Oleh: H. J. Faisal
Kaum LGBT, Kaum yang Mendurhakai Allah Ta’ala
Entah keceplosan berbicara, entah tidak paham, entah sekedar mencari sensasi, atau entah sedang menyatakan dukungannya kepada kaum yang menyimpang, beberapa hari yang lalu, menteri senior yang satu ini mengatakan bahwa keberadaan kaum yang menyimpang tersebut adalah sebuah kodrat. Benarkah demikian adanya?
Dan, kaum yang menyimpang dimaksud tersebut, siapa lagi kalau bukan yang dilaknat oleh Allah Ta’alla, seperti halnya kaum Sadomnya Nabi Luth ‘Alaihissalam, yaitu kaumnya para Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).
Dasar legalitas yang digunakan oleh kaum LGBT ini dalam melakukan kegiatan disorientasi seksual mereka adalah ratifikasi Hak Asasi Manusia UDHR (Universal Declaration of Human Rights) pasal 1 yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1948 yang berbunyi bahwa “All human beings are born free and equal in dignity and rights”, dan juga Human Rights Council Resolution, yang bernama 17/19 Human rights, sexual orientation and gender identity, yang juga dikeluarkan PBB pada tahun 2011.
Sedangkan menurut sebuah artikel yang pernah dilansir oleh Kompas.com pada tahun 2017, ada tujuh tokoh utama kebangkitan kaum LGBT di abad ke-19 dan abad ke- 20 di Eropa dan Amerika, antara lain adalah:
- Karl Heinrich Ulrichs (Jerman): Orang gay pertama yang secara terbuka menyuarakan hak-hak homoseksual. Urlich dianggap sebagai orang gay pertama yang secara terbuka menyuarakan hak-hak homoseksual. Pada tahun 1867, dia mendesak pemerintah Jerman untuk mencabut undang-undang anti-homoseksualitas, dan itu membuatnya ditempatkan sebagai pelopor gerakan hak kaum gay.
- Barbara Gittings: Ibu gerakan hak-hak sipil LGBT. Pada 1070-an, dia adalah anggota terkemuka dari gerakan perlawanan untuk mengeluarkan homoseksualitas dari daftar gangguan kejiwaan American Psychiatric Assosiation (APA). Pada tahun 2006, APA mengakui upayanya dengan memberinya penghargaan hak asasi manusia.
- Harvey Milk: Orang gay terbuka pertama yang terpilih sebagai pejabat publik. Pada tahun 1977 dia menjadi orang gay pertama yang terpilih menjadi pejabat publik, memenangkan kursi di Dewan Kota San Fransisco. Milk tewas terbunuh pada tahun 1978 oleh Dan White, seorang anggota dewan kota.
- Magnus Hirschfeld: Ayah dari transgenderisme. Hirschfeld diyakini telah menciptakan istilah ‘transvestitisme’. Dia mendirikan klinik identitas gender pertama di dunia, yang kliennya termasuk Einar Wegener (tokoh protagonis film Danish Girl pada 2015, yang beralih menjadi Lili Elbe – salah satu orang pertama yang menjalani operasi ganti kelamin). Dia pernah digambarkan Hitler sebagai “Yahudi paling berbahaya di Jerman” dan seluruh perpustakan Institute for Sexual Science miliknya dibakar oleh Nazi.
- Audre Lorde: Penyair prajurit lesbian. Audre Lorde mendefinisikan dirinya sebagai ‘lesbian kulit hitam penyair pejuang.’ Pada tahun 2001, Audre Lorde Award diluncurkan untuk menghormati karya puisi kaum lesbian.
- Bayard Rustin: pahlawan hak-hak sipil gay. Bayard Rustin adalah penasihat Martin Luther King, dan seorang aktivis gay yang terbuka. Dia adalah tokoh kunci di Washington for Jobs and Freedom pada Maret 1963, saat Martin Luther King memberikan pidato bersejarahnya “Saya bermimpi”.
- Christine Jorgensen: transgender eks-GI. Jorgensen mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan yang kebetulan berada di tubuh laki-laki. Pada tahun 1952, dia dinobatkan sebagai Woman of the Year oleh Masyarakat Skandinavia di New York. Dia meninggal pada tahun 1989 karena kanker.
Adapun sesungguhnya bahaya yang ditimbulkan dari kegiatan seksual yang menyimpang ini juga tidak main-main. Selain dari sisi kesehatan, yaitu timbulnya bebagai macam penyakit seks yang menular dan mematikan (seperti Siphilis dan HIV), telah muncul pula bahaya sosial, yaitu rusaknya tatanan luhur kehidupan masyarakat, lemahnya ketahanan masyarakat, bahkan sampai kepada hancurnya derajat kemanusiaan itu sendiri akibat menghinakan diri sendiri sebagai manusia. Belum lagi adzab yang akan ditimpakan oleh Allah Ta’alla di akhirat nanti.
Jika kita melihat definisi kata ‘kodrat’ di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maka dapat ditemukan arti, yaitu ‘hal-hal yang melekat pada seseorang sejak lahir, bukan yang dilekatkan orang lain’.
Pertanyaannya yang muncul sekarang adalah, apakah benar bahwa tingkah laku menyimpang dalam hal kegiatan sexual manusia (disorientasi seksual) ini merupakan merupakan sebuah kodrat yang notabene merupakan sebuah ketetapan dari sang pencipta manusia (baca: Allah Ta’alla) terhadap makhluk ciptaan-Nya, yang seharusnya tecipta dalam keadaan yang sempurna, baik bentuk fisik, akal, nafsu, dan pemikirannya?
Hal ini telah Allah Ta’alla jelaskan dengan sejelas-jelasnya di dalam firman-Nya dalam Al Qur’an, surat At Tin ayat 4, yang artinya:
‘Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya’.
Menurut tafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H, ayat terebut memiliki makna bahwa Allah Ta’alla telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, yakni dalam bentuk ciptaan yang sempurna, bagian-bagian tubuh yang saling sesuai, dapat berjalan tegak berdiri, dan tidak kekurangan apa pun yang diperlukan secara lahir dan batin.
Menurut tafsir yang lain, yaitu tafsir Juz ‘Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, seorang ulama besar yang hidup di abad 14 H juga, beliau memaknai ayat ini dengan ketegasan bahwa Allah Ta’alla telah menciptakan manusia dengan bentuk terbaik, kalimat ini yang di dalamnya terdapat sumpah ditegaskan dengan tiga penegas, yaitu: dengan sumpah, lam taukid (penegas), dan Qad. Allah Ta’alla telah bersumpah bahwa Dia telah menciptakan manusia dengan sebaik baik bentuk dan rupa, secara fitrah dan tujuannya, karena tidak ada satu makhluk pun yang lebih bagus bentuknya dari anak-anak Adam. Kedua tafsir di atas dikutip dari tafsirweb.com/12853-surat-at-tin-ayat-4.html.
Tetapi, apakah yang terjadi kemudian, setelah Allah Ta’alla menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, dalam keseimbangan fisik pendukungnya baik di dalam tubuhnya (seperti jumlah sel, darah, kandungan air, organ-organ dalam, dan zat-zat kimia pendukung lainnya), dan di luar tubuhnya (seperti kulit, rambut)?
Ternyata kebanyakan manusia justru mendurhakai Allah Ta’alla atas segala nikmat kesempurnaan yang telah Allah Ta’alla anugeahkan kepada manusia. Bukannya mengikuti aturan atau jalan yang telah ditetapkan-Nya, manusia justru mengambil jalan kehidupannya dengan mengikuti hawa nafsu dan akal pemikirannya sendiri. Salahsatunya adalah kedurhakaan yang dilakukan oleh kaum LGBT ini. Padahal jalan yang Allah Ta’alla telah berikan tersebut, sesungguhnya merupakan jalan yang ditujukan untuk kebaikan kehidupan manusia itu sendiri.
Dalam firman-Nya di surat Al-Infitar, ayat 6 – 9, Allah Ta’alla pun telah memperingatkan manusia kembali atas hal tersebut, yang artinya:
“Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Mahamulia, yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu. Sekali-kali jangan begitu! Bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.”
Kaum LGBT, Kaum yang Membohongi Ilmu Pengetahuan
Dalam hal ini, salahsatu bentuk keseimbangan penciptaan Allah Ta’alla untuk manusia adalah diberikannya keseimbangan jumlah kromosom di dalam tubuh manusia, agar ketika terlahir ke dunia, maka manusia akan mendapatkan takdirnya sebagai manusia yang jelas berkelamin laki-laki, atau secara jelas berkelamin perempuan.
Menurut sebuah artikel sais genetika yang pernah dilansir oleh Kompas.com pada tahun 2021, disebutkan bahwa semua makhluk hidup memiliki kromosom di dalam tubuhnya. Jumlah kromosom sangatlah beragam, ada yang banyak, tetapi ada pula yang sedikit. Walau memiliki perbedaan, tetapi umumnya jumlah kromosom dalam suatu spesies hampir mirip.
Istilah kromosom ini sendiri pertama kali diperkenalkan oleh W. Waldeyer pada 1888. Kromosom berasal dari bahasa Yunani, yaitu chroma dan soma. Chroma berarti warna, dan soma berarti badan. Pemberian nama ini didasarkan pada sifatnya yang mudah menyerap warna.
Kromosom sendiri sejatinya mempunyai tiga fungsi penting, yakni: menyimpan dan membawa sifat induk beserta informasi genetik dari generasi pertama ke generasi berikutnya, memastikan DNA telah disalin dan didistribusikan secara akurat dalam pembelahan sel, dan yang ketiga adalah menentukan jenis kelamin makhluk hidup.
Adapun cara kerja kromosom dalam tubuh manusia dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut. Menurut Yanti Fitria dalam buku Ekoliterasi dalam Pembelajaran Kimia dan Biologi Pendidikan Dasar (2020), kromosom adalah salah satu komponen di bagian inti yang dapat menyerap warna. Kromosom terletak di dalam inti sel atau nukleus. Kromosom bisa bereproduksi sendiri. Kromosom saling berpasangan dan mempunyai struktur serta komposisi yang sama. Untuk yang berpasangan, diberi simbol 2n kromosom. Sedangkan yang tidak, diberi simbol n kromosom.
Mengutip dari buku Teori Dasar dan Implementasi: Perkembangan Biologi Sel dan Molekuler (2020)karya Anna Yuliana dan Mochamad Fathurohman, jumlah kromosom penyusun sel tubuh manusia adalah 46 buah. Karena berpasangan, totalnya menjadi 23 pasang. Dalam sel manusia, kromosom terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, autosom atau sel tubuh manusia, jumlahnya 22 pasang. Kedua, gonosom atau jenis kelamin, jumlahnya satu pasang. Perempuan mempunyai dua kromosom X, atau disebut kromosom XX. Rumus kromosomnya 22AAXX. Sedangkan pria mempunyai kromosom X dan Y, atau disebut kromosom XY. Rumus kromosomnya 22AAXY.
Fungsi utama kromosom adalah menyimpan serta membawa materi genetik dalam tubuh makhluk hidup. Kromosom membawa sifat induk beserta informasi genetik lainnya dari generasi ke generasi selanjutnya.
Dilansir juga dari situs National Human Genome Research Institute Home, kromosom berfungsi untuk memastikan DNA telah disalin serta didistribusikan secara akurat dalam pembelahan sel. Selama pembelahan terjadi, sangat penting untuk menjaga DNA tetap utuh dan terdistribusi secara merata di antara sel. Selain dua fungsi di atas, kromosom juga berfungsi untuk menentukan jenis kelamin. Jika kromosom embrionya XX maka berjenis kelamin perempuan. Namun, jika kromosom embrionya XY maka berjenis kelamin pria.
Dengan demikian, bedasarkan keterangan ilmu pengetahuan sains di atas, maka menjadi sangat jelas bahwa sesuai dengan penelitian ilmu pengetahuan tentang kromosom dan genetika, sesungguhnya Allah Ta’alla tidak pernah menciptakan satu pun manusia yang terlahir ke dunia ini dalam bentuk setengah laki-laki maupun setengah perempuan. Dengan kata lain, Allah Ta’alla tidak pernah menciptakan seorang manusia yang berkelamin laki-laki, tetapi mempunyai sifat atau kodrat sebagi perempuan. Dan begitupun sebaliknya.
Memang, kelainan kromosom dapat saja terjadi di dalam perkembangannya. Tetapi itu sangat jarang sekali terjadi. Dan kalaupun terjadi, sebab-sebab yang ditumbulkannya adalah bersifat fisik, dan tidak akan mempengaruhi sikap manusia untuk menjadi seorang LGBT.
Hal inipun pernah dilansir oleh kelaspintar.com dalam sebuah artikelnya yang menyatakan bahwa karena peran kromosom yang sangat penting bagi tubuh, maka kelainan pada kromosom tersebutpun akan hanya berdampak kepada fisik. Kelainan tersebut dapat berupa jumlah kromosom yang abnormal.
Adapun berikut ini adalah beberapa kelainan yang disebabkan oleh kromosom yang tidak normal.
Sindrom Down
Sindrom Down disebabkan oleh kromosom tambahan pada kromosom ke-21. Sindrom ini ditandai dengan ciri-ciri fisik seperti dahi yang lebar, leher yang pendek, dan tangan yang rata. Selain itu, mulut penderita sindrom Down juga memiliki mulut yang terbuka secara permanen, bibir bagian bawah yang agak membengkak, dan lidah panjang yang berkerut.
Sindrom Turner
Sindrom Turner diakibatkan oleh hilangnya satu kromosom X pada pasangan kromosom ke-23. Artinya, penderita sindrom Turner memiliki kariotipe 45 kromosom. Kelainan genetik ini menyebabkan penderitanya bertubuh pendek dan mengalami gangguan kesuburan. Kondisi ini secara medis dikenal juga sebagai disgenesis gonad perempuan.
Sindrom Klinefelter
Sindrom Klinefelter terjadi karena adanya ekstra X kromosom pada laki-laki, sehingga menghasilkan kariotipe dengan 47 kromosom. Beberapa ciri-cirinya adalah penampilan karakter seksual feminin, tereduksinya ciri-ciri fisik laki-laki, dan kemandulan.
