BerandaOpiniMelihat Al Washliyah Masa Kini di Era Global, Millenial dan Digital Memeriahkan HUT...

Melihat Al Washliyah Masa Kini di Era Global, Millenial dan Digital Memeriahkan HUT Al Washliyah Ke 91 Tahun 2021

Bagian Kedua

Oleh: H. Abdul Mun’im SH., MH.
 
Melihat Al Washliyah Masa Kini

DALAM rangka memeriahkan HUT Al Washliyah ke 91, kita coba melihat apa sesungguhnya yang dihadapi oleh para pengurus Al Washliyah pada saat ini di seluruh tanah air dalam menggerakkan kegiatan organisasi, sungguh berbeda dengan masa-masa sebelumnya terutama sebelum memasuki abad ke 21. 

Kita yang hidup saat ini masih diberi Allah kesempatan untuk menyaksikan bagaimana Al Washliyah digerakkan dan bergerak berdampingan dengan organisasi lain di Era baru  Era Millenial, Era Global dan Era Digital.  
Dalam tulisan ini mari kita lihat apa yang dihadapi Al Washliyah pada saat ini sungguh berbeda dari keadaan masa lalu. Agar lebih fokus,  kita lihat  dari empat hal  yaitu dari sisi pembangunan fisik, mental, spiritual dan SDM. Dari keempat aspek tersebut dapat pula dilihat peluang dan persoalan yang sedang dihadapi.
 
Pembangunan Fisik Al Washliyah
Pembangunan fisik bukan menjadi tujuan, tapi ia perlu untuk menjadi sarana dalam menjalankan kehidupan. Pembangunan fisik dapat dilihat dari dua aspek yaitu;  fisik tubuh manusia dan fisik  bangunan gedung sebagai sarana untuk melakukan berbagai kegiatan. Dalam kesempatan ini kita akan bahas fisik dalam bentuk bangunan gedung sebagai sarana kegiatan.

Al Washliyah sejak awal berdirinya sudah  melakukan pembangunan fisik seperti gedung Perkantoran, Sekolah, Perguruan Tinggi UNIVA Medan, dll. Pembangunan sekolah madrasah berkembang dengan pesat, ada juga rumah untuk anak yatim dan orang jompo. Pembangunan terus berlanjut hingga saat ini hampir di semua daerah di Indonesia terutma di propinsi Sumut. Menyusul di daerah lainnya di luar Sumut. Namun belakangan ini pembangunan itu terkesan geraknya melambat.

Pada waktu dahulu peluang lebih besar, selain harga tanah masih murah,  keikhlasan kaum Muslimin untuk mewakafkan tanahnya dijadikan madrasah Al Washliyah sangat besar, dengan demikian  berdirilah banyak madrasah Al Washliyah. Hanya saat itu tidak terlalu dihiraukan tentang surat-menyurat tanah wakafnya karena masa dahulu tanah wakaf umumnya tidak disertifikatkan dan  dalam waktu lama tidak bermasalah. Belakangan ini timbul berbagai persoalan, ada diantaranya  yang mengklaim bahwa tanah itu masih milik keluarganya. Karena itulah  diantara tanah yang ada sebagian besar masih bisa disertifikatkan.

Belakangan dalam kurun waktu agak lama Al Washliyah merasakan terjadi perlambatan dalam gerak pembangunan fisik, namun peluang selalu ada, masih ada orang saat ini yang ikhlas mewakafkan tanahnya, sebagian ada yang harus dibeli dan ada juga berasal dari dukungan dana masyarakat, dari warga Al Washliyah dan dari pemerintah.  Setelah wakaf diterima, perlu dicarikan dana untuk membangunnya dan yang lebih penting lagi sesudah itu adalah membangun menejmen organisasi pengelolaanya agar tanah dan  gedung tersebut dapat dipakai sesuai niatnya.

Persoalan yang masih dihadapi oleh Al Washliyah di berbagai daerah saat ini perlu kejelasan tentang status sertifikat wakaf yang sudah menjadi milik Al Washliyah dan sertifikat itu sekarang  diserahkan kepada PB. Al Washliyah untuk disimpan dan semua prosudur administrasinya  harus mengikuti berbagai peraturan pemerintah yang dipadukan dengan aturan yang dibuat oleh Al Washliyah sendiri.

Setiap gedung Al Washliyah yang dibangun akan menjadi karya monumental bagi orang yang ikut membangunnya di daerah masing-masing. Gedung itu sebagai tanda peninggalan sejarah semasa kita  ikut aktif dalam kegiatan Al Washliyah. Persoalan yang dihadapi Al Washliyah saat ini adalah harga tanah semakin mahal dan orang semakin berkepentingan terhadap tanah.
Karena itu jika ada orang yang mewakafkan tanah, terlebih dahulu diurus surat wakafnya sebelum tanah tersebut dibangun berbagai gedung di atasnya, agar tidak menimbulkan permasalahan dibelakang hari dalam hal status pemilikannya. Hingga saat ini Al Washliyah masih terus mengurus surat-surat tanah dan gedung yang ada meski sudah menjadi aset Al Washliyah. Aset-aset tersebut  umumnya berasal dari wakaf kaum Muslimin.

Di bidang pembangunan fisik, Al Washliyah terlihat masih tertinggal jauh dari ormas Islam lain yang sudah maju seperti Muhammadiyah dan Nahdhatul ulama, namun demikian secara perlahan tapi pasti Al Washliyah terus membangun berbagai pembangunan fisik di berbagai daerah, khususnya di kota Medan dan sekitarnya. Bangunan baru sekarang sebaiknya dirancang selain untuk kegiatan pendidikan dan dakwah juga untuk kegiatan bisnis bersifat komersil  seperti toko yang bisa disewakan atau dipakai sendiri sekurang-kurangnya pemasukannya dapat digunakan  mendukung dana operasional dan perawatan gedung tersebut.

Pada tanggal 28 Nopember 2021, baru saja berlalu, PB Al Washliyah telah melakukan peletekan batu pertama pembangunan Universitas Al Washliyah di Serang, acara ini sebagai rangkaian dari kegiatan HUT Al Washliyah ke 91 tahun 2021. Acara dihadiri oleh berbagai tokoh organisasi bagian dan tokoh Al Washliyah di Jakarta dan sekitarnya. Pembangunan itu dibuat di atas tanah Alm Dr. Muslim Nasution, Mantan Ketua Umum PB Al Washliyah sesudah periode kepemimpinan Alm. Aziddin, SE.
 
Pembangunan Mental Warga Al Washliyah
Manusia dibekali Allah segumpal hati yang memiliki rasa yang bersifat abstrak. Semua tindak tanduk fisik manusia yang nyata sangat dipengaruhi oleh isi kandungan hatinya. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW mengatakan; Di dalam tubuh manusia itu ada segumpal (daging). Kalau segumpal daging itu  baik, maka akan baiklah seluruh (anggota) tubuhnya. Tetapi,  jika buruk, niscaya akan  buruk pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah  segumpal daging itu adalah hati (manusia)  HR Bukhori Muslim.

Mental manusia ada dalam hati, ada yang bersifat tetap dan ada yang mengalami perubahan besar. Perubahan terjadi  seiring dengan adanya pengaruh dari perubahan waktu yang menciptakan suasana tertentu  pada zamannya masing-masing. Pembangunan mental bagi warga Al Washliyah ada yang terbentuk  secara alami dilingkungan dimana ia berada   dan ada yang  dilengkapi melalui jenjang pendidikan/pengkaderan di organisasi masing-masing dilingkungan Al Washliyah.

Pembangunan mental secara alami sangat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya; iman seseorang, lingkungan keluarga khususnya orangtuanya, di Lingkungan sekolah terutama guru dan lokasi dimana tempat belajarnya, berbagai ilmu yang dikuasainya, dan tempat dimana dia bergaul dengan orang-orang disekitarnya.  Dalam menghadapi pembangunan mental, saat ini Al Washliyah dan ormas Islam lainnya lebih disibukkan dengan hal-hal yang baru yang muncul dan berkembang dengan cepatnya ditengah tengah kehidupan sosial.

Pembangunan melalui pengkaderan terbentuk secara khusus  di dalam kelas dilakukan  secara berjenjang mulai dari tingkat dasar, tingkat menengah dan tingkat atas. Dalam pengkaderan dibentuk watak dan kepribadian  sebagai seorang aktifis organisasi yang beorientasi kepada komitmen keislaman dan kebangsaan.  Tidak semua anggota mendapat kesempatan untuk mengikutinya.

Para aktifis yang mengikuti pengkaderan telah dibekali dengan berbagai ilmu untuk membentuk karakter  bagaimana seharusnya  dia bersikap sebagai aktifis organisasi,  bagaimana kecintaannya kepada organisasi, melatih kepemimpinan dan administrasi. Diajarkan juga Ilmu tauhid, method dakwah, jiwa rela berkorban harta dan tenaga untuk Islam dan bangsa, diajari ilmu psikologi massa untuk mudah beradabtasi, ilmu public speaking agar bisa menyampaikan visi dan misi organisasi dengan baik, berani berbicara di depan umum dan berani  menyatakan yang benar, diajari lagu-lagu perjuangan yang juga membangun semangat juang, dll. Secara umum akan terasa beda karakter antara orang yang sudah mengikuti pengkaderan dalam organisasi dengan yang belum.

Pada zaman dahulu, saat awal-awal terbentuknya organisasi Al Washliyah, mental dan karakter masyarakat dilingkungan Al Washliyah lebih tertuju kepada pembinaan keimanan dan kecintaan terhadap pendidikan. Selain itu, karena masih zaman penjajahan, para aktifis organisasi  juga dibekali dengan mental perlawanan terhadap penjajah yang telah menguasai bumi Nusantara  berabad-abad lamanya. Pada saat itu belum banyak yang  bisa dilakukan oleh warga Al Washliyah dan bangsa Indonesia,  karena adanya pembatasan-pembatasan  yang dilakukan oleh para penjajah asing. 

Perjuangan Al Washliyah diawali dari membangun karakter memperjuangkan kemerdekaan bersama masyarakat dan ormas Islam lainnya. Setelah merdeka lalu bergeser kepada mempertahankan kemerdekaan, karena setelah merdeka penjajah masih ingin masuk  kembali menguasai Indonesia. Setelah keadaan benar-benar aman, Al Washliyah bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat memulai pembangunan disegala bidang kehidupan. Al Washliyah dalam partisipasi politiknya memilih wadahnya pada organisasi Masyumi, suatu organisasi yang mewakili kepentingan umat Islam dalam berbangsa dan bernegara. Pada saat itu tingkat keikhlasan orang dalam berjuang rata-rata sangat tinggi yang dikenal dengan nilai-nilai juang 45.

Zaman terus berubah, kini Al Washliyah lebih disibukkan lagi dengan berbagai persoalan. Selain  mengisi kemerdekaan dengan  pembangunan untuk kemajuan bangsa,  pada saat yang sama  sedang  menghadapi berbahgai persoalan yang terus berkembang di masyarakat.

Di bidang Agama semakin banyak tantangannya. Sementara idiologi Materialisme Barat  terus berkembang dan  sangat mempengaruhi bangsa Indonesia, orang cenderung menilai suksesnya sesuatu diukur dari kemampuan materi yang dimiliki. Politik global dunia internasional berkembang,  Ekonomi kapitalis diantaranya banyak yang  tidak sesuai dengan syariat Islam mendominasi ekonomi dan perdagangan dunia, terjadi exploitasi manusia terhadap manusia,  terjadi perdagangan manusia, pemberian upah yang sangat rendah tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari, dll.

Kehidupan Sosial  terus berkembang, lagi-lagi kebudayaan Barat sangat mempengaruhi terutama bagi generasi muda di Indonesia maupun di negara-negara Timur lainnya. Arahnya lebih condong  kepada kerusakan moral dan bertentangan dengan syariat Islam diantaranya;  terjadi  penyimpangan sexual seperti  Sex bebas, kekerasan sexual, adanya LGBT yang merusak struktur dan kultur masyarakat terus menguat dan meningkat pendukungnya. Kebudayaan yang melalaikan juga semakin berkembang, alat-alat persenjataan untuk Pertahanan dan keamanan semakin modern  dapat mengancam perdamaian dunia. Dari semua kegiatan diatas telah mempengaruhi tingkahlaku manusia.

Pada saat yang sama disisi lain terjadi perobahan begitu cepat, karena pengaruh perkembangan zaman. Seiring perjalanan waktu memasuki abad 2l,  dunia mulai mengenal istilah  globalisasi dan digitalisasi berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi informasi. Kemajuan ini  membuat  semua di planet bumi ini seperti menjadi satu, saling terkait dan terhubung, semua serba cepat dan banyak yang berubah. Selalu dialami  sesuatu  yang dahulu ada tiba-tiba sudah tidak dipakai lagi,  ada lagi  yang tiba-tiba ada  menggantikan fungsi yang lain yang pernah ada. Perobahan terjadi dengan cepatnya memberi efek kepada perobahan sikap mental dan tingkah laku  manusia.

Perubahan terjadi semakin cepat dengan masuknya era industri 4.0 semua serba digital, serba robotic, serba otomatis dan serba on line. Hal ini semakin dipicu oleh munculnya  pandemi Virus Corona l9 sejak awal tahun 2019, anak sekolah terpaksa mengikuti pendidikan  dari rumah secara on line, tidak hadir ke sekolahnya, para ustad juga berceramah dilakukan melalui virtual, tidak bertemu langsung dengan jamaahnya, keluarga dan teman dekat  sering berinteraksi tapi tidak bertemu, orang memesan barang dan makanan bisa dari rumah saja. Kantor pemerintah maupun perusahaan bekerja sebagian melalui on line dan sebagainya. Setiap orang melalui media sosial bisa menampilkan diri secara langsung  dengan apa saja yang ia sukai tanpa disensor oleh pihak tertentu. Semua orang bisa  mengeluarkan pendapat sesuai kadar kemampuan pikirannya masing-masing, hal ini  membuat keadaan menjadi semakin rumit.

Pengaruh faham materialisme Barat juga sangat mewarnai keghidupan manusia terutama anak muda melanda seluruh dunia termasuk di Indonesia. Mereka yang disebut generasi  millenial adalah generasi  yang hidup di era globalisasi dan digitalisasi, generasi ini bekerja akrab dengan dunia digital, besar sekali  pengarhnya terhadap mental, spiritual  dan tingkah laku manusia. Para senior yang masih aktif mencoba untuk  ikut menyesuaikan diri dengan alat teknologi informasi tersebut dalam berbagai aktifitas.

Pada waktu sekarang, dengan kehidupan yang dikenal dengan istilah life style,  para pemuda lebih  cenderung menggunakan waktu di depan HP dan laptopnya berjam-jam setiap hari.  Menggunakan alat dengan merek elektronik silih berganti. Kehidupan larut dalam  model pakaian bermerek  dipakai  silih berganti, sibuk dengan berbagai dunia olah raga dengan biaya mahal menghabiskan waktu yang panjang, makan mencoba rasanya  dari satu restoran ke restoran lain, sibuk mencari hiburan dan  tempat hiburan termasuk festival musik, makin maraknya tempat diskotik, menonton berbagai jenis  film sehari-hari,  baik di bioskop maupun dari media sosial memakan waktu berjam-jam, semakin rajin mengunjungi tempat rekreasi, nongkrong di cafe sampai larut malam, main-main di mall, kebut-kebutan dijalan raya, dll.

Di sisi lain terlihat Kejahatan semakin beragam, penyalahgunaan obat-obat terlarang seperti narkoba, minuman keras diaplos, sex bebas, tauran antar remaja, perdagangan manusia, perampokan, durhaka kepada orang tua, dll. Kesemuanya dapat menghabiskan waktu dan biaya yang besar dan dapat menggeser perhatian mereka terhadap agama dan kehdirannya di rumah ibadah semakin jarang. Ini semua menjadi tantangan bagi organisasi Islam termasuk Al Washliyah, bagaimana cara untuk menghadapinya.

Dalam zaman dan  kondisi seperti inilah  Al Washliyah saat ini digerakkan. Perjuangan Al Washliyah tetap fokus kepada amal ittifaqnya dibidang pendidikan, dakwah dan Amal Sosial. Al Washliyah hadir dalam media digital. Al washliyah ikut mengawal akhlak bangsa. Selalu membuat pernyataan sikap dalam meresponi berbagai kejadian yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam dan  rasa keadilan.

Di sisi lain  Al Washliyah diharapkan tampil  bersama-sama ormas lain  berjuang  dibawah wadah organisasi Majlis Ulama Indonesia (MUI)  untuk melakukan amar makruf dan nahi mungkar. Melakukan kegiatan untuk  memenuhi harapan umat terhadap berbagai persolan yang terjadi yang tidak dapat dihadapi secara sendiri-sendiri
 
Pembangunan Spiritual (kerohanian) Al Washliyah
Manusia yang hanya mengandalkan logika tanpa aspek spiritual (rohani), hidupnya akan terasa gersang, meski ia memiliki intelektual yang tinggi tanpa dibarengi dengan kemampuan spiritual akan cenderung mendewakan rasio, hal ini  akan menggiring manusia kepada faham meterialisme, sulit untuk menjawab pertanyaan, untuk apa hidup ini, apa yang dicari, kemana akhirnya akan pergi. Faham materialisme hanya berkisar di dunia saja.

Pembinaan spiritual adalah bagian dari tugas pokok dalam organisasi Islam. Al Washliyah disebut juga organisasi dakwah, akan terus menggiatkan dakwah dari masa ke masa, di Kota maupun di Desa bahkan dipelosok daerah Pedalaman. Dakwah suatu methode yang paling ampuh untuk mengajak orang  membangun kehidupan beragama khususnya agama Islam  agar semakin kuat iman tauhidnya  dan gemar beribadah, memiliki harapan hidup yang tinggi, optimis dan yakin bahwa Allah selalu menyertai apa yang dikerjakan.

Pembangunan spiritual/kerohanian dilakukan oleh Al Washliyah ditopang dengan kegiatan pendidikan agama dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian diharapkan orang beriman yang didsari oleh  ilmu akan memiliki pengetahuan yang baik bagaimana cara beragama dan bagaimana seharusnya menghadapi hidup,  beribadah dan  bermuamalah yang baik. Demikian juga kegiatan sosial yang didasari oleh agama, diharapkan akan dapat mencegah kejahatan dan menimbulkan adanya keinginan untuk saling menjaga dan membantu sesame manusia.

Al Washliyah saat ini tidak lagi bisa bertahan hanya dakwah hanya  di mimbar saja dari masjid ke masjid dan dari majlis taklim ke majlis taklim, tapi Al Washliyah saatnya  menjangkau dakwah digital dan turun ke lapangan. Sasaran dakwah ditujukan  terhadap semua level kehidupan manusia, mulai dari dakwah terhadap janin calon bayi, untuk bayi, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, Jompo bahkan sampai meninggal dunia. Dakwah  tidak hanya dilakukan dengan cara tradisional,  tetapi bisa dikelola melalui menejmen dakwah.

Dakwah juga ditujukan ke berbagai kalangan komunitas yang berfariasi diantaranya; di masjid, disekolah, di Perguruan Tinggi, diperkantoran, di penjara, di rumah sakit, di rumah-rumah orang miskin seperti pemulung yang tidak memiliki rumah tinggal, kepada nelayan, petani, buruh pabrik, dll.

Selain memperhatikan jamaah, Al Washliyah juga perlu membagi perhatiannya kepada juru dakwah. Perhatian untuk mengisi kemampuan dan kualitas pendakwah agar memiliki wawasan dan ilmu yang cukup sehingga dapat mencerahkan semua pihak  dengan pandangan yang luas dan mendapat respek yang baik dari jamaah. Selain itu perlu  diperhatian tentang kesejahteraan dan kehidupan keluarga, para Da i yang selalu fokus kepada dakwahnya selalu tidak cukup  waktu untuk bekerja  menambah penghasilan untuk menopang ekonomi keluarga.

Sekarang Al Washliyah dan organisasi Islam lainnya di Indonesia makin disibukkan menghadapi munculnya aliran-alairan dalam Islam selain faham ahlussunnah wal jamaah. Di dalam ahlussunnah waljamaah sendiri, selalu ada perbedaan cara pandang, selama itu masih bersifat furuiyah bagi Al Washliyah hal itu masih bisa ditolerir. Tapi ada kelompok organisasi  yang suka mengkafirkan selain faham yang diyakininya, mengatakan bid ah yang akan masuk neraka kalau tidak sefaham dengannya, maka hal itu  dirasakan mengganggu keutuhan ukhuah Islamiah. Ada lagi  kelompok dalam memahami Islam  mendapat pengaruh dari Barat dikenal dengan pemikiran liberal yang menterjemahkan agama secara bebas menurut jalan pikirannya, aliran pluralisme  yang menganggap semua agama itu sama demi toleransi.

Ada lagi  kelompok yang sudah memiliki faham berbeda secara pokok/prinsip, seperti menterjemahkan sendiri  quran dan hadits sesuai dengan  format yang diciptkan atas kesepakatan dalam organisasinya sendiri, dia tidak merujuk kepada pendapat ulama yang sudah diakui ilmunya, terjadi penistaan agama, penyerangan terhadap ulama, perlakuan tidak adil dirasakan umat Islam meski sebagai penduduk mayoritas terbesar di dunia, ada yang mengatakan ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad, dll, maka Al Washliyah selalu berada dibarisan penentangnya. Dalam hal keyakinan kepada ajaran Islam, Al Washliyah bersikap tegas, tidak abu-abu, Al Washliyah lebih berpihak kepada kebenaran yang diyakini oleh faham ahlussunnah waljamaah.

Al Washliyah sangat cocok dengan faham yang diusung oleh MUI yang disebut dengan Islam Washatiyah, Islam yang tidak ektrim kiri dan ekstrim kanan. Hal ini sesuai dengan nama dan dasar didirikannya Al Washliyah sebagai organisasi washilah, organisasi yang menghubungkan manusia dengan Allah (hablum minallah) dan menghubungkan manusia dengan manusia (hablum minannas). Al Washliyah termasuk salah satu organisasi pendiri MUI diantara beberapa organisasi Islam lainnya.
 
Adat istiadat, Kebudayaan  dan Kebiasaan
Al Washliyah saat ini meneruskan apa yang menjadi cara pandang para pendiri Al Washliyah dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa   dan bernegara. Al Washliyah  tidak menolak adat istiadat  dan kebiasaan untuk dilakukan  dalam kehidupan sehari-hari  sepanjang adat dan kebiasaan itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan syariat Islam. Apa lagi adat Istiadat  dan kebiasaan itu sejalan dan juga merupakan bagian dari  apa yang dianjurkan oleh ajaran Islam seperti hormat kepada orang tua, saling menolong dengan tetangga, hormat kepada guru, berlaku adil, murah hati, pemaaf, tunduk kepada aturan pemerintah sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan membawa kemaslahatan, melakukan bisnis yang berbasis syariah, menjaga makanan halal dan toyyib, dll.

Mengenai pembinaan Spiritual saat ini kelihatannya masih  tertinggal dibanding dengan hingar bingarnya perkembangan kemajuan bersifat keduniaan. Kalau diperhatikan materi  dakwah yang disajikan pembahasannya banyak sekali bersifat ukhrowi, materi ini masih jauh lebih mendominasi,  kurang terlihat  keseimbangan  membahas dari aspek duniawi seperti aspek politik, ekonomi dan teknologi. Apakah ini bagian dari penyebab umat tertinggal dari sisi ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang politik dan ekonomi? Selain materi dakwah, jamaah  yang menghadiri dakwah orangnya selalu itu ke itu juga, dakwah selalu diadakan di masjid dan majlis taklim kurang banyak turun ke jalan melihat kenyataan dilapangan yang membutuhkan penegakan amar makruf dan nahi mungkar.

Membangun SDM Al Washliyah
SDM sangat menentukan kualitas dan bobot dari suatu organisasi. Usaha untuk melahirkan kader baru dan menjadikannya sebagai pelanjut perjuangan Islam serta mejadikan Al Washliyah sebagai wadahnya adalah suatu amal jariah besar bagi para pendidik di organisasi. Ini menjadi amalan  yang tidak putus sambung- menyambung dan menjadikannya menjadi karya monumental.

Membangun SDM  organisasi seperti organisasi Al Washliyah adalah suatu kemustian.  SDM menjadi kebutuhan penting dan strategis dalam organisasi, pengkaderan adalah membuat mata rantai sebagai jalan utama untuk mempertahankan kelanjutan dalam kepemimpinan organisasi. Organisasi tanpa pengkaderan dihawatirkan bisa tidak berlanjut. KUalitas pengkaderan perlu terus disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Selama ini organisasi Al Washliyah senantiasa membangun SDM guna melahirkan kader pengganti sebagai pelanjut perjuangan. orang yang dikader selalu tampil menjadi aktifis organisