AL JAM’IYATUL WASHLIYAH (Al Washliyah) adalah sebuah organisasi massa Islam yang didirikan di Medan pada tanggal 30 November 1930/9 Rajab 1349 H. Al-Washliyah juga dikenal aktif dalam bidang pendidikan, mendirikan berbagai lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Salah satu tujuan pendidikan Al Washliyah, adalah menghasilkan ulama yang menjadi contoh dan panutan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Hal ini sudah menjadi cita-cita para pendiri Al Washliyah dan merupakan amanah harus dipegang teguh oleh generasi berikutnya.(Tradisi Keulamaan Al Jam’iyatul Washliyah 2017).
SEKILAS MENGENAL AL-QISMUL ALI
Madrasah al-Qismul Ali adalah merupakan warisan Ulama Al Washliyah didirikan tahun 1955. Terletak di Jalan Ismailiyah No. 28 Kecamatan Medan Area-Kelurahan Kota Matsum II-kota Medan, Sumatera Utara. Madrasah Al-Qismul Ali ini, sejak pertama kali didirikan sudah diformat dengan kitab kuning menggunakan kurikulum Al Washliyah (kurikulum madrasah klasik), hingga saat ini.
Madrasah Al-Qismul Ali Al Washliyah yang dilahirkan para ulama tersebut, sampai saat ini masih eksis dan terus melahirkan kader-kader terbaiknya walaupun usianya sudah melebihi setengah abad dan seiring dengan perjalanan waktu telah mengalami pertukaran kepemimpinan dari zaman ke zaman.
Diketahui, madrasah Al-Qismul Ali mendapatkan perhatian dari masyarakat luas disebabkan madrasah ini menjadi tempat para ulama menuangkan ilmu pengetahuannya. Para guru Madrasah Al- Qismul Ali bertekad dan bercita-cita untuk mencetak bibit ulama dan telah banyak pula berhasil menjadi ulama baik di kalangan Al Washliyah sendiri maupun di tengah- tengah umat.
AL QISMUL ALI AL WASHLIYAH dan TIMUR TENGAH
Dikutip dari buku Tradisi Keulamaan Al Jam’iyatul Washliyah karya Dr.H. Muhammad Rozali, MA (2017), merupakan alumni Al’Qismul Ali juga alumni Universitas Al- Azhar Masoura, Republik Arab Mesir ini mengatakan bahwa, “Perguruan-perguruan Tinggi yang menjadi tujuan para pelajar Al-Jam’iyatul Washliyah adalah diantaranya Universitas Al-Azhar Mesir, Islamic Call University Libiya, Universitas Umm al-Qura Makkah, Universitas Islam Madinah, Universitas Malik Su’ud Riyadh, Universitas Internasional Afrika Khatoum, Universitas Oum Durman Sudan, Universitas Abu Nor Kattaru Syirya, Unversitas Saba Yaman dan lainya.”
Kemudian Muhammad Rozali menjelaskan, “Pelajar yang pertama kali diberangkatkan oleh Al Jam’iyatul Washliyah ke Timur Tengah adalah Ismail Banda (1910-1951). Selanjutnya diikuti oleh nama-nama besar lainnya, seperti Adnan Lubis (1910-1966), Husin Abdul Karim, Abdul Majid Siraj, Hamdan Abbas (1920-2002), Jalaluddin Abdul Muthalib (1941-2011). Muslim Nasution (1953-2012), Abdul Muin Isma Nasution, Muhammad Ridwan Lubis, Hasballah Thaib, Usman Sarawi, Zulfikar Hajar, Tjek Tanti, Muhammad Nasir dan lain-lain.” urainya.
Dalam artikel jejakislam.net. 2024, menjelaskan, “Ismail Banda menamatkan studi di Makkah dengan baik ia lulus 1936. Dari Makkah, ia memperoleh kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa Arab secara lisan dan tulisan. Berbekal kecakapan ini. Ismail Banda meneruskan jejak studinya ke Mesir, yang terkenal dengan kebesaran Universitas Al-Azhar dengan beasiswa yang diberikan oleh Syaikh Mustafa Al- Maraghi yang ketika itu menjadi Rektor Al-Azhar.”
Selain itu, jejakislam.net. juga menerangkan, “Ismail Banda merupakan salah satu putra terbaik dari Medan, ia seorang cum intelektual dari organisasi Islam Al Washliyah yang berjasa memersatukan para pelajar Indonesia dan menggalang perjuangan bangsa Indonesia di Timur Tengah,” tulisnya.
Menurut Rusman Adhsyah merupakan alumni Universitas Islam Madinah dan Dahriansyah alumni 79 Qismul ‘ali Al Wasliyah Medan seangkatan dengan penulis mengatakan, “Angkatan Al Qismul Ali alumni tahun 1979 yang pernah menempuh pendidikan di luar negeri baik di Timur Tengah dan negara lainnya seperti, “Rusman Adhsyah (Madinah), Idris Syahdan (Madinah), Darwin Zainuddin Batu Bara (Syiria), Ruslan Batu Bara (Libya), Ahmad Dahri (Maroko) dan M. Ridwan Lubis (Fiji-Jepang),” tuturnya.
Tidak hanya disitu, kemudian para alumni Al-Qismul Ali Al Washiyah ini, setelah menyelesaikan pendidikan di berbagai negara tersebut dapat pula mengembangkan ilmu pengetahuannya dan membangun lembaga pendidikan agama serta menyebarkan dakwah baik lokal maupun internasional.
Terkait paparan di atas, bagaimana pula untuk meningkatkan peranan lembaga pendidikan Al Jam’iyatul Washliyah guna memfasilitasi pengiriman dan mempersiapkan kader-ulama Al Washliyah di masa yang akan datang ke luar negeri, karena Al Jam’iyatul Washliyah memiliki peranan yang besar dalam memproduksi ulama.
Dalam hal ini, menurut Muhammad Rozali, dinukil dalam buku karyanya Tradisi Keulamaan Al Jam’iyatul Washliyah (2017), Rozali dapat memberikan beberapa saran dan harapannya mengatakan sebagai berikut:
Pertama, : “Kepada Pimpinan Al-Jam’iyatul Washliyah dan pimpinan lembaga pendidikan, dakwah, amal sosial, ekonomi dan politik disarankan agar membina dan menjaga tradisi keulamaan yang telah terbentuk di lingkungan Al Jam’iyatul Washliyah.”
Kedua, “Pimpinan Al Jam’iyatul Washliyah diharapkan mampu mendata dan menginventaris sejumlah Madrasah Al Jam’iyatul Washliyah yang sudah rusak diberbagai daerah, karena kehadiran madrasah ini mampu menopang kekurangan jumlah pelajar yang akan melanjutkan pendidikannya ke Madrasah al- Qismul Ali dan selanjutnya akan berperan sebagai penyambung tradisi keulamaan di lingkungan Al Jam’iyatul Washliyah.”
Ketiga, “Pimpinan Al Jam’iyayul Washliyah diharapkan meninjau dan menjalin kembali hubungan kerja sama dalam bidang pendidikan dengan perguruan tinggi di mancanegara yang telah banyak melahirkan ulama seperti Universitas al-Azhar Mesir, Universitas Dakwah Islamiyah Libya dan Universitas al-Kaftaru Damaskus. Beberapa perguruan tinggi ini pernah menampung sejumlah mahasiswa dari Al Jam’iyatul Washliyah dan memberikan beasiswa penuh.”
Keempat, “Kepada pimpinan lembaga pendidikan Al Jam’iyatul Washliyah dalam hal ini Madrasah al-Qismul Ali, agar mampu meningkatkan kualitas lulusannya, terutama calon mahasiswa yang akan diberangkatkan ke Timur Tengah terutama Universitas al-Azhar yang telah banyak menghasilkan ulama-ulama dan memberikan kontribusi yang nyata di tengah-tengah lingkungan masyarakat Sumatera Utara.”
Kelima, “Tidak hanya sekedar mempersiapkan proses pengiriman mahasiswa ke Timur Tengah akan tetapi juga mampu mengorganisir para alumni yang telah menyelesaikan pendidikannya untuk mengembangkan dakwah bukan hanya di Sumatera Utara.” pungkasnya.
Akhirnya, penulis sebagai salah satu dari alumni 1979 al-Qismul Ali Al Washliyah Ismailiyah Medan, mengungkapkan sangat bersyukur, bahagia dan bangga. karena para alumni Al-Qismul Ali telah banyak berhasil menempuh pendidikan di mancanegara sebagai ulama-ulama muda Al Washliyah.
Bukan hanya itu, tetapi juga bisa membawa nama harum Al-Qismul Ali Al Washliyah di mata dunia. Semoga Allah SWT memgampuni dan memberikan rahmat-Nya kepada para ulama dan guru kita semua serta memberkahi dan selalu membersamai perjuangan kita dalam mengemban dan meneruskan cita-cita para ulama Al-Washliyah terdahulu. Amiin ya rabbal alamiin.
Nashrum minallahi wa fathun qariib wa basysyiril mukminin.
Referensi:
Tradisi Keulamaan Al Jam’iyatul Washliyah Sumatera Utara, Dr. H. Muhammad Rozali, MA. 2017 & jejakislam.net. 2024.
Aswan Nasution
Penulis tinggal di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).