JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP HIMMAH) Abduk Razak Nasution mendorong Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) untuk mengusut dugaan ajaran terorisme di Pondok Pesantren (PonPes) Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat.
Pasalnya, munculnya (Al Zaytun) dari ide kompartemen wilayah 9 Negara Islam Indonesia (NII). Selain itu banyak ajaran yang menyimpang dari syariat Islam yang sedang ditangani Bareskrim Polri yakni dugaan penodaan/penistaan agama.
Walaupun BNPT melalui Direktur Deradikalisasi Ahmad Nurwakhi mengatakan Ponpes Al Zaytun tidak bisa dijerat dengan pasal terkait tindak pidana terorisme, ia mengatakan wajib hukumnya BNPT mengusut ini agar tidak terjadi gejolak yang meresahkan seluruh umat Islam Indonesia. Terang Razak
“Apapun ceritanya Negara Islam Indonesia (NII) merupakan organisasi dan gerakan politik pertama di Indonesia yang melakukan radikalisasi gerakan politik mengatasnamakan agama yang induk ideologinya menjiwai gerakan-gerakan radikalisme dan terorisme di Tanah Air.” ungkapnya kepada media kabarwashliyah.com pada minggu (23/7/2023)
Razak menambahkan, sama-sama kita ketahui bahwa banyak kesaksian dari alumni dan mantan wali murid yang mengatakan bahwa PonPes Al Zaytun menyimpang dan pecahan dari NII.
Lanjut Razak, untuk menghadapi Al Zaytun ini yang diduga dibekingi orang dalam dan luar negeri, Pemerintah melui Menkopolhukam, Menteri Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Aparat Penegak Hukum (APH) Kepolisian, BNPT, dan masyarakat harus bersatu., harus seirama.
“Saya meyakini BNPT dibawah komando dan pimpinan Komjen Pol. Prof. Dr. Rycko Amelza Dahniel M. Si dapat mengusut dan menindak Al Zaytun karena Sang Jenderal dikenal dengan sosok yang ramah dan Tegas.” Lanjut Razak
Kita juga tidak mau citra Islam tambah ternodai yang selama ini selalu citra buruk Islam yang di salahkan asal ada berbagai kasus teror dan radikal di Indonesia. Tutupnya