatakan kepada peserta rapat bahwa ia mengundurkan diri.

Rapat yang berlangsung sekitar satu jam lebih itu, dihadiri Sebagian anggota koperasi itu, sepakat menerim pengunduran diri tersebut dan sekaligus melakukan pergantian pengurus. Dengan demikan, rapat anggota tersebut disepakati berubah menjadi rapat anggota luar biasa, dan sekaligus secara aklamasi memilih Zulkfli sebagai Ketua Koperasi Jasa Attijarah Al Wahliyah periode 2025-2030.

Susunan pengurus sebagai berikut:

Ketua: Zulkifli, S.Pd.I
Wakil Ketua: Drs.H. Abdul Rivai Harahap, M.Pd
Sekretaris: Dzikri Ghufronillah, SH
Wakil Sekretaris: Khoirunnisa, S.Pd
Bendahara: Fahmi Effendy.

Setelah ini, maka pengurus selanjutnya akan menghadap notaris. (sir)

Doa Almarhumah Rukyatul Hilal dan Almarhum Endin

0

Ustad H.Anas Abdul Jalil, M.Pd.I Ketua Majelis Dakwah PB Al Washliyah, memimpin doa dan tahlil khusus untuk almarhumah Dra.Rukyatul Hilal Sagala, instruktur HIMMAH Sumatera Utara dan almarhum Drs.H.Endin MA, tokoh dan pewakif tanah dan bangunan musholla dan madrasah Al Washliyah Cikeusal, Kab Serang, Banten, yang wafat kemarin. Doa dilangsungkan usai Salat Maghrib berjemaah pada hari Rabu 21 Mei 2025 di Kantor PB Al Washliyah, Jakarta, bersama Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis SH,MM, Sekjen PB Al Washliyah Dr.Ir.H.Amran Arifin, MM, MBA, Bendahara Umum PB Al Washliyah Drs.H.Rijal Naibaho MM serta sejumlah ketua dan sekretaris PB Al Washliyah. (sir)

Ketum PB Al Washliyah: Menjadikan Pesantren Ramah Anak Sebaiknya Bentuk Tim Monitoring Terpadu

0

JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM menjadi narasumber pada Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, pada hari Selasa 20 Mei 2025/22 Zulkaedah 1446 H di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Sementara tema forum diskusi adalah Risalah Kebijakan Menciptakan Lingkungan Pesantren yang Ramah untuk Anak. Forum ini diikuti para peneliti dan ilmuan dari berbagai Ormas Islam, termasuk Ormas Islam Al Washliyah.

Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM dalam paparannya mengemukakan untuk menjadikan pesantren lebih terbuka, ramah lingkungan, ramah anak, maka pemerintah sebaiknya membentuk tim monitoring terpadu dan terjadwal, untuk memastikan program ramah anak teralisasi. Tim yang dibentuk tersebut melibatkan unsur ulama, ormas dan Kementerian Agama.

Orang nomor satu di Organisasi Al Washliyah ini merespon isu strategis Gedsi (Gender, disabiltas dan inkulusi sosial) yang menjadi masalah hasil temuan penelitian terhadap 90 pesantren di Indonesia melalui survei nasional, 17 pesantren untuk penelitian kualitatif, berupa tingginya kerentanan santri terhadap kekerasan seksual, pengetahuan Kesehatan Reproduksi belum komprehensif, kesehatan Mental Santri belum menjadi prioritas, Penyalahgunaan relasi kuasa, lingkungan fisik yang belum inklusif, pengawasan kurang maksimal dan faktor pendukung lainnya.

Masyhuril Khamis mengungkapkan realitas dan tawaran solusi:

  1. Untuk mencegah tindak kekerasan seksual terhadap santri, maka jumlah musyrif/ musyarifah di suatu pesantren harus dimaksimalkan. Perbandingannya satu orang musyrifah (petugas perempuan/pengawas) minimal mengawasi 5 orang santri.
  2. Pihak pesantren telah melakukan pencegahan, seperti tukar kamar pada priode tertentu, dan santri di atur untuk tidak berteman itu-itu saja, atau menghilangkan geng-geng-an/kelompok-kelompok santri di pondok pesantren. Idealnya setiap santri memiliki kasur masing-masing dengan cara bertingkat, sehingga tidak berdempetan satu dengan yang lain
  3. Di pesantren Penggunaan HP sangat dibatasi namun ketika liburan, atau ketika orangtua berkunjung santri mendapatkan kesempatan untuk mengakses HP.
  4. Sebahagian pesantren telah mengajarkan fiqh Wanita khususnya bagi santri Wanita. Pesantren juga sudah mengajarkan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan mentalitas agar menjadi penangkal dan menjadi orang yang mandiri.
  5. Harus disadari bahwa pendidikan akhlak dan adab menjadi landasan yang harus di miliki oleh para pengayom dari pesantren
  6. Penerimaan santri seyogianya dilakukan selektif. Jangan sampai terjadi ada ’kelompok/kelompok’ santri di dalam pondok pesantren, baik santri pria atau santri wanita.
  7. Masa liburan yang begitu lama, setidak-tidak dapat mempengaruhi perilaku santri. Sebab liburan yang panjang berdampak terhadap perilaku santri. Karena itu, perlu dibuatkan aturan khusus agar masa liburan santri tidak sama dengan siswa sekolah lain.
  8. Pemerintah supaya memberikan dukungan anggaran kepada pesantren di Indonesia, sebab selama ini bantuan tersebut belum merata.

Mewujudkan Lingkungan Pesantren yang ramah anak, menurut Masyuril Khamis, maka perlu dilakukan berapa hal:

  1. Pelatihan Pengasuh dan Pengajar
  2. Pembuatan Kode Etik dan SOP Perlindungan Anak
  3. Mengefektifkan media komunikasi antara pengasuh, santri dan wali
  4. Mekanisme Pengaduan Aman dan Rahasia
  5. Fasilitas Pendukung

Pada pengantar, Masyhuril Khamis menegaskan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan akhlak generasi muda. Namun, masih ditemukan praktek-praktek pengasuhan dan pendidikan yang kurang memperhatikan hak dan perlindungan anak. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan untuk memastikan bahwa lingkungan pesantren menjadi tempat yang aman, nyaman dan ramah anak.

Ia memberi apresiasi terhadap penyelenggaraan Forum Group Discussion (FGD) yang digagas oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta ini. “Hanya saja kita semua tidak terfokus kepada FGD semata, karena yang dipentingkan pada era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto adalah action, bukan konsep di atas kertas, tapi adalah implementasi.

Masyuril Khamis menyebutkan data yang diperoleh bahwa jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 36.600 unit pesantren, 3,4 juta santri aktif dan 370.000 kiai dan guru. Sementara dalam ringkasan eksekutif disebutkan 90 pesantren di Indonesia melalui survei nasional dan 17 pesantren untuk penelitian kualitatif.
“Apakah jumlah pesantren yang diteliti ini sudah memenuhi ketentuan suatu penelitian atau survei, sehingga hasil yang rumuskan pada FGD ini tercapai dengan sempurna dan tidak terkesan memojokkan suatu lembaga?,” tegas Masyhuril Khamis, yang juga Ketua Pusat Dakwah Perbaikan Akhlak Bangsa MUI Pusat ini. (sir)

PB Al Washliyah – Baznas Kerjasama Bangun Rumah Sehat

0

JAKARTA – Pengurus Besar Al Washliyah mengadakan kerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) membangun rumah sehat dalam waktu dekat ini. Kerjasama ini tengah digodok dalam bentuk MOU/Kerjasama antara Pengurus Besar Al Washliyah dengan Baznas.

Pengurus Besar Al Washliyah melakukan kunjungan silaturahmi ke Kantor Baznas di Kawasan Matraman,Jakarta Timur pada hari Selasa 20 Mei 2025/22 Zulkaedah 1446 H yang dipimpin Sekjen PB Al Washliyah, Dr.Ir.H.Amran Arifin, MM,MBA, didampingi oleh Bendahara Umum PB Al Washliyah, Drs.H.Rijal Naibaho, MM, Direktur Operasional Al Washliyah, Zakat, Infaq dan Sedekah (Alzis), Muhammad Affan, S.Si, Ishak Sidik, S.Kom, Staf PB Al Washliyah.

