KENDARI – Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM mengemukakan betapa perlunya Tatakelola kehidupan agar lebih baik, yakni dari tingkat hasan menjadi ahsan.
Demikian tausyiah Ketua Umum PB Al Washliyah pada acara pelantikan bersama Organisasi Bagian Al Washliyah, PW Muslimat Al Washliyah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), PW Angkatan Puteri Al Washliyah Sultra dan PD Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA) se-Provinsi Sulawesi Tenggara. Acara pelantikan berlangsung di Gedung Perpustakaan Moderen Sultra, pada hari Kamis 28 Februari 2025/28 Sya’ban 1446 H lalu.
“Personality excelent ahsan artinya lebih baik, jadi tidak sekadar baik atau hasan saja,” ujar Masyhuril Khamis.
Menurut Masyhuril, perilaku ahsan harus terpateri dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Jika sudah baik (hasan) maka harus lebih ditingkatkan kepada level lebih baik, yang disebut ahsan.
“Ahsan dalam penampilan, ahsan dalam komunikasi, ahsan dalam amal dan aktivitas. Semua ahsan ini di rakit dengan Ahsanu khuluqa, keindahan akhlakul karimah,” paparnya di hadapan pengurus Al Washliyah dari berbagai tingkatan.
Ia juga berharap kehidupan ahsan juga dapat diterapkan dalam mengelola organisasi Al Washliyah. Dengan maksud bahwa pencapaian atau tujuan organisasi Al Washliyah ini dapat diraih dengan nilai ahsan (lebih baik).
Menyinggung sejarah bedirinya Al Washliyah di Kota Medan, Sumatera Utara, pada 30 November 1930/9 Rajab 1349 H, pendiri Organisasi Al Washliyah, NU dan Muhammadiyah, dahulu, kata dia, sama-sama berguru dengan satu guru, yaitu Tuan Khatib Al Minangkabawi. Begitu kembali ke tanah air dari Timur Tengah, mereka mendirikan organisasi Islam, ada di Jawa Timur, ada di Yogyakarta dan yang di Kota Medan, Sumatera Utara.
“Sejarah kelahiran Al Washliyah dikaitkan dengan Muhammadiyah dan NU, para pendirinya sama berguru kepada Tuan Khatib Al Minangkabawi,” ucap Masyhuril Khamis, yang mengisahkan berdirinya Ormas-Ormas Islam di Indonesia, maupun sejarah Sumpah Pemuda tahun 1928. (sir)