JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM menyambut baik wacana pemerintah libur sekolah pada bulan Ramadhan tahun ini. Kebijakan tersebut, menurut Masyhuril Khamis, tentu sudah melalui kajian positif dan negatifnya.
“Sejak dulu awalnya ramadhan itu libur sekolah, karena memang kondisi pendidikan di keluarga masih sakral dan benar benar dapat diandalkan sehingga nilai nilai puasa, tadarus Qur`an, tarawih serta salat berjamaah di masjid sesuatu yang indah serta suasana berbuka puasa di rumah sesuatu keniscayaan untuk keakraban keluarga, jadi liburnya sekolah itu tergantikan dengan pendidikan ramadhan di keluarga,” jelas orang nomor satu di organisasi Al Washliyah ini.
“Pada sisi lain kegiatan pesantren kilat, halaqah diniyah di setiap masjid begitu meriah sehingga syiar ramadhan dapat berfungsi lebih hidup sebanding dengan pendidikan formal di sekolah,” sambung Kiai Masyhuril.
Menurut Masyhuril, hari ini, dengan kondisi serba digital, disiplin keluarga yang sudah tidak lagi seperti dulu, rasanya perlu difikirkan solusi efektif pendidikan keluarga untuk memberi dampak positif terhadap diliburkannya sekolah. Jangan sampai anak-anak seharian main hp, tablet, games dll, yang akhirnya banyak waktu yang sia sia.”
Masyhuril Khamis menyerukan alangkah baiknya libur pendidikan formal (sekolah) harus digantikan dengan pendidikan non formal. Misalnya kegiatan yang mengasah kreatifitas, memperbanyak diskusi, kajian-kajian yang menarik, games Islami sehingga fungsi sekolah berganti menjadi diklat khusus tetutama kaitan keagamaan dan perbaikan akhlak,” jelas Ketua Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PDPAB) MUI Pusat.
“Artinya sekolah mestinya tetap difungsikan,” tegas Masyhuril Khamis.
Ditanya tentang sekolah, madrasah dan Kampus Al Washliyah, menurut Ketua Umum PB Al Washliyah, akan mengikuti peraturan pemerintah. Namun demikian, selaku ketua umum PB Al Washliyah, beliau mengintruksikan kepada seluruh jajaran lembaga pendidikan organisasi Al Washliyah agar tetap berfungsi sebagai tempat Pendidikan dan pelatihan kaderisasi dan dakwah. (sir)