BerandaKabar Duka dan GembiraSang `Danton` HIMMAH Sumut Telah Tiada

Sang `Danton` HIMMAH Sumut Telah Tiada

INNALILLAHI WAIINNA ILAIHI ROJIUN. Al Jam`iyatul Washliyah kembali berduka. Pada pagi Ahad 7 September 2024/3 Rabiul Awal 1446 H, sekitar pukul 03.25 Wib,  tersiar berita Makmur Ritonga, yang akrab disapa Danton menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit di Kota Medan, Sumatera Utara. Ia telah meninggalkan kita semua, orang-orang yang terkasih dan dicinta untuk selama-lamanya.

Kabar duka ini mengagetkan saya usai Sholat Subuh. Membuka HP dan membaca berita duka di beberapa grup watshaap Al Washliyah. Ya Allah….Dari kemarin, perasaan saya selalu ingat dengan almarhum,  sewaktu rapat petunjuk teknis (juknis) Kemah Nasional Pramuka Al Washliyah di Kantor PB Al Washliyah Jakarta, Jumat 6 September 2024. Saya terus mengikuti perkembangan informasi mengenai kondisi kesehatan sang Danton ini.

Allah lebih sayang kepada sahabatku, sahabat kita semua, Makmur Ritonga. Ia telah meninggalkan dunia fana ini untuk menghadap Sang Khaliq. Banyak kenangan di antara kita sahabat. Canda mu, tutur sapa mu yang khas. Penampilan dan gaya mu yang penuh kocak dan penuh keakraban. Meski kita terpisah pulau, tapi terkadang kau masih komunikasi lewat telepon, hanya sekadar menanyakan kesehatan dan kabar ku di Pulau Jawa. Banyak cerita yang kau sampaikan, termasuk tentang kampung, Al Washliyah dan lainnya. Sahabat, sekarang engkau telah tiada, meninggalkan kami semua. Namun namamu, Sang Danton (Komandan Pleton) akan melegenda dan tak akan lekang di telan masa.

Panggilan nama Makmur Ritonga kalah tenar dengan nama Danton. Nama ini lebih melekat dan merakyat di kalangan aktifis Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) tahun 1981 an di Kampus IAIN Sumut, bahkan sampai tahun 2024 ini, sampai kita berusia di atas 62 tahun. Padahal nama Danton baru mencuat pada saat tranning HIMMAH, karena julukan Danton berasal dari senior kita yang menjadi instruktur kader pada saat itu. Bukan hanya julukan Danton, tapi ada juga yang mendapat julukan Bupati dan sebagainya. Namun julukan Danton yang melegenda sampai kita usia lanjut. Sang Danton terus menggema dan familiar dari generasi ke generasi, khususnya kader HIMMAH dan jajaran pengurus Al Washliyah.

Secara personal saya, tentu kenal dekat dengan sosok almarhum semasa hidup. Selain asal daerah (Pinang Lombang dengan Bandar Durian) tergolong dekat,sama-sama Kabupaten Labuhan Batu (dulu sebelum pemekaran),  fakultas beda, tapi  sempat satu markas di Penjara 55 Gg Yahya Kampung Durian, Medan, Sumatera Utara. Sekitar tahun 1986, ia sempat juga `goyang` untuk ikut-ikutan hijrah ke Jakarta pasca Muktamar Al Washliyah. Meski pun akhirnya dia bertahan di Kota Medan hingga akhir hayat.

Pada dekade itu, nama Danton menjadi pusat perhatian dan idola. Sang Danton HIMMAH, sang Danton Al Washliyah.

Sekarang, engkau telah meninggalkan kami. Candamu dan tutur bahasa mu yang khas akan selalu kami ingat sahabat. Telah sampai takdir Allah kepada dirimu. Selamat jalan aktifis Al Washliyah, aktifis HIMMAH. Keluarga yang ditinggal hendaknya tetap tabah dan ikhlas…Saya bersaksi bahwa engkau selama hidup di dunia yang saya kenal dan saya tahu, beliau adalah orang baik. Ampunilah ya Allah dosa-dosanya dan terimalah amal ibadahnya. Rumah duka Jalan Garu I Gg Rekam, Medan, Sumut.  Allahummagh firlahu, warhamhu waafihi wa`fu Anhu. (syamsir)

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille