JAKARTA – Sekitar 350 ribu guru guru agama yang belum mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) akan mendapat bantuan pemerintah. Diharapkan tahun 2026 mendatang semua guru sudah memiliki sertifikasi dan dapat terlaksana dengan tuntas.
Hal itu dikemukakan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof.Dr.H.Abdul Mu’ti, M.Ed saat menerima rombongan Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah (PB Al Washliyah) di kantornya, pada hari Rabu 26 Maret 2025/26 Ramadan 1446 H. Menteri ini berharap tahun depan, seluruh guru agama di sekolah negeri telah bersertifikat.
Pihaknya telah mengajukan anggaran. Menurut dia, Presiden Prabowo Subianto memprioritaskan anggaran Pendidikan. “Beliau (Presiden Prabowo Subianto-red) punya panggilan jiwa untuk memajukan Pendidikan,” kata Abdul Mu’ti.
Sebelumnya Mendikdasmen menyebutkan guru agama memiliki rumah dua. Tapi bisa dua-duanya tak ada yang mengurus. Pembinaan guru agama itu berada di bawah Kementerian Agama, sementara rumahnya yang satu lagi di Kementerian Dikdasmen. Namun bisa saja kemendiknas, tidak mengurus guru agama, karena ranah pembinaannya di Kemenag, dan kemenag tidak mengurus, karena merasa tempat mengajar guru agama itu ada di Kemendiknas.
BANTUAN GURU HONOR
Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengemukakan setelah Lebaran ini, Idul Fitri 1446 H ini, Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan bantuan terhadap 700 ribu guru honorer, namun nilai naminalnya belum disebutkan secara rinci, karena masih dalam kajian.
“Insya Allah, habis Idul Fitri ini kita meluncurkan bantuan untuk guru honorer. Ada 700 ribu sekian guru honor, nanti kita akan bantu, nominalnya akan dikaji,”papar Abdul Mu’ti.
“Nanti bapak Presiden akan meluncurkan dan nanti ditransfer langsung ke rekening guru. Mudah-mudahan ada guru-guru Washliyah,” kata Abdul Mu’ti, yang juga Sekjen PP Muhammadiyah ini.
Tapi, kata dia, guru honorer yang berada di bawah pembinaan Kemendikdasmen. Kalau guru madrasah itu di bawah Kementerian Agama.
Sebelumnya, menteri ini memaparkan program Kemendikdasmen yaitu akan menerapkan senam otak kepada siswa. Senam ini akan dilakukan usai makan siang. “Habis makan siang, zuhur, nanti ada surat edaran senam otak,” katanya.
Mengenai gerakan senam anak sekolah, Mendikdasmen ini telah meminta bahwa gerakan gandingan tangan antar murid diganti dengan cara gerak berputar. “Ada gerakan gandeng tangan, saya minta..ee jangan. Itu nanti masalah. Gerakan gandeng tangannya diubah, akhirnya Gerakan muter. Itu awalnya gandengan tangan. Anak laki dan anak peremuan gandengan tangan, ohh nanti bisa digoreng,” katanya. “Akhirnya muter 3 atau 4 kali ganti gandengan tangan.”
Mengenai program tujuh kebiasaan anak Indonesia, menurut Abdul Mu’ti, sebenarnya berasal dari ajaran Islam. Hanya saja diterjemahkan ke Bhineka Tunggal Ika. Al Qur’an telah mengajar umatnya untuk bangun fajar (subuh), tahajjud, olahraga. Makan yang halal dan baik, menuntut ilmu, cepat tidur dan lainnya. Itu semua berasal dari Al Qur’an.
Kepeda Ormas Islam, termasuk Al Washliyah yang didirikan sebelum Indonesia merdeka. Persisnya tanggal 30 November 1930/9 Rajab 1349 H di Kota Medan, Sumatera Utara. Kini Al Washliyah telah menyebar ke 35 provinsi di Indonesia, 9 perwakilan luar negeri, ratusan Lembaga Pendidikan, belasan perguruan tinggi dan 9 Lembaga panti asuhan, 7 organisasi bagian Al Washliyah. (sir)