MEDAN – Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah, Medan, Sumatera Utara, menggelar Workshop Kealwashliyahan dan Tahsinul Qur’an terhadap dosen UMN Al Washliyah. Kegiatan yang digagas oleh Badan Pengurus Harian (BPH) UMN Al Washliyah bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah ini diadakan di Aula OK Usman, Kampus Abdurrahman Syihab, pada hari Senin 29 Juli 2024/23 Muharram 1446 H.
Ketua umum PB Al Washliyah, Dr. H Masyhuril Khamis, SH., MM, yang juga menjadi narasumber pada workshop ini memaparkan materi mengenai Al Washliyah Menuju Satu Abad Tetaplah Menjadi Buah Hati Umat. Orang nomor satu di Al Wshliyah ini mengingatkann kembali mengenai sejarah Al Washliyah yang berdiri 30 November 1930 di Kota Medan, Sumatera Utara dan penyebaran Al Washliyah secara nasional dan internasional hingga saat ini. Untuk mewujudkan Al Washliyah yang menjadi buah hati umat, Ketua Umum mengajak seluruh kader Al Washliyah di berbagai tingkatan, untuk mengaktualisasikan kepribadian Al Washliyah, Kreatifitas Kepemimpinan Al Washliyah dan suara ulama Al Washliyah.
“Kita harus meningkatkan kemampuan, wawasan dan kreatifitas dari para pengelola Pendidikan. Kita ingin menjadikan orang yang datang ke Al Washliyah bukan untuk menimba ilmu saja tapi selain ilmunya bertambah, akhlaknya juga berubah. Moral dan sikapnya semakin baik. itu merupakan sesuatu yang akan terus kita kawal dan evaluasi,” tegas Masyhuril Khamis.
Turut mendampingi Ketua Umum PB Al Washliyah, antara lain Ketua Majelis Pendidikan PB Al Washliyah, H.Ridwan Tanjung, SH,M.Si, Ketua Majelis Kader PB Al Washliyah, Kolonel Purn Drs.H.Muhammad Zaid, MM, Rektor UMN Al Washliyah, Dr,H.Firmansyah dan wakil-wakil rektor.
Pada kesempatan itu, Ketua Majelis Kader PB Al Washliyah, Kolonel Purn Drs.H.Muhammad Zaid, MM turut memberi materi pada acara workshop tersebut seputar Penguatan Potensi Dosen Melalui Pembinaan Jatidiri. Menurut dia, membina jatidiri dibutuhkan kesadaran diri, mengubah sifat negatif dan menetapkan hati. Potensi dosen harus dikuatkan dengan 3 aspek yaitu pengetahuan, keahlian dan sikap.
“Jadi jatidiri itu sebenarnya sudah ada di dalam diri manusia, yang perlu dilakukan yaitu mengasahnya. Seperti watak, sifat dan kepribadian sudah ada di dalam diri kita tapi kalau tidak dibangkitkan seperti yang kita lakukan hari ini, itu akan terlupakan. Potensi juga, sebagai seorang dosen pasti ada tapi yang kita inginkan potensi dan jatidiri itu betul-betul dibangun. Sehingga akan ada peningkatan kualitas dari dosen,” ucap pensiunan perwira TNI AD ini.
Sebelumnya, Dr. H. Firmansyah, M.Si, Rektor UMN Al Washliyah Medan, mengemukakan bahwa UMN Al Washliyah akan rutin melaksanakan kegiatan ini guna menambah wawasan para dosen mengenai kealwashliyahan. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, para dosen akan memiliki pemahaman yang baik tentang kealwashliyahan.
Sementara Dr. KRT. Hardi Mulyono K. Surbakti, Ketua BPH UMN Al Washliyah, berkeinginan seluruh dosen UMN Al Washliyah dapat mengenal Al Washliyah dengan baik. Dimana nantinya para dosen dapat berkontribusi untuk menjalankan shibghah dan wijhah Al Washliyah.
Selain workshop, kegiatan kali ini juga diisi dengan Tahsinul Qur’an. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 3 hari, pada tanggal 27-31 Juli 2024. Tahsin Qur’an ini dilaksanakan untuk mematangkan kembali bacaan Al Qur’an serta menghindari kesalahan dalam membaca Al Qur’an yang dapat menjadikan perubahan arti dan makna sebuah ayat.
Sebanyak 134 dosen, dibagi menjadi 4 kelompok, yang mana setiap kelompok diberikan 1 pemateri. Di akhir kegiatan, para dosen akan melaksanakan post test membaca Al Qur’an. Nilai tertinggi 84 dan terendah 25 padahal sudah 7 tahun menjadi dosen di kampus itu. (sir)