Kunjungan PB Al Washliyah ini sebagai tindaklanjut dari Rakernas dan Rapimnas Al Washliyah yang digelar pada 25-27 April lalu di Kawasan Sentul Bogor, Jawa Barat. Al Washliyah sebagai ormas Islam yang lahir sebelum Indonesia merdeka melakukan kesepakatan/Kerjasama dengan Baznas, antara lain dalam lingkup Pendidikan, Kesehatan dan Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS).

Ketua Baznas Prof Dr KH Noor Achmad MA didampingi pimpinan bidang koordinasi nasional Achmad Sudrajat, Lc,MA, CFRM saat pertemuan mengungkapkan bahwa Baznas saat ini telah membangun rumah sehat, antara lain di Kawasan Rawabening, Jatinegara, Jakarta Timur. Program ini disambut langsung oleh Sekjen PB Al Washliyah, Dr.Ir.H.Amran Arifin, MM,MBA.

Menurut Amran, Kerjasama bidang Kesehatan itu akan dimuat dalam naskah Kerjasama yang tengah disusun oleh dua tim yakni tim dari Baznas dan PB Al Washliyah. Dijelaskan bahwa lahan untuk pembangunan rumah sehat di kalangan Al Washliyah sangat memungkinkan, karena lahan berupa wakaf Washliyah banyak tersebar di Indonesia, termasuk wilayah Indonesia Tengah dan Timur.

“Luas tanahnya minimal 600 meter,” jelas Achmad Sudrajat, seraya menyebutkan rumah sehat tersebut semacam layanan klinik kesehatan.

Pimpinan Al Washliyah dan Baznas pada pertemuan itu menyepakati redaksi MOU kedua belah pihak segera terealisasi, kemudian dapat ditandatangani oleh pimpinan dua Lembaga, termasuk mengenai perjanjian Kerjasama (PKS).

Sekjen PB Al Washliyah secara singkat mengenalkan Al Washliyah sebagai Ormas Islam yang lahir pada 30 November 1930 di Kota Medan. Sejak tahun 1986, Kantor PB Al Washliyah hijrah ke Jakarta dan kini berkantor di Jalan Jenderal Ahmad Yani No 41 Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat. Al Washliyah kini memiliki 35 wilayah di Indonesia, 382 kabupaten/kota, 9 pengurus luar negeri, 7 organisasi bagian, 704 sekolah dasar dan menengah, 10 perguruan tinggi, 8 panti asuhan dan 4 badan usaha; BPRS, Koperasi, Alzis dan LP3H. (sir)

Dua Profesor Dari Jepang dan Malaysia Kunjungi Masjid Al Washliyah Pangkep Sulsel

0

PANGKEP – Dua orang ilmuan Jepang dan Malaysia mengunjungi Masjid Al Washliyah di Taman Roja, Pangkep, Sulawesi Selatan, belum lama ini. Kehadiran dua profesor dari dua negara ini disambut oleh Pengurus Wilayah Al Washliyah Sulawesi Selatan dan Pengurus Daerah Al Washliyah setempat.

Menurut Prof Ismail Wekke kepada website ini, tamu tersebut adalah Prof Dr Peter Wanner dari Tohoku University Jepang dan Prof Madya Dr. Suyatno Ladiqi dari University Sultan Zainal Malaysia. Kehadiran dua tokoh ini dalam rangkaian seminar, sekaligus berdiskusi dengan PW Al Washliyah Sulsel, untuk pengembangan Unit Pelaksana Teknis Amal (UPTA) Pengurus Wilayah Al Washliyah Sulsel berupa perguruan tinggi.