Sindrom Wanita Super
Sindrom yang dikenal juga sebagai sindrom XXX ini disebabkan oleh kromosom X tambahan pada perempuan. Akibatnya, penderitanya memiliki kariotipe 47 kromosom. Penderita sindrom wanita super mengalami perkembangan karakter seksual yang abnormal dan steril pada perempuan. Mereka juga memiliki tubuh yang lebih tinggi dari wanita pada umumnya dan mengalami kesulitan berbicara. Sindrom ini diketahui hanya dimiliki oleh 1 dari 1000 wanita, sehingga jarang ditemui.
Sindrom Jacob atau Sindrom Laki-Laki Super
Sindrom ini dikenal juga sebagai sindrom XYY. Penderitanya memiliki tambahan kromosom Y, sehingga menghasilkan kariotipe 47 kromosom. Mereka yang memiliki sindrom Jacob ini menunjukkan pertumbuhan abnormal dan rawan mengalami gangguan autisme. Sindrom Jacob merupakan kelainan yang jarang ditemukan, seperti sindrom wanita super.
Kaum LGBT, Kaum yang Mengingkari Hati Nurani Sendiri
Dengan demikian, jelaslah bahwa pengetahuan tentang apa yang terjadi pada kromosom manusia ini sebenarnya sudah sering dibahas dalam diskusi-diskusi ilmiah, tetapi karena bahasan ini tidak memberikan ‘pembelaan’ dan ‘keuntungan’ kepada kaum LGBT, maka akhirnya pembahasan tentang kromosom ini selalu dihindari oleh mereka.
Jika kegiatan LGBT ini pernah dilakukan oleh kaum Sodom di Yordania pada zaman kenabian Nabi Luth Alaihissalam dengan didasarkan kepada nafsu setan, nafsu kekuasaan, dan nafsu politis (karena ingin mendapatkan pengaruh kekuasaan), maka sesungguhnya kegiatan yang dilakukan oleh kaum LGBT zaman modern inipun didasarkan atas dasar yang sama, yaitu atas dasar nafsu setan, nafsu ingin merusak akhlak dan moral dalam agama, dan nafsu politis, bahkan nafsu ekonomi.
Jadi berdasarkan keterangan dari firman Allah Ta’alla dan ilmu pengetahuan empirik di atas juga, sudah saatnya bagi kaum LGBT atau siapapun pihak yang mendukungnya, untuk berhenti membohongi diri mereka sendiri dan orang lain, dengan mengatakan bahwa kegiatan disorientasi seksual yang mereka lakukan, sesungguhnya dikarenakan merupakan kodrat bawaan dari lahir, ataupun karena ‘keinginan Tuhan’ yang membuat mereka merasa ‘diistimewakan.’ Karena sejatinya, Tuhan (baca:Allah Ta’alla) tidak pernah ‘mengistimewakan’ hamba-Nya kepada sesuatu hal yang menyimpang.
Hal ini juga sudah pernah diperingatkan oleh Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam dalam sebuah hadits, yang artinya:
“Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu pula wanita yang menyerupai laki-laki”(HR.Ahmad)
Maka jika ada pihak atau ilmuan yang mengatakan bahwa LGBT dapat terjadi karena adanya kelainan atau kesalahan perkembangan kromosom, sudah dapat dipastikan bahwa pendapat tersebut berasal dari mereka yang mendukung atau mensponsori kegiatan LGBT, karena pendapat tersebut tidak berdasarkan kepada hasil penelitian yang sebenarnya.
Jadi, apapun alasan dan kilahnya, kegiatan LGBT bukanlah sebuah kodrat, ‘kesalahan kodrat’, ataupun sebuah ‘kodrat yang harus dijalani’. Kesalahan orientasi seksual ini dilakukan hanya semata-mata karena kebodohan yang mereka ‘pelihara’ sendiri, sehingga nafsu syaitoniahnya lebih dominan daripada akal sehat yang dimilikinya, juga atas dasar rasa ingin tahu (curious) yang salah, ikut-ikutan tren yang salah, pola asuh keluarga yang salah, ketidaksabaran atas cobaan kesulitan ekonomi, dan pastinya dikarenakan mereka menjauhkan diri mereka sendiri dari petunjuk-petunjuk yang benar dan lurus di dalam agama yang telah diberikan oleh Tuhan mereka sendiri, Allah Subhannahuwata’alla.
Wallahua’lam bisshowab
Jakarta, 29 Mei 2023/ 9 Dzulqa’dah 1444 H
H. J. Faisal, Pemerhati Pendidikan/ Sekolah Pascasarjana UIKA, Bogor/ Waketum PJMI/ Anggota PB Al Washliyah