Adab Salat Ied

KETIKA bulan Syawal sudah terlihat melalui rukyah (dan hisab), pertanda bulan Rmadan berakhir. Maka perlu kita ketahui adab menyambut Ied Fitri. Ketika matahari terbenam di akhir bulan Ramadan, maka bertakbirlah, sesuai perintah Allah dalam Al Qur’an; “Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur” (Qs. Al Baqarah 185).

Ketika usai menunaikan Salat Maghrib akhir bulan Ramadan, zikir kita berubah, menjadi membaca takbir berjamaah. Kumandangkan takbir di berbagai tempat, di masjid, pasar, sekolah, di lapangan serta lainnya.

Sebelum berangkat ke tempat Salat Ied, disunnahkan mandi terlebih dahalu. Cara mandinya seperti mandi wajib, semua anggota badan kita terkena air. Bedanya pada niat, kita berniat mandi sunnah Ied Fitri. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra, bahawa sanya Nabi Saw mandi sebelum berangkat menuju tempat Salat Ied (Hr.Malik, Alwathha’). Dan Ibnu Umar mandi sunnah sebelum berangkat ke musalla (tempat salat) menunaikan salat Id.”

Memakai pakaian yang bagus waktu Salat Id. Nabi Saw bersabda:
عن عبد الله بن عُمَرَ رضي الله عنه قَالَ أَخَذَ عُمَرُ جُبَّةً مِنْ إِسْتَبْرَقٍ تُبَاعُ فِي السُّوقِ فَأَخَذَهَا فَأَتَى بِهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ابْتَعْ هَذِهِ تَجَمَّلْ بِهَا لِلْعِيدِ وَالْوُفُودِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا هَذِهِ لِبَاسُ مَنْ لا خَلاقَ لَهُ

Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma berkata, ‘Umar radhiallahu anhu mengambil (membeli) sebuah jubah dari sutera yang dijual di pasar, lalu dia mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, kemudian berkata, ‘Wahai Rasulullah, belilah ini dan berhiaslah dengannya untuk hari raya dan menyambut tamu.’ Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ini adalah pakaian orang yang tidak mendapatkan bagian (di hari kiamat)” [HR. Bukhari, no. 948]. Nabi Saw menerima pemberian pakaian baru, menolak pakaian yang terbuat dari sutera.

Makan sebelum berangkat ke tempat Salat Ied Fitri. Seperti diriwayatkan Imam Albukhari ra, “bahwa Nabi Saw tidak berangkat ke masjid untuk Salat Id Fitri sampai ia makan kurma, dalam hitungan ganjil.”

Berbeda jalan pergi menuju masjid dan jalan waktu pulang dari shalat Id. Sabda Nabi Saw;
كانَ النبيُّ ﷺ إذا كانَ يَوْمُ عِيدٍ خالَفَ الطَّرِيقَ.
الراوي: جابر بن عبدالله • البخاري، صحيح البخاري (٩٨٦)
“Nabi Saw waktu Salat Ied membedakan jalan pergi dan pulang dari tempat salat” (Hr.Jabir bin Abdullah, Albukhari, Shahih Albukhari, 986)

Disunnahkan menuju tempat shalat Id berjalan kaki. Nabi Saw bersabda;

كان رسول الله صلى الله وسلم يخرجُ إلى العيدِ ماشيًا ويرجعُ ماشيًا
صحيح ابن ماجه (١٠٧٧)
Nabi Saw menuju tempat Salat Id berjalan kaki demikian juga saat kembali dari shalat Id” (shahih ibnu Majah 1077). Bagi yang ingin menggunakan keneraan tidak ada masalah.

Apabila tempat shalat Id di dalam masjid, maka tunaikan shalat tahyat masjid dua rakaat. Apabila shalat Id ditunaikan di lapangan, maka tidak ada shalat sunnah qabliyah. Nabi Saw bersabda;
إِذا دَخَلَ أحَدُكُمُ المَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أنْ يَجْلِسَ.
صحيح البخاري (٤٤٤) • [صحيح]
“Apabila kamu masuk masjid, maka rukuklah dua rakaat sebelum kamu duduk” (Shaih Albukhari, 444).

Sangat dianjurkan untuk hadir ketempat Salat Ied mendengarkan khutbah. Nabi Saw bersabda;
قَدْ قضيْنا الصلاةَ فمَنْ أحبَّ أنْ يجلِسَ للخطْبَةِ فلْيَجْلِس، ومن أحبَّ ألا يذْهَبَ فلْيَذْهَبْ
(صحيح الجامع (٤٣٧٦)
“Kita telah selesai melaksanakan salat (Ied), maka barangsiapa yang ingin mendengarkan khutbah maka duduklah, dan barangsiapa yang ingin berpergian maka silakan” (Shahih Aljamik 4376).

Ucapkan tahniah (selamat Ied Fitri dan saling mendoakan sesama muslim Rasulullah Saw bersabda;
قال وائلةُ: لقيتُ رسولَ اللهِ ﷺ يومَ عيدٍ فقلتُ: تقبَّلَ اللهُ مِنّا ومنكَ، قال: نعم تقبَّلَ اللهُ مِنّا ومنكَ
السنن الكبرى للبيهقي (٣/٣١٩)
Wailah berkata, aku berjumpa dengan Rasulullah Saw pada hari Idul Fitri, maka aku katakan, mudah2an Allah Swt menerima amal ibadah kami dan amal ibadah anda, Nabi Saw menjawab, yaa, mudah-mudahan Allah Swt menerima amal ibadah kami dan ibadah anda.” (Sunan Alkubra, Baihaki (3/319).

Pada hari Ied Fitri, luangkan hati, maafkan kesalahan orang lain dan juga kesalahan orang terhadap diri kita, dengan menjalin silaturrahim.
Nabi Saw beesabda;
ليسَ الواصِلُ بالمُكافِئِ، ولَكِنِ الواصِلُ الذي إذا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وصَلَها.
البخاري، صحيح البخاري (٥٩٩١)
“Orang yang menyambung silaturahim bukanlah orang yang membalas silaturahim, melainkan orang yang menyambung silaturahim ketika silaturahim itu putus” (AlBukhari, Shahih AlBukhari (5991).

Dalam menjalin silaturrahim, jagalah adab sebagai muslim. Banyak orang salah dalam bersilaturrahim, bersalaman antara laki laki dan perempuan yang bukan muhrim, hukumnya haram. Kedua, masuk ke rumah orang lain tanpa memberi salam. Ketiga, ketika berkumpul bersama keluarga, sering berbuat ghibah dan namimah. Ini perbuatan yang salah dalam merayakan Ied Fitri

Almanar Jakarta, 30 Ramadan 1446 H
الفقير الى الله
Tgk. Abdul Hamid Usman
Ketua Dewan Fatwa Al Washliyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *