GAZA – YAHYA IBRAHIM HASAN SINWAR, atau lebih dikenal dengan nama Yahya Sinwar, satu di antara pemimpin Hamas terkenal karena perannya dalam konflik Palestina-Israel, dilaporkan tewas dalam sebuah serangan militer yang terjadi di Gaza Selatan, pada hari Rabu 16 Oktober 2024 atau bertepatan 13 Rabiul Akhir 1446 H lalu.
Berita duka ini langsung tersebar di dunia internasional. Wafatnya Yahya Sinwar merupakan pukulan berat kepada mujahid Palestina, terutama pejuang Hamas, apalagi sebelumnya Ismael Haniyeh juga gugur akibat kekejaman tantara zionis Israel.
Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM di Jakarta, langsung bereaksi sekaligus mengecam tindakan Israel yang melancarkan serangan bersenjata, mengakibatkan pejuang pro Kemerdekaan Palestina, wafat. Orang nomor satu di Organisasi Al Washliyah ini, juga menyesalkan dunia Arab, khususnya yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) seakan tidak melakukan tindakan apa-apa. Apalagi Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bungkam seribu Bahasa terhadap penderitaan rakyat Palestina.
“Kami tetap mengimbau masyarakat Islam dunia untuk terus berdoa dan optimis membela rakyat Palestina,” tegas Masyhuril Khamis, yang juga Ketua Pusat Dakwah dan Pembinaan Akhlak Bangsa MUI Pusat, kepada website ini, Sabtu (19/10/2024) malam.
Melansir dari BBC International, Jumat (18/10/2024), pembunuhan tersebut terjadi dalam pertemuan kebetulan dengan pasukan Israel di Rafah, Gaza selatan.
Militer Israel merilis video dari drone, menunjukkan sosok yang mereka klaim sebagai Sinwar, duduk di kursi dan tertutup debu di dalam sebuah bangunan yang rusak.
Reuters melaporkan pada Jumat (18/10/2024), Kelompok Hamas belum memberikan tanggapan resmi terkait wafatnya Sinwar. Namun, beberapa sumber di dalam kelompok militan tersebut mengindikasikan bahwa Sinwar memang meninggal karena serangan pasukan Israel.
Hizbullah, yang merupakan sekutu Hamas, juga mengeluarkan pernyataan yang menegaskan komitmen mereka untuk melawan Israel setelah kabar kematian Sinwar beredar. Dalam pernyataan tersebut, Hizbullah menyatakan bahwa mereka akan memasuki “fase baru” dan meningkatkan konfrontasi dengan Israel.
Perwakilan Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pembunuhan Sinwar akan menyebabkan perlawanan yang lebih kuat di Palestina. “Semangat perlawanan akan semakin kuat,” kata dia, melansir AFP, Jumat (18/10).
Perwakilan itu lalu berujar, “Ia akan menjadi contoh bagi para pemuda dan anak-anak yang akan meneruskan jalan menuju pembebasan Palestina.” (***/sir)