“Prof. Peter mengapresiasi Al Washliyah sebagai bagian dari ormas keagamaan di Indonesia yang mengembangkan Pendidikan,” jelas Prof Peter sebagaimana yang dikutip Prof Ismail Wekke.

“Begitu pula Prof. Suyatno menyampaikan kegembiraan bisa berkunjung ke UPTA Al Washliyah di Taman Roja. Masjid yang menjadi lambang bagi pengembangan peradaban Islam.”

Sementara itu, Prof Ismail Suardi Wekke, Komite Saintifik SEAAM (Southeast Asia Academic Mobility) menyampaikan bahwa kunjungan ini untuk saling kenal mengenal dan mengidentifikasi potensi Kerjasama.

“Kami menggunakan kesempatan ini untuk silaturahmi dengan Washliyah,” tandas tamu itu.

Dua tamu tersebut sempat melihat kondisi bangunan Masjid Al Washliyah, dan hubungan antar Pengurus Wilayah dengan akademisi perguruan tinggi luar negeri ini akan ditindaklanjuti dalam hal kerjasama.

Di akhir pertemuan ditutup dengan makan bersama. (rilis/sir).

Ketua PD Muslimat Al Washliyah Kota Medan Menjadi Petugas Haji Kloter Tahun Ini

0

MEDAN – Ketua Pengurus Daerah Muslimat Al Washliyah Kota Medan, Dr. Hj. Hasnil Aida Nasution, MA, akan masuk Asrama Haji Embarkasi Medan sebagai petugas Kelompok terbang (Kloter) 15 dan berangkat ke Tanah Suci, Senin (19/5/2025) malam.

“Syukur yang tak terhingga, ini suatu rezeki sangat besar dari Allah yang tak disangka- sangka bagi saya,” kata Ketua PD Muslimat Al Washliyah Kota Medan, Dr. Hj. Hasnil Aida Nasution, MA, pada hari Minggu 18 Mei 2025/20 Zulkaedah 1445 H.

Dr. Hj. Hasnil Aida Nasution, MA berhasil ikut serta sebagai petugas dalam kloter 15 ini, berbekal rekomendasi dari PW Al Washliyah Sumatera dan juga setelah melalui test dan beberapa tahapan yang berliku- liku, akhirnya Hasnil yang juga Wakil Ketua PW Ikatan Guru dan Dosen Al Washliyah Sumatera Utara ini lolos menjadi Petugas Haji tahun 2025 sebagai Pembimbing Ibadah Kloter.

“Saya akan berangkat dengan kloter 15 pada 19 Mei 2025 bersama Calon Jamaah dari Kabupaten Asahan dan juga beberapa Petugas lainnya. Insya Allah amanah yang sangat besar ini akan saya laksanakan dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah memberikan kekuatan lahir dan batin bagi saya untuk dapat melaksanakan tugas ini,” harap Hasnil.

Hal lain disampaikannya saat berlangsungnya syukuran keberangkatan di Aula Universitas Al Washliyah, Jalan SM Raja Medan. Yakni, ucapan terimakasih yang sebesarnya kepada suami yang terus mendukung aktivitasnya, Umi yang juga terus memberi doa terbaiknya buat beliau.

Juga ucapan terimakasih kepada Kakanwil Kemenag Sumatera Utara H.Ahmad Qosbi SAg,MM dan jajarannya yang juga telah memberikan arahan dan bimbingan buat seluruh petugas yang akan bertugas nantinya. Juga buat seluruh warga Muslimat Al Washliyah se Kota Medan yang terus memberikan support untuknya.

Sementara Sekretaris dan Bendahara PD Muslimat Al Washliyah Kota Medan , Dra. Hj. Cut Putri Elda Vivibach, M.Pd dan Erna Mahrani, M.Pd serta beberapa pengurus lain mengatakan ikut berbahagia atas amanah yang diberikan kepada Ketua PD Muslimat Al Washliyah Medan ini.

“Kita yakin dan percaya amanah ini akan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.’

Hasnil juga berharap kepada pemerintah agar memberikan kesempatan yang banyak buat petugas haji perempuan, khususnya untuk pembimbing ibadah, karena jamaah haji perempuan juga lebih banyak setiap tahunnya. Apalagi untuk memberikan bimbingan kepada jamaah lansia perempuan, lebih efektif dilakukan oleh pembimbing ibadah perempuan, pinta Hasnil. (rilis/sir)

Jemaah Calhaj Gelombang II Bertolak Dari Tanah Air Melalui Bandara Jeddah

0

JEDDAH – Jemaah calon haji gelombang kedua bertolak dari Bandara tanah air menuju Tanah Suci melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, sedangkan sebelumnya gelombang pertama, melalui Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Azis, Madinah.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, sebanyak 103.806 jemaah dari 266 kloter telah tiba di Madinah selama periode 2–17 Mei 2025. Dari jumlah tersebut, 22.359 di antaranya adalah jemaah lanjut usia.

Layanan penerbangan ini terdiri dari 127 kloter dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia, 126 kloter oleh Saudia Airlines, dan 13 kloter oleh Lion Air.

Kepala Sektor 3 PPIH Bandara Madinah, Abdul Rohim Rahmat, menyampaikan bahwa Kloter JKS 31 dari Embarkasi Jawa Barat menjadi penutup operasional kedatangan gelombang I.

“Alhamdulillah, prosesi kedatangan dan pemberangkatan kloter terakhir berjalan lancar dan tertib. Ini berkat sinergi seluruh tim yang bekerja maksimal di lapangan,” ujarnya di Madinah, Sabtu 17 Mei 2025/19 Zulkaedah 1445 H.

Ia menambahkan, pada awal operasional sempat terdapat sejumlah tantangan, khususnya dalam penataan transportasi jemaah dari bandara ke hotel. “Namun berkat koordinasi yang intensif dan sinkronisasi data antara Siskohat dan pihak Syarikah, tantangan tersebut dapat diatasi dengan baik,” jelasnya.

Fokus layanan kini beralih ke Jeddah, yang pada hari yang sama mulai menerima kedatangan jemaah gelombang II. Sebanyak 14 kloter tiba melalui Bandara Internasional King Abdulaziz.

Konsul Jenderal RI di Jeddah, Yusron B. Ambary, menyambut kedatangan dua kloter perdana (PDG-8 dan JKG-37 via fast track) yang mendarat masing-masing pada pukul 05.25 WAS dan 06.55 WAS.

“Alhamdulillah, kondisi jemaah dalam keadaan sehat dan langsung diberangkatkan ke Makkah untuk menjalani ibadah umrah. Kami mengimbau jemaah untuk menjaga kondisi fisik, memperbanyak minum air, dan tidak memaksakan ibadah sunah,” pesannya.

Terkait layanan transportasi dari bandara ke Makkah, Kepala Daker Bandara Abdul Basir, menjelaskan bahwa seluruh proses dioperasikan oleh perusahaan penyedia layanan (Syarikah).

Untuk memudahkan pengenalan syarikah, para jemaah menggunakan pita maupun stiker penanda sejak masih di embarkasi. “Penandaan warna pada koper disesuaikan dengan masing-masing Syarikah dan akan diinformasikan lebih lanjut kepada PPIH Embarkasi,” ujarnya.

Untuk mendukung kelancaran, PPIH Embarkasi diminta memberikan penanda khusus pada jemaah dan koper, terutama pada kloter gabungan yang dilayani lebih dari satu Syarikah.

Daker Bandara Jeddah juga telah menyiapkan layanan yang lebih lengkap dibandingkan Madinah, termasuk posko kesehatan darurat serta kendaraan khusus bagi lansia dan pengguna kursi roda.

Berikut daftar 14 kloter yang dijadwalkan tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, pada 17 Mei 2025:

  • Kloter 8 Embarkasi Padang (PDG 8)
  • Kloter 37 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 37)
  • Kloter 12 Embarkasi Lombok (LOP 12)
  • Kloter 7 Embarkasi Balikpapan (BPN 7)
  • Kloter 13 Embarkasi Medan (KNO 13)
  • Kloter 22 Embarkasi Makassar (UPG 22)
  • Kloter 15 Embarkasi Batam (BTH 15)
  • Kloter 38 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 38)
  • Kloter 50 Embarkasi Solo (SOC 50)
  • Kloter 12 Embarkasi Palembang (PLM 12)
  • Kloter 51 Embarkasi Solo (SOC 51)
  • Kloter 16 Embarkasi Batam (BTH 16)
  • Kloter 51 Embarkasi Surabaya (SUB 51)
  • Kloter 7 Embarkasi Banjarmasin (BDJ 7)

Peralihan operasional ke Jeddah menandai dimulainya tantangan baru dalam pelayanan jemaah. Koordinasi yang solid antara PPIH di embarkasi dan petugas di Arab Saudi akan menjadi kunci utama kelancaran seluruh proses layanan haji. (kemenag/sir)

Pelantikan PW Al Washliyah dan Muslimat Sulawesi Utara Juni di Manado

0

MANADO – Pengurus Wilayah Al Jam’iyatul Washliyah (PW Al Washliyah) Sulawesi Utara, mengadakan rapat koordinasi dengan Pengurus Wilayah Muslimat Al Washliyah Sulawesi Utara, akhir pekan ini di Kota Manado, Sulawesi Utara.

Keterangan diperoleh, rakor tersebut membahas persiapan pelantikan Pengurus Wilayah Al Washliyah Sulawesi Utara dan Pengurus Wilayah Muslimat Al Washliyah Sulawesi Utara, pada Juni mendatang.

Dalam catatan, pengurus wilayah dibawah pimpinan H.Muhammad Qadri Yusuf SE terus bergerak maju. Bahkan pada bulan Maret/Ramadhan lalu, pengurus wilayah dan Muslimat setempat bergerak cepat membantu korban banjir di Kota Manado, Sulawesi Utara.

Saat Rakernas dan Rapimnas Al Washliyah di Jakarta dan Sentul Bogor, Jawa Barat, ketua wilayah Sulawesi Utara hadir bersama ratusan pimpinan wilayah dan daerah Al Washliyah se-Indonesia.

Sementara pelantikan pengurus baru, menurut keterangan, sudah diagendakan oleh pengurus jauh-jauh hari sebelum ini. (sir)

Washliyah Kalbar Minta Pengurus Besar Lebih Banyak Melibatkan Daerah Dalam Agenda Nasional

0

PONTIANAK – Rapat koordinasi Pengurus wilayah Al Jam’iyatul Washliyah (PW Al Washliyah) Provinsi Kalimantan Barat, pada hari Sabtu 17 Mei 2025/19 Zulkaedah 1446 H di Sekretariat PW Al Washliyah Jalan Arteri Supadio Kubu Raya di Pontianak, Kalimantan Barat.

Alhamdulillah semangat rapat hari ini telah menegaskan agenda penting jangka pendek di antaranya; pembentukan panitia kecil persiapan pelantikan pengurus PW Kalbar, mengagendakan pengajian dan silaturahmi rutin bulanan di tingkat PW dan triwulan pengajian dan silaturahmi antara PW dan PD se Kalbar,” jelas Ketua PW Al Washliyah Kalbar, Prof.Dr.H.Saefudin Herlambang,M.Ag.

Dijelakan, rapat koordinasi ini dihadiri 95 persen pengurus PW AW Kalbar dan berjalan sangat antusias, menguatkan beberapa agenda penting dalam rangka percepatan pengembangan Al Washliyah pada tingkat pengurus daerah (PD) dan bahkan Pengurus Cabang (PC). Karena salah satu tantangan terberat dalam mengembangkan Al Washliyah di daerah kalbar adalah kesiapan SDM yang mumpuni untuk mengenalkan Al Washliyah kepada masyarakat yang betul-batul baru pernah mendengar nama Alwashliyah itu sendiri.

