السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ المُشْرِكُوْنَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ! أُوْصِى نَفْسِى وَأَنْتُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ, إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SAW dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Hanya dengan takwa hidup kita akan terarah, selamat dunia dan akhirat.
Hari ini khatib ingin menyampaikan khutbah dengan tema : “Kekuatan Sebuah Kata : The Power of Word”
Sesungguhnya kata-kata memiliki kekuatan besar dalam kehidupan manusia. Sebuah kata bisa menjadi penyejuk hati, namun satu kata pula bisa melukai hati yang dalam. Satu kalimat bisa menyatukan umat, namun satu ucapan pula bisa memecah belah bangsa.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, Al Baqarah : 83
وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ
Artinya : (Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuatbaiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Selain itu, bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” Akan tetapi, kamu berpaling (mengingkarinya), kecuali sebagian kecil darimu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Ayat ini menekankan bahwa seorang Muslim tidak cukup hanya beriman dan beribadah, tetapi juga harus menjaga lisannya dengan berkata baik.
Kata-kata adalah energi. Dari lisan manusia lahir keputusan besar, lahir sumpah janji, lahir ikrar pernikahan, bahkan lahir peperangan. Satu kata bisa menyelamatkan, satu kata pula bisa menjerumuskan dan menghancurkan.
Ilmuan dunia juga mengakui adanya kekuatan kata, dalam setiap kata yang diucapan. diantaranya Sigmund Freud, seorang tokoh psikoanalisis, menyebut bahwa kata-kata adalah “instrumen paling kuat” yang dapat melukai atau menyembuhkan. Imam Al-Ghazali (w. 1111 M) dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, menegaskan bahwa Lisan adalah nikmat paling besar, tetapi juga ujian paling berat. Lisan bisa menjadi jalan menuju surga jika digunakan untuk zikir, doa, ilmu, dan kata-kata baik. Tetapi bisa pula menjadi jalan tercepat menuju neraka dan kehancuran jika dipakai untuk dusta, ghibah, fitnah, dan menyakiti orang lain.
Dalam Muqaddimah, Ibnu Khaldun (w. 1406 M), menyinggung pengaruh kata dalam membentuk peradaban. Menurutnya, kata-kata pemimpin sangat menentukan arah masyarakat. Ucapan yang memotivasi bisa menggerakkan massa untuk membangun, sementara ucapan yang menebar kebencian bisa memicu konflik dan kehancuran.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Satu pujian tulus bisa mengubah hidup seseorang, sementara satu hinaan bisa menghancurkan semangatnya.” Di masyarakat, kata-kata dapat menjadi perekat persaudaraan atau pemicu perpecahan. Terutama saat ini kita hidup di zaman digital, di mana kata-kata tidak hanya diucapkan tetapi juga dituliskan dalam bentuk status, komentar, dan pesan singkat. Satu kata di media sosial bisa menjadi rujukan bagi jutaan orang, tapi satu kata pula bisa menghancurkan harga diri seseorang, bahkan menimbulkan fitnah dan perpecahan umat.
Karenanya, marilah kita berhati-hati menjaga lisan dan tulisan. Jika kata yang akan kita ucapkan membawa kebaikan, sampaikanlah. Namun bila ragu atau tidak bermanfaat, diam lebih baik. Rasulullah SAW bersabda:
“مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ.”
Artinya : “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam Al-Qur’an, kata قُولُوا (Qūlu) yang berarti “ucapkanlah” banyak digunakan Allah SWT untuk memberi arahan tentang bagaimana seorang Muslim seharusnya berbicara. Pertama Berkata benar (qaulan sadīdan) jujur, tidak dusta, tidak manipulatif. Kedua Berkata baik (qaulan ma‘rūfan) santun, sopan, penuh adab. Ketiga Berkata lembut (qaulan layyinan) bahkan kepada orang yang zalim sekalipun, seperti Allah memerintahkan Musa berbicara lembut kepada Fir’aun (QS. Thaha: 44). Keempat Berkata adil (qaulan ‘adīlan) objektif, tidak berat sebelah atau tidak memihak dan kelima Berkata bijak (qaulan karīman) penuh penghormatan, terutama kepada orang tua (QS. Al-Isra’: 23).
Saudaraku mari kita renungkan sejenak bahwa berapa banyak konflik keluarga terjadi karena kata-kata kasar? Berapa banyak pertemanan rusak karena fitnah dan gosip? Dan berapa banyak hati hancur hanya karena satu kata yang diucapkan tanpa pikir Panjang. Maka, jangan remehkan satu kata. Bisa jadi itu adalah kata yang menyelamatkan, atau kata yang menghancurkan.
Kesimpulannya, Ma‘asyiral Muslimin Rahimakumullah, kata adalah amanah besar yang dititipkan Allah kepada manusia. Dari satu kata bisa lahir kedamaian, cinta, dan pembangunan peradaban, namun dari satu kata pula bisa timbul fitnah, perpecahan, dan kehancuran. Karena itu, Islam menuntun kita untuk menjaga lisan dan tulisan: berkata benar, baik, lembut, adil, dan penuh kemuliaan. Mari jadikan lisan kita sebagai sumber kebaikan, penebar kasih sayang, dan jalan menuju surga, bukan sebagai alat yang menjerumuskan kita ke dalam dosa dan kebinasaan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَر.ِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Dr. H. Marasakti Bangunan, MA
Majelis Dakwah Pengurus Wilayah Al Washliyah Provinsi Sumatera Utara