“Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut.” (HR. Muslim).
Ibadah puasa Ramadhan saat ini akan memasuki garis finish. Apabila kita melihat dari kwantitas jemaah di masjid-masjid, atau surau, tentulah pesertanya makin lama makin berkurang. Dan, hanya yang memiliki semangat, kekuatan dan keikhlasan ibadah yang sanggup bertahan untuk menjadi juara.
Perhatikan pada awal Ramadhan, suasananya cukup berbeda. Banyak peserta dan jemaahnya pun berjubel. Apabila kita melihat suasana pada Salat Tarawih di berbagai masjid. Di mana-mana, masjid pada 10 malam terakhir Ramadhan, banyak pengurus masjid kehilangan jemaah. Alasannya tentu banyak. Ada karena berhalangan wajib (muslimah), seperti datang bulan, ada yang capek, ada yang sibuk di mal atau pusat perbelanjaan. Ada pula yang sudah di pelabuhan, bandara, stasiun KA dan stasiun bus. Bahkan tidak sedikit pula yang sudah di perjalanan mudik ke daerah asal.
Jelaslah, apabila diibaratkan peserta ibadah puasa itu seperti mengikuti lomba marathon puluhan kilometer, maka pada 10 Km pertama, peserta masih banyak yang tegar dan berlari kencang. Memasuki 20 Km pada tahap kedua, peserta sudah mulai banyak bertumbangan dan keluar garis lomba. Menjelang Km 30 atau tahap terakhir, tentulah pesertanya tidak sebanyak tahap pertama dan kedua. Inilah yang akan menjadi juara dan yang layak mendapat predikat muttaqin. Mumpung masih ada kesempatan beberapa hari lagi ke depan, yukk gass pol.
Saudaraku
Rasulullah SAW telah mencontohkan sangat bersungguh-sungguh pada 10 hari terakhir Ramadhan. Hal itu melebihi kesungguhan ibadahnya pada malam-malam yang lain. Rasulullah SAW adalah contoh dan teladan umat Islam, yang wajib diikuti sunnahnya. [sir]