Pihak Pengurus Wilayah Al Washliyah Kalbar telah membuat kantor sekretariat PW AW di kalbar persisnya di Jl. Arteri Supadio Gg. Dwi tunggal RT 007 RW 10 No. 1 B lengkap dengan fasilitas masjid/musholla yang dapat digunakan untuk kegiatan termasuk pengajian rutin dimaksud.

“Hal ini penting karena lokasi sekretariat meskipun tidak persis di tepi jalan raya namun plang Al Washliyah akan terlihat jika seseorang menuju ke bandara Supadio Pontianak, sehingga secara marketable menambah nilai promosi yang cukup baik jika Al Washliyah ke depan dapat terasa eksistensinya di Kalimantan Barat,” papar Prof Saefudin.

Semoga PB Al Washliyah berkenan mensupport kami di daerah dengan melibatkan daerah lebih banyak lagi dalam agenda-agenda nasional ke depan,” pinta Prof Saefudin.

Rakor diakhiri dengan makan bersama antar pengurus, sehingga tercipta kepengurusan yang solid untuk membangun Al Washliyah di wilayah Kalimantan Barat.

Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM mengapresiasi gerakan yang dibuat oleh pengurus wilayah, pasca mengikuti rapat kerja nasional (Rakernas) dan Rapimnas Al Washliyah di Jakarta dan Sentul Bogor, Jawa Barat 25-27 April 2025 lalu.

“Alhamdulillah, suatu gerakan yanhg sudah lama kita harapkan dihidupkan di Kalimantan Barat, mungkin untuk tahap pertama selain pelantikan, kita padukan dengan orientasin ke Al Washliyahan,” papar Masyhuril Khamis.

“Intinya PB akan terus mensupport konsolidasi dan pengembangan organisasi sampai ke tingkat ranting,” tutup Masyhuril Khamis.(sir)

Salat Jumat di Masjidil Haram, Petugas Imbau Jemaah Berangkat Lebih Awal

0
Foto-Arabnews

MAKKAH – Jemaah Calon Haji Indonesia, utamanya pria, diimbau untuk berangkat lebih awal saat pergi ke area Masjidil Haram, Makkah Almukarromah, Arab Saudi, untuk menunaikan salat Jumat. Hal ini dilakukan agar jemaah dengan mudah untuk mendapatkan tempat di dalam masjid. Kebiasaan di tanah air sungguh berbeda, datang ke masjid apabila menjelang azan berkumandang.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah, Ali Machzumi, mengimbau jemaah haji diharapkan pergi ke Masjidil Haram dengan bus shalawat maksimal 2 jam sebelum waktu salat.

“Kami mengimbau jemaah yang sudah berada di Makkah untuk salat jumat di Masjidil Haram, agar berangkat dengan tertib. Berangkat maksimal jam 10.00 WAS dari hotel,” kata Ali, sebagaimana dikutip pada laman kemenag, Jumat 16 Mei 2025/18 Zulkaedah 1446 H.

Jemaah bisa naik bus shalawat sesuai dengan rute bus yang tertera di kartunya masing-masing. ​​​​​​​Ali mengatakan, keberangkatan lebih awal ini supaya jemaah bisa mendapatkan tempat di dalam Masjidil Haram, sehingga tidak kepanasan.

“Karena cuaca ekstrem, jemaah berangkat lebih awal dan diharapkan mendapatkan teman di dalam masjid, supaya jemaah tidak kepanasan,” lanjut Ali.

Sedangkan saat kepulangan, Ali mengimbau jemaah untuk pulang setengah hingga satu jam lebih akhir. “Agar jemaah tidak antri bus, kami imbau untuk pulang lebih akhir setengah hingga satu jam. Sehingga nanti tidak perlu antri bus di tengah cuaca terik,” katanya.

Ali juga mengimbau, untuk lansia dan jemaah lain yang memakai kursi roda agar menggunakan jasa pendorong resmi yang sudah disediakan. Hal ini untuk memastikan keamanan, kenyamanan dan keselamatan jemaah.

Ali mengingatkan, jemaah haji selalu memakai kartu nusuk dan digantung di leher. Para petugas Arab Saudi, kata Ali, akan selalu memeriksa dokumen kartu nusuk ini saat akan memasuki area Masjidil haram dan titik-titik lain di wilayah Makkah.

“Untuk jemaah haji yang beraktivitas di luar hotel harus selalu mengenakan kartu nusuk. bisa digantungkan leher maupun ditaruh di tas. Para petugas resmi dari pihak Arab Saudi akan selalu memeriksa. Jadi jemaah akan aman breaktivitas di luar hotel,” katanya. (kemenag/sir)

Pembayaran Dam Petugas Haji Wajib Melalui Baznas, Besaran 570 Riyal

0
Istimewa

JAKARTA – Kementerian Agama menetapkan pedoman baru mengenai tata kelola Dam atau Hadyu dalam pelaksanaan ibadah haji 2025, salah satunya kewajiban pembayaran Dam petugas haji melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI.

“Pembayaran Dam atau Hadyu bagi petugas haji melalui Baznas baru diterapkan tahun ini. Ini menjadi keharusan bagi petugas haji,” ujar Kepala Humas dan Komunikasi Publik Kemenag Akhmad Fauzin di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan petugas dan mayoritas calon haji Indonesia mengambil Haji Tamattu yang mewajibkan pelaksanaan Dam berupa penyembelihan hewan.

Untuk menjamin pelaksanaan sesuai syariah dan memberikan manfaat sosial, Menteri Agama telah menerbitkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 437 Tahun 2025 tentang Pedoman Tata Kelola Dam atau Hadyu. KMA tersebut ditandatangani pada 21 April 2025.

“Pedoman ini menekankan bahwa pengelolaan Dam harus memenuhi prinsip syariah, transparan, akuntabel, dan berdampak positif bagi umat,” ujar Akhmad Fauzin.

Sebanyak tiga hal penting diatur dalam KMA tersebut. Pertama, prinsip pelaksanaan dam harus dilaksanakan sesuai syariat, dengan mekanisme yang transparan dan memberi kemaslahatan bagi umat. Kedua, teknis pelaksanaan diatur secara detail jenis dan kriteria hewan, standar harga agar tidak memberatkan jamaah, tanggung jawab lembaga, serta kewajiban penyembelihan di rumah potong hewan (RPH) yang memenuhi syarat.

Ketiga, pengawasan dan pelaporan dilakukan secara ketat untuk menjamin akuntabilitas dan efektivitas pelaksanaan.

Untuk pembayaran Dam petugas haji, ketentuan ini diatur lebih lanjut dalam Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 162 Tahun 2025.

Mekanisme pembayaran bagi petugas, yakni dilakukan melalui rekening resmi Baznas lewat Bank Syariah Indonesia nomor 5005115180, lalu bukti pembayaran diserahkan kepada Baznas.

Setelah itu, Baznas melakukan verifikasi dan memberikan bukti pembayaran resmi kepada petugas, sedangkan rekapitulasi pembayaran dilakukan oleh Baznas sebagai bagian dari pelaporan pelaksanaan ibadah haji.

Besaran nilai Dam pada 2025 telah ditetapkan 570 SAR atau Rp2.520.000.

Mekanisme ini, katanya, dirancang agar pelaksanaan Dam bagi petugas bisa berjalan dengan tertib, akuntabel, dan sesuai dengan prinsip syariah.

“Kami mengimbau kepada seluruh petugas untuk mematuhi ketentuan ini, membayar hanya melalui rekening resmi, dan menyimpan bukti transaksi dengan baik,” kata Fauzin.

Berbeda dengan petugas, untuk mekanisme bagi jamaah calon haji tetap diberikan keleluasaan untuk memilih mekanisme pembayaran Dam, baik melalui Baznas maupun lembaga lain yang sah.

Menurut dia, penerapan pedoman ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam memperbaiki tata kelola ibadah haji.

Ia mengajak semua pihak, termasuk lembaga mitra dan masyarakat, untuk mendukung penerapan pedoman ini agar pelaksanaan ibadah haji tahun ini berjalan dengan lancar dan penuh keberkahan. (ant/sir)