BerandaKabar WashliyahDigandrungi Kaum Milenial, Ketum PB Al Washliyah: Valentine Bukan Budaya Islam

Digandrungi Kaum Milenial, Ketum PB Al Washliyah: Valentine Bukan Budaya Islam

JAKARTA – Kalangan kaum milenial banyak menggandrungi perayaan valentine atau hari kasih sayang, padahal bukan budaya Islam ataupun budaya bangsa Indonesia. Pendapat ini dikemukakan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah, Dr.H.Masyhuri Khamis, SH,MM di Jakarta, Kamis 13 Februari 2025/14 Sya’ban 1446 H.

Orang nomor satu di jajaran Ormas Islam Al Washliyah ini, sungguh prihatin dengan kecendrungan sebagian kaum muda Indonesia terhadap perayaan kasih sayang tersebut. Budaya non Islam itu telah merasuki relung-relung kehidupan anak bangsa. Buktinya, hampir setiap bulan Februari pada tanggal 14 menjadi peringatan valentine, meskipun budaya ini bukan tradisi umat Islam.

“Valentine itu bukan budaya Indonesia, tapi dari barat,” tegas Masyhuril Khamis kepada pers.

Ketua Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PDPAB) MUI ini mengemukakan, valentine bukan bagian dari budaya yang ada di Indonesia. Seharusnya, kaum muda khususnya yang Islam, tidak perlu ikut-ikutan dalam budaya kebarat-baratan, sebab hal ini tidak sesuai dengan norma agama, maupun budaya bangsa. Peran orangtua dan masyarakat, kata Masyhuril Khamis, sangat diperlukan untuk menjaga dan membentengi anak-anaknya dari virus budaya non Islam.

Hari kasih sayang bukan hanya satu hari. Menurut ajaran Islam, kasih sayang itu sepanjang hayat di kandung badan. Tidak hanya kasih sayang kepada sesama manusia, tapi juga kepada alam dan makhluk ciptaan Allah.

“Dari sisi agama, setiap saat, setiap detik, kita dianjurkan untuk saling berkasih sayang, dalam arti menjalin silaturahmi, tolong menolong, dan juga saling menasehati. Tidak hanya satu hari,” papar Masyhuril Khamis.

Masyhuri Khamis mengingatkan kalangan da’i, guru, ustadz/ustazah, untuk memberi pencerahan dan pemahaman agar kaum muda muslim terhindar dari budaya semacam ini. Al Washliyah, kata dia, sebagai Ormas Islam juga mempunyai tanggungjawab besar untuk memperkuat perbaikan akhlak anak bangsa.

“Menyayangi dan menghormati itu sangat dianjurkan, tetapi tidak boleh ada pengkultusan pada waktu-waktu tertentu, apalagi dibungkus dengan kegiatan yang melanggar syariat,” sambungnya.

Masyhuril Khamis mengharapkan kaum muda Islam dapat memfilter setiap budaya asing yang masuk ke Indonesia dengan filter ajaran agama. Ia pun tidak menampik bahwa setiap perbuatan yang dilarang agama, peminatnya makin banyak. Karena itu, kata dia, ini tantangan dan tugas bersama Ormas Islam Indonesia dan aparat pemerintah. (sir)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille