Warga Sipirok Wakafkan Gedung Madrasah ke Al Washliyah, Ini Bangunannya

PADANG SIDEMPUAN – Seorang warga Pangurabaan, Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, Ibrahim Saragih, S.Pd mewakafkan sebidang tanah beserta bangunan untuk madrasah kepada pengurus organisasi Al Jam`iyatul Washliyah (Al Washliyah). Lahan dan gedung sekolah seluas 160 meter persegi tersebut berlokasi di Jalan Selangga, Desa Pahae Aek Sagala, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan. ‘Alhamdulillah’

Menurut Ketua Pengurus Daerah Al Washliyah Tapanuli Selatan, Dr.H.Nurfin Sihotang, MA, Ph.D ketika dihubungi redaksi website ini pada hari Selasa 18 Maret 2025/18 Ramadan 1446 H, pewakif menyerahkan tanah dan bangunan untuk dikekola oleh organisasi Al Washliyah. Sementara bangunan tiga lokal itu masih dalam tahap penyelesaian.

Di daerah sekitar lokasi, kata Sihotang, belum ada madrasah karena itu sangat tepat apabila ada madrasah tsanawiyah/SMP. Hal itu sesuai harapan pewakif untuk membangun madrasah.

Surat ikrar hibah wakaf, telah ditandatangani pada 03 Mei 2024 lalu, antara pewakif, Ibrahim Saragih dengan Ketua Pengurus Daerah Al Washliyah Tapanuli Selatan, Dr.H.Nurfin Sihotang, MA, Ph.D yang diketahui oleh Kepada Desa Pahae Aek Sagala. Saat ini tengah dilakukan proses kenaziran Al Washliyah, “Surat nazhir dari PB Al Washliyah dalam proses,” jelas Sihotang, yang menyebutkan hal ini telah dilaporkannya kepada Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM.

Sembari menunggu proses, Ketua PD Al Washliyah Tapanuli Selatan mengharapkan bantuan semua pihak untuk menyelesaikan tahapan pembangunan gedung sekolah tersebut. Karena masih memerlukan, ruang kelas belum disekat/dinding pembatas, lantai belum dikeramik, ruang guru dan serta kamar mandi/toilet sekolah. Kebutuhan anggaran ini, kata Sihotang, sudah disampaikan melalui Pengurus Wilayah Al Washliyah Sumatera Utara, Ketika berkunjung ke Padang Sidempuan.

Dosen UIN Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan ini bertekad semaksimal mungkin mengembangkan Al Washliyah di daerahnya. Pengembangan organisasi melalui sarana pendidikan dinilainya sangat tepat. Setiap tigkat kecamatan, seyogiayanya Al Washliyah memiliki Taman Kanak-Kanak (TK) dan madrasah, sehingga program Al Washliyah melalui pendidikan, dakwah dan sosial akan lebih mengena kepada umat.

Ditanya taksiran biaya bangunan bangunan madrasah? Nurfin Sihotang, alumni Qismul Ali Medan tahun 1980, menjelaskan pihaknya butuh sekitar Rp200 juta. “Setelah saya diskusi dengan pengurus, ya butuh 200 juta rupiah lagi,” katanya.

Al Washliyah sebagai ormas Islam yang lahir pada 30 November 1930 di Kota Medan, Sumatera Utara, terus bergerak dan menata aset dan wakaf yang dipercayakan pewakif kepada Al Washliyah. Lembaga pendidikan terus dibangun dan direhab, selain peningkatan kuantitas juga termasuk peningkatan kualitas Pendidikan dan tenaga pendidik.

Kenapa pewakif menyerahkan wakafnya ke Al Washliyah? Ketua PD Al Washliyah ini, selain menjabat Wakil Ketua Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang Al Washliyah Sipirok, kemungkinan besar karena kepercayaan dan beliau sendiri ingin memajukan Al Washliyah lewat jalur pendidikan. (sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *