
Ikram Akmal Tarigan M.H.I
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الْإِيمَانِ وَالْإِسْلَامِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالِاحْتِرَامِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ. اتَّقُوا اللّٰهَ، وَاعْمَلُوا الصَّالِحَاتِ، وَاجْتَنِبُوا الْمُنْكَرَاتِ، وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ، وَاشْكُرُوا اللّٰهَ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ.
قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: ﴿وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ، وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ﴾ ..سورة إبراهيم: ٧
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena hanya dengan takwa, hidup kita akan mendapat bimbingan, keberkahan, dan pertolongan Allah di dunia dan akhirat.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Hidup di dunia ini tidak pernah lepas dari ujian. Kadang kita diuji dengan kesulitan, kehilangan, kegagalan, dan rasa kecewa. Namun Allah telah memberi petunjuk kepada kita tentang bagaimana menghadapi semua itu. Dalam surah Al-Baqarah ayat 45, Allah berfirman:
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
Artinya : Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (QS. Al-Baqarah [2]: 45).
Imam Ibnu Jarir ath-Thabari, seorang mufasir besar dari kalangan salaf, menafsirkan ayat ini dalam kitabnya dengan sangat indah dan dalam makna. Beliau berkata, bahwa yang dimaksud dengan sabar dalam ayat ini adalah menjadikan kesabaran sebagai penolong dalam menepati janji ketaatan kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya SAW.
Artinya, sabar bukan hanya menahan diri ketika tertimpa musibah, tetapi juga menahan diri untuk tetap teguh dalam ketaatan agar tidak goyah dalam menjalankan perintah Allah, walau keadaan terasa sulit.
Sebagian ulama salaf juga menafsirkan sabar di sini sebagai puasa, karena puasa adalah salah satu bentuk nyata dari kesabaran: menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu. Itulah sebabnya, bulan Ramadan disebut juga bulan kesabaran, sebab di dalamnya seorang mukmin melatih jiwanya untuk bersabar dalam ketaatan dan menahan diri dari keinginan duniawi.
Kemudian Imam ath-Thabari menjelaskan, lantas apa makna salat sebagai penolong? Beliau mengatakan bahwa dalam salat terkandung bacaan ayat-ayat Al-Qur’an yang mengingatkan manusia agar tidak terbuai oleh kenikmatan dunia yang fana, dan supaya hatinya tertuju pada akhirat yang kekal.
Dengan salat, seseorang akan selalu diingatkan untuk mendekat kepada Allah, menundukkan hati, dan meneguhkan dirinya dalam ketaatan. Karena itu, salat menjadi penguat kesabaran dan penolong dalam menghadapi segala urusan hidup.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Sabar bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan keteguhan hati untuk tetap taat dan tidak putus asa dalam menjalani takdir Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
صحيح مسلم : عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Artinya : “Rasulullah SAW bersabda, “Keadaan seorang mukmin menakjubkan. Semua keadaannya baik dan hal itu tidak dimiliki oleh seorang pun kecuali oleh seorang mukmin. Jika dia mendapat kesenangan, dia bersyukur. Itu baik baginya. Jika dia mendapatkan kesusahan, dia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)
Sedangkan salat adalah sumber kekuatan spiritual. Dalam salat, seorang hamba kembali kepada Tuhannya, mengadu, memohon, dan menenangkan hatinya. Diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ فَزَعَ إِلَى الصَّلَاةِ.
Artinya, “Kebiasaan Rasulullah ketika menghadapi kesukaran adalah segera melakukan salat.” (HR. Abu Dawud, Ahmad).
Hal ini menunjukkan bahwa salat adalah tempat istirahat jiwa dan penolong dari segala gundah. Salat bukan hanya kewajiban ritual, tetapi juga tempat seorang hamba mencari ketenangan, kekuatan, dan pertolongan langsung dari Rabb-nya.
Sidang jamaah jumat yang dimuliakan Allah.
Dari penjelasan para ulama dan teladan Rasulullah SAW kita memahami bahwa sabar dan salat bukan sekadar perintah, tetapi dua pilar utama penopang kehidupan seorang mukmin. Dengan sabar, kita kuat menahan diri dari keputusasaan, tetap istiqamah dalam ketaatan, dan tegar dalam menghadapi ujian. Dengan salat, hati kita terhubung dengan Allah, menemukan ketenangan di tengah badai kehidupan, serta mendapatkan bimbingan untuk melangkah dengan benar.
Maka, marilah kita menjadikan sabar dan salat sebagai senjata menghadapi segala persoalan hidup. Saat rezeki terasa sempit, bersabarlah. Saat hati dilanda kecewa, bersegeralah salat. Saat jalan terasa buntu, dan saat cobaan apapun sedang menimpa kehidupan, mintalah pertolongan kepada Allah dengan dua hal ini. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang sabar dalam ketaatan, tabah dalam ujian, dan tekun menjaga salat di setiap keadaan.
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
Ikram Akmal Tarigan M.H.I
Majelis Dakwah Pengurus Wilayah Al Washliyah Sumatera Utara