JAKARTA – Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA meminta Ormas Islam Al Jam’iyatul Washliyah untuk konsen di bidang wakaf. Sebagai Ormas Islam yang sudah tua pastilah memiliki aset-aset yang berupa wakaf dari para warganya. Wakaf-wakaf tersebut menurutnya untuk segera disertifikasi. Demikian disampaikan Dirjen Bimas Islam yang juga Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) saat menerima silaturahim Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah Dr. KH. Masyhuril Khamis, MM dan jajarannya di kantor Kemenag RI jalan MH. Thamrin Jakarta Pusat.
Menurut Prof. Kamaruddin, sertifikasi aset merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga aset wakaf agar aman. Selanjutnya setelah disertifikasi maka dilakukan papanisasi di atas aset wakaf tersebut. Kementerian Agama saat ini sedang memprogramkan papanisasi aset wakaf. Beliau mempersilahkan Al Washliyah untuk mengajukan papanisasi aset wakaf.
“Kami mendukung sertifikasi tanah wakaf Al Washliyah agar kondisinya aman,” ungkap Dirjen Bimas Islam di hadapan Kiyai Masyhuril Khamis dan Pengurus Al Washliyah yang hadir di ruang kerja beliau pada Kamis (01/08) tersebut.
Selain sertifikasi tanah wakaf, Prof. Kamaruddin juga mengajak Al Washliyah untuk melihat potensi wakaf produktif lainnya. Salah satu yang disampaikannya adalah wakaf uang. “Al Washliyah kalau bisa menjadi Nazir Wakaf Uang. Jadi nazirnya itu organisasi,” katanya.
Kamaruddin Amin mengungkapkan bahwa ke depannya wakaf uang itu akan menjadi sesuatu yang akan berkembang dengan pesat. Beliau menyampaikan nantinya ratusan triliyun dana umat yang akan terkumpul dari wakaf uang tersebut. Artinya wakaf uang ini harus dikelola dengan baik oleh orang-orang yang mengerti di bidangnya dan penyerap tenaga kerja.
“Wakaf Uang ini nantinya akan menjadi peluang kerja yang baru bagi umat Islam,” jelasnya. Untuk itu hal ini merupakan peluang bagus sehingga harus dipersiapkan SDM yang mumpuni di bidang tersebut.
Banyak hal yang didiskusi dalam kesempatan silaturahim tersebut. Selain tentang peluang zakat dan wakaf, Prof Komaruddin juga berbicara tentang potensi dakwah. Beliau menyampaikan beberapa program dakwah yang bisa dikerjasamakan dengan Al Washliyah semisal pengiriman dai daiyah ke daerah 3T (terpencil, tertinggal dan terluar). Setiap Bulan Suci Ramadhan Kemenag mengirim dai-dai ke daerah tersebut dan peluang ini bisa diisi oleh dai Al Washliyah.
Selain itu dia juga menyampaikan tentang peningkatan kualitas para da’i dan da’iyah. Dalam waktu dekat Kemenag akan mengirim para dai untuk mengikuti pelatihan di Arab Saudi. “Ini merupakan program kerja sama Kemenag dengan perintah Arab Saudi. Silahkan Al Washliyah mendaftarkan dai-dainya dalam program tersebut,” ungkapnya.
Silaturahim PB Al Washliyah dengan Dirjen Bimas Islam Kemenag itu berjalan hangat dan produktif. Beliau juga menawarkan kerja sama kepada Al Washliyah dalam berbagai kegiatan yang sesuai dengan tupoksinya.
Sebelumnya Ketum PB Al Washliyah Kiyai Masyhuril Khamis menyampaikan bahwa Al Washliyah memiliki tujuh ratus lebih lembaga pendidikan dan sebelas perguruan tinggi serta sebelas panti asuhan. Al Washliyah pun kini sudah memiliki kepengurusan di 31 Provinsi dan 350 lebih kepengurusan tingkat kabupaten/kota.
Al Washliyah juga memiliki banyak aset wakaf bahkan sebagian besar masih belum disertifikasi dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Kepengurusan saat ini terus berupaya untuk melakukan pembenahan terhadap aset-aset organisasi.
Selain Ketum PB Al Washliyah, turut hadir dalam silaturahim tersebut Ketua PB Al Washliyah Prof. H. Deding Ishak, H. Anas Abdul Jalil, M.Pd, H. Julian Lukman, Lc, MA, Bendum H. Rizal Naibaho, MM, Sekretaris M. Razvi Lubis, M.Pd dan Direktur Alzis H. Edwar Hakim Hasibuan, MAP dan Staf Sugeng Priyanto.
(mrl)