BerandaKabar WashliyahKajian Tentang Amalan Nisfu Sya'ban (Studi Terhadap Hadits-hadits Fadhail A’mal)

Kajian Tentang Amalan Nisfu Sya’ban (Studi Terhadap Hadits-hadits Fadhail A’mal)

KAJIAN terhadap amalan-amalan kaum muslimin yang berhubungan dengan fadhail a’mal (keutamaan-keutamaan amal) khususnya tentang Nisfu Sya’ban, penting dan menarik untuk disimak, penting karena ia merupakan ibadah, yang mana salah satu ciri ibadah adalah ittiba’ (mencontoh Nabi Saw) menarik.

Kenyataannya sebagian amal ibadah kaum muslim digugat karena tidak mengutip dari sumber-sumber asli yaitu Al Qur’an dan hadits sehingga terkesan apa yang dikerjakan terlalu mengada-ngada bahkan terjebak kepada saling menyalahkan.

Sebelum menukik kepada persoalan amalan-amalan yang dibiasakan oleh sebahagian kaum muslimin pada malam Nisfu Sya’ban (malam 15 bulan Sya’ban), seperti membaca Yasin 3 kali selepas maghrib, shalat sunat, dan puasa pada siang harinya, terlebih dahulu kita meneliti hadis-hadis yang menjelaskan tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban tersebut.

Tidak ada bantahan bahwa diantara malam-malam yang dijadikan Allah Swt. antara satu dengan yang lain ada mempunyai kelebihan, seperti malam turun Al Qur’an disebut malam yang berkah (inna anzalnahu fi lailatin mubarakah): Sesungguhnya kami turunkan Al Qur’an pada malam yang berkah) (Addukhan ayat 22),. malam Jumat, malam Lailatul Qadar, malam-malam Ramadhan, semuanya mempunyai keunggulan masing-masing.

Demikian pula halnya malam Nisfu Sya’ban punya kelebihan dari malam-malam yang lain. Kemuliaan malam Nisfu Sya;ban, bukan tidak punya dasar samal sekali, banyak hadis-hadis yang menjelaskan keutamaan malam Nisfu Sya’ban, meskipun hadis-hadis tersebut tidak sampai ke tingkat Shahih, akan tetapi tidak sampai jatuh ke tingkat Maudhu’ (palsu).

Paling tidak ada 7 (tujuh) riwayat hadits, dijumpai di dalam kitab Tuhfatul Al Huwazy Syarah Jami’ Turmuzi Juz 3 hal. 161-162. (Perpustakaan Daar Al Hadits Cairo. Th 2001).

Pertama : Riwayat Aisyah ra. : Dia mengatakan : Suatu malam saya kehilangan Rasul Saw., lalu saya keluar, tiba-tiba Rasul Saw. sedang berada di Baqi’ (perkuburan kaum muslim di Madinah, di samping mesjid Nabawi), maka Rasul Saw. bersabda : Apakah engkau khawatir kalau-kalau Allah dan Rasul menyia-nyiakanmu, lalu saya menjawab : Saya pikir engkau mendatangi istrimu yang lain ya Rasulullah, maka Rasul Saw. bersabda : Sesungguhnya Allah Swt. turun pada malam Nisfu Sya’ban ke langit dunia maka Dia akan mengampuni dosa sebanyak bulu-bulu kambing Bani Kilab. (HR. Turmuzi).

Kedua : Riwayat dari Aisyah ra : Rasul Saw. melaksanakan shalat malam dan sujud terlalu lama sehingga saya mengira dia telah wafat dalam sujud tersebut, tiba-tiba saya melihat jari telunjuknya bergerak, dan bangun dari sujudnya, dan setelah selesai shalat, beliau bersabda : Wahai Aisyah (atau Humaira), apakah kamu mengira bahwa Nabi Saw. telah meninggalkanmu, saya berkata : Tidak wahai Rasulullah, tetapi aku mengira engkau tidak tiada karena sujudmu terlalu lama. Rasul Saw. bersabda : Tahukan engkau malam apakah ini? Aku berkata : Allah dan Rasul yang lebih tau. Rasul Saw. bersabda : Malam ini malam Nisfu Sya’ban, Allah akan mengampuni orang-orang yang bermohon kepadanya, dan merahmati orang yang menyayangi, dan memberi tempo pada orang pedengki. (HR. Baihaqi).

Ketiga : Hadits riwayat Muaz bin Jabal bahwa Rasul Saw. bersabda : Allah memperhatikan semua makhluknya, pada malam Nisfu Sya’ban dan mengampuni semua makhluknya terkecuali orang-orang musyrik dan orang-orang pendengki dan pendendam. (HR. Thabrani).

Keempat : Hadits riwayat Abdullah bin Amr. Redaksi sama, akhir hadits terkecuali pendengki dan pembunuh. (HR. Ahmad).

Kelima : Hadits riwayat Makhul, dan Kasir bin Murrah, Redaksi hadits sama. (HR. Thabrani dan Baihaqi).

Keenam : Hadits riwayat Makhil, dari Abi Tsa’labah awal redaksi hadits sama dengan hadits ke-4 dan ke-5 dan akhir hadits mengatakan, menempokan orang-orang kafir dan membiarkan orang-orang dengki dengan kedengkiannya hingga dia berdoa. (HR. Thabrani dan Baihaqi).

Ketujuh : Hadits riwayat Ali bin ra. : Bila datang malam Nisfu Sya’ban shalatlah di malam harinya dan puasalah di siang harinya. Maka sesungguhnya Allah turun ke langit dunia ketika terbenam matahari. Lalu berfirman : Siapa saja yang memohon keampunan akan saya ampuni, siapa saja mohon rezeki Aku beri rezeki, siapa memohon kesehatan Aku beri kesembuhan demikianlah seterusnya hingga terbit fajar. (HR. Ibnu Majah).

Dan penulis mendengar masih banyak lagi riwayat lain yang menerangkan tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban, Prof. Ali Mustafa Ya’kub mengatakan : Paling tidak sembilan riwayat yang menceritakan keutamaan malam tersebut.

Komentar Ahli Hadits

Para ahli hadits memberikan komentar dan kritikan terhadap hadits-hadits di atas, hadits pertama statusnya Munqathi’ (yaitu salah satu sanadnya terputus) dan hadits yang kedua, adalah hadits Mursal (seorang periwayat pada tingkat sahabat tidak disebutkan), hadits yang ketiga sebagaimana yang dikomentari Ibnu Majah sanadnya, Ibnu Luhai as. Dhaif (lemah), hadits yang keempatnya dhaif, dan hadits yang kelima dan enam adalah hadits Mursal, dan yang terakhir yaitu hadits yang ketujuh dilemahkan oleh Imam Bukhori karena salah satu sanadnya terdapat Abdullah bin Muhammad bin Abi Sabrah terkenal pemalsu hadits. Dan Annasa’i mengomentari hadits ini sebagai hadits matruk (salah seorang perawinya tertuduh bohong atau berbuat fasik).

Dari komentar-komentar para ahli hadits di atas dapat disimpulkan bahwa hadits-hadits di atas adalah hadits-hadits lemah, tidak dapat berdiri sendiri untuk mencapai tingkat Hasan (baik) atau sahih.

Akan tetapi karena hadits-hadits di atas tidak hanya satu jalan, bahkan 7 (tujuh) jalan periwayat masing-masing dari Aisyah dua jalan, dari Muaz bin Jabal dari Abdullah bin Amar, dari Makhul 2 jalan, dan terakhir dari Ali bin Abi Thalib. Maka status hadits di atas dapat terangkat menjadi Hasan Lighairih (dapat dijadikan dalil untuk diamalkan). Oleh sebab itu keutamaan malam Nisfu Sya’ban tetap diakui dan dianjurkan untuk beramal dan mohon ampun sebanyak-banyaknya kepada Allah Swt. pada malam tersebut.

Anggaplah hadits di atas lemah semuanya dan tidak dapat didukung oleh hadits-hadits lain, namun para ulama hadits membolehkan mengamalkan hadits-hadits Dhaif (lemah) untuk Fadhail a’mal, selama tidak berkaitan dengan akidah dan masalah halal dan haram.

Sampai di sini penjelasan tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban, adapaun tentang tata cara beramal pada malam itu tidak dijelaskan di dalam hadits-hadits di atas, seperti membaca Yasin 3 kali selepas maghrib, shalat sunat Nisfu Sya’ban 12 rakaat membaca surat al Ikhlas 30 kali setiap rakaat, dan lain-lain.

Akan tetapi menghidupkan malam itu dengan bermacam-macam amal ibadah, membaca istighfar, memperbanyak shalat sunat mutlak, membaca Al Qur’an, membaca Yasin sebanyak-banyaknya tidak pula dilarang.

Wallahua’lam

Dr.H.Muhammad Nasir,Lc, MA

  • Wakil Ketua Dewan Fatwa Al Washliyah
  • Pimpinan Ponpes Tahfiz Alquran Al Mukhlisin Batu Bara
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille