BANDUNG – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diminta adil dalam mendistribusikan dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang ada. Banyak lembaga sosial kemasyarakatan yang tidak menerima dana CSR dari BUMN tersebut. Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Al Washliyah Dr. H. Amran Arifin, MM saat acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 92 Al Jam’iyatul Washliyah di Bandung, Jawa Barat.
Salah satu BUMN yang memiliki CSR cukup besar adalah Bank Syariah Indonesia (BSI). Bank hasil merger dari beberapa bank syariah milik negara itu mengelola CSR lebih Rp.100 milyar. Namun sayangnya CSR tersebut hanya menyentuh Ormas Islam tertentu saja.
Menurut Sekjen PB Al Washliyah Amran Arifin, Ormas Islam yang dipimpinnya belum pernah mendapat CSR dari BSI padahal banyak lembaga pendidikan yang dikelola organisasi yang lahir pada 1930 menjadi nasabah BSI.
“Bank Syariah Indonesia ini memiliki CSR 100 milyar lebih pertahun, tapi tidak pernah sampai ke Al Washliyah. Yang dibagi hanya dua Ormas besar saja. Padahal kami juga memiliki seribu lebih lembaga pendidikan yang sebagian besar menjadi nasabah BSI. Ini harus menjadi perhatian BSI,” katanya pada Sabtu 26 November 2022.
Dikatakan Amran Arifin, dana CSR yang dikelola BSI jangan hanya diberikan kepada lembaga umat yang itu-itu saja, harus merata juga ke Ormas Islam lainnya. “Al Washliyah juga siap menerima dana CSR dari BSI. Kami tidak minta banyak dari dana CSR yang ada. Serahkan saja ke Al Washliyah 20 persen,” pinta Sekjen PB Al Washliyah di hadapan pimpinan BSI dalam acara Seminar Peningkatan Ekonomi Syariah.
(mrl)