BerandaKabar WashliyahWashliyah Adakan Observasi Arah Kiblat

Washliyah Adakan Observasi Arah Kiblat

MEDAN – Lembaga Hisab dan Rukyah PB Al Jam’iyatul Washliyah mengadakan observasi arah kiblat pada Senin, 28 Mei 2024. Ini dilaksanakan sebagai kegiatan ilmiah yang disebut dengan istilah Rashdul Qiblah atau istiwa a’zham.

Dr. H. Arso, SH. M. Ag, Ketua Lembaga Hisab dan Rukyah PB Al Washliyah, didampingi Sekretarisnya Dr. Irwansyah, M.H.I memimpin langsung observasi arah kiblat tersebut.

Arso menjelaskan bahwa kegiatan untuk mengukur arah kiblat secamam ini dengan bantuan sinar matahari terjadi sebanyak dua kali dalam setahun. Pertama pada 27 dan 28 Mei pada pukul 16.18 WIB dan pada bulan 15 dan 16 Juli pada pukul 16.27 WIB. Pada saat Rashdul Qiblah ini, posisi natahari berada persis di atas Ka’bah. Jadi saat pukul yang telah ditetapkan misalnya pada 27 Mei yakni 16.18 WIB kita bisa melihat arah bayang kiblat. Bayang kibat bisa dilihat melalui bantuan tiang tegak luruh jika diukur dengan alat sederhana. Namun kami menggunakan alat istiwa aini H. Slamet Hanafi dan Iswa Ahmad Faidal. Awalnya pada saat 16.18 matahari tertutup oleh awan hitam sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan observasi. Namun Alhamdulillah, saat pukul 16.20 WIB matahari tiba-tiba cerah dan akhirnya observasi dapat dilakukan ujar Arso.

Data observasi adalah : Koordinat Lokasi Observasi : Halaman Biro Rektor UNIVA Medan 030 33’ 42” LU dan 980 42’ 0.5” BT. Waktu observasi dalam suasana cerah pada pukul 16.20 WIB dan bayang kiblat berhasil diobservasi pada posisi arah kiblat : 670 13’ 11” (Dari titik Utara ke Barat) atau 220 46’ 48.14”(Dari titik Barat ke Utara) Titik kompasnya 2920 44’ 45.84”. Olehkarena itu, hasilnya bahwa posisi Rashdul Qiblah telah sesuai dengan akurasi hitungan arah kiblat pada lokasi Kampus Universitas Al Washliyah Medan. Tegasnya kembali

Dengan adanya rashdul qiblah ini sebenarnya Allah swt telah menyiapkan motode alami untuk mengukur keakurasian arah kiblat semua orang di tempat masing-masing. Baik itu rumah pribadi, masjid dan tempat-tempat lainnya. Inin patut kita syukuri sebagai salah satu nikmat Allah yang sangat berharga, ucap Arso.

Namun, lanjut Arso cara untuk Rashdul Qiblah ini ada juga plus-minusnya. Minusnya adalah bergantung pada cuaca, karena memanfaatkan bantuan cahaya matahari. Jika cahaya matahari terlindung awan misalnya menjadi redup atau hujan, maka rashdul qiblah tentu tidak dapat dilaksanakan, ujar Arso.

Ini di mahasiswa PAI Khusus ada Kader Ulama yang saya ajarkan juga ilmu falak, salah satunya adalah mengukur arah kiblat. Ilmu ini langka dan harus terus diajarkan kepada generasi kita, kata Arso, agar ada kaderisasi yang melanjutkan ilmu ini.

Hadir dalam observasi itu pengurus LHR Dr. Hj. Hasnil Aida Nasution, MA; Dra. Hj. Erlina Hasan (Tim Ahli); Ustaz Rukmana Prasetyo, M.H.I (Tim Ahli) serta para mahasiswa Pendidikan Kader Ulama UNIVA Medan.

Sambutan Rektor

Saat observasi itu berlangsung juga diikuti oleh Rektor UNIVA Medan
Prof. Dr. H. Muhammad Jamil, MA. Prof. Jamil mengatakan dalam sambutannya bahwa kegiatan ilmiah ini perlu dilestarikan karena ini adalah ilmu langka. Di Sumatera Utara ini juga ilmu langka, di kampus ini sudah sejak lama ini menjadi salah satu matakuliah yang diajarkan tentu harapannya agar bisa dilestarikan ilmunya. Prinsipnya kami support semua kegiatan ilmiah yang bersifat keilmuan dan kemanfaatan kepada masyarakat dan umat. Apalagi kepada mahasiswa, tentu ini sangat bermanfaat. (rilis/sir)

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille