BAGAIMANA dunia Islam mengahadapi Yahudi dan Zionis? Sementara mereka menguasai ekonomi dan teknologi? Kalimat ini menjadi salah satu yang ditanyakan utusan Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah (PB Al Washliyah) pada Asia Pacific Leadership conference kepada Nurul Izzah Anwar tokoh pergerakan muda Malaysia dan Anas Attikriti, pemikir Islam dari Cordoba Foundation di Inggris.
Karena hal tersebut menjadi fakta yang tidak bisa dipungkiri, ketika melihat ekonomi Amerika dan dunia dikuasai oleh keturunan Yahudi seperti dunia perbankan oleh Rothschild family, tambang dan mineral oleh Rockefeler JP Morgans shipping export import dan perhubungan, serta berbagai macam perusahaan besar kelas dunia yang produknya beredar di seluruh dunia.

Bahkan jumlah mereka hanya 16 sampai 18 juta di seluruh dunia tetapi mereka menguasai sebagian besar perputaran uang di dunia, begitu juga tekhnologi yang dikembangkan oleh Microsoft seperti artificial intelegent (AI) yang menjadi software bagi senjata- senjata canggih yang dipakai Israel dalam genosida di Gaza, kita juga diingatkan tekhnologi yang digunakan Israel dalam pager dan radio walkie-talkie yang dipakai ribuan milisi Hizbullah dan meledakkan perut mereka September 2024.

Pertanyaan tersebut disambut oleh Nurul Izzah dengan mengatakan ummat Islam tidak boleh pesimistis dan tetap melakukan upaya perubahan walaupun berjalan pelan dengan memulai dari hal-hal yang kecil dan diri sendiri. Hal tersebut pernah dilakukan oleh seorang pekerja di microsoft keturunan Maroko Ibtihal Abu Saad di Washington pada Maret 2025 ketika dia menyampaikan keberatannya kepada direktur Mustafa Sulaiman Ceo Divisi kecerdasan buatan microsoft.

Hal ini bisa menjadi contoh bagi para ilmuwan dan profesional Islam yang bekerja di perusahaan yang mensupport Israel. Kemudian Nurul Izzah juga mengatakan bahwa dirinya sudah tidak pernah memakai google dan tetap boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel, juga memperbanyak bacaan untuk mempelajari taktik dan cara mereka dalam menguasai tekhnologi dan ekonomi dunia serta mengatur mindset agar tidak terjebak dalam keputus-asaan, bahwa apa yang mereka raih pada masa ini juga bisa dicapai oleh ummat Islam, apabila mereka merapatkan shaf dan menyatukan suara dan tidak jalan dengan keputusan masing-masing.

Oleh karena itu, salah satu rekomendasi yang dihasilkan dari diskusi panel Asia pacific leadership conference di Kuala Lumpur, Malaysia, diantaranya mendorong peran organisasi Islam dalam peningkatan mutu dan muatan pendidikan terutama di bidang tekhnolgi, seperti yang dilakukan oleh Universitas Al Azhar Assyarif Mesir dengan membuka fakultas Artficial intelegence serta fakultas sains dan tekhnologi, agar bisa menjadi lawan yang seimbang bagi Yahudi dan zionisme. Organisasi dan pergerakan Islam juga diharapkan melalui kampus-kampusnya dapat melahirkan para scientist dan enterpreneur sehingga mampu mengemvangkan sendiri tekhnologi dan perbaikan ekonomi dimasa mendatang.
Para leader organisasi Islam juga diminta untuk lebih aware terhadap banyaknya ancaman sosial di kalangan generasi muda seperti LGBT,free sex dan narkoba, para ulama dan cendikiawan Islam diharapkan lebih banyak untuk turun ke masyarakat dengan mengurangi gap antara mereka dan masyarakat awam serta memberikan fokus terhadap pembinaan akhlak terhadap para pemuda. (marjuan/sir)