MEDAN – Kalau ada nazir masjid bangga menyebut masjidnya banyak tabungan, menurut Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis,SH,MM, hal itu dapat dikatakan nazir atau pengurus masjid gagal. Kenapa? jika di sekitar masjid banyak orang yang kehidupannya terlibat rentenir, terlibat pinjaman online (Pinjol), padahal masjid itu tempat dia salat, tapi masjid yang tidak peduli dengan kehidupan ekonomi.
Masyhuril Khamis mengemukakan itu pada saat acara peresmian Masjid Al Musannif Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah, Medan, Sumatera Utara, Jumat 13 September 2024/9 Rabiul Awal 1446 H. Ia berharap pengurus masjid yang baru diresmikan itu tidak demikian. “Masjid ini tidak hanya tempat salat, Insya Allah menjadi tempat pelatihan mahasiswa, membina karakter dan jauh lebih penting lagi, jika ada tabungan yang muncul di sini, kita pastikan itu Sebagian kita perbantukan untuk mahasiswa kita, dalam arti tanda kutip, mana tau ada di antara mereka yang nanti tidak bisa memenuhi kewajibannya di perkuliahan, salah satu yang kita prioritaskan, itu sebagai bagian dari tanggungjawab kita,” urai Masyhuril Khamis.
Ketua Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa MUI Pusat ini menyentil kebiasaan pengurus masjid di mana-mana, menjelang khatib naik mimbar Jumat. Pengurus atau nazir masjid, kata dia, biasanya mengumumkan penggunaan dana dan pemasukan kas masjid. Ia berharap pengurus masjid dapat menyampaikan mengenai tabungan atau penggunaan dana masjid dapat dilihat di papan pengumuman. “Mengenai penggunaan dana, pemasukan dana dapat dilihat di papan pengumuman kami. Yang pasti dan yang perlu kami sampaikan adalah seluruh tabungan ini di Bank Syariah Al Washliyah, dan kami pastikan 60 persen dari uang tabungan itu digunakan untuk membantu fuqoro wal masyakin. Kalau itu dilakukan maka masjid ini berdayaguna kepada lingkungan,” tegas orang nomor satu di jajaran Al Washliyah ini.

Sebelumnya, Masyhuril Khamis, mantan Sekjen PB Al Washliyah, yang juga anggota Badan Wakaf Indonesia (BWI) ini, mengingatkan kepada pimpinan UMN Al Washliyah, agar tidak ada kegiatan civitas akademika pada waktu salat rawatib, seperti Salat Zuhur dan Ashar. Seluruh kegiatan supaya dihentikan sementara, civitas akademika diperintahkan segera menunaikan salat berjemaah di masjid yang baru diresmikan di lingkungan kampus tersebut.
usai peresmian, dilanjutan Salat Jumat berjemaah dengan khatib Prof HM Hasballah Thaib MA, PhD (Ketua Komisi Etik UMN Al Washliyah) dan Imam Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM (Ketua Umum PB Al Washliyah).
Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soelistyo Soerjosoemarno SH dan Ketua Yayasan Haji Anif Dr H Musa Rajekshah M.Hum menggunting pita pada awa acara sebagai tanda peresmian Masjid Al-Musannif Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah di Jalan Stadion Teladan.

Hadir dalam kegiatan ini tokoh nasional Tun DR H Rahmat Shah, KH Amiruddin MS, Rektor UMN Al-Washliyah Dr H Firmansyah MSi, Ketua BPH UMN Al-Washliyah Dr KRT H Hardi Mulyono K Surbakti MAP, anggota DPRD Sumut dan kabupaten/kota, calon wakil wali kota Medan, calon wakil bupati Labuhanbatu, civitas akademika UMN Al-Washliyah serta undangan baik sipil dan militer.
Ketua Yayasan Haji Anif dan Ketua Partai Golkar Sumut dan Ketua Pemuda Pancasila Sumut Dr H Musa Rajekshah M.Hum didampingi keluarga besar H Anif bersyukur dengan selesainya pembangunan Masjid Al-Musannif UMN Al-Washliyah.
“Begitu banyak permohonan pembangunan masjid termasuk dari luar Sumut. Alhamdulillah karena Allah, Masjid Al-Musannif di UMN Al-Washliyah dapat dibangun. Kita harap dapat dimakmurkan. Tidak hanya salat lima waktu, juga kegiatan-kegiatan lainnya,” pinta Ijek, panggilan akrabnya. (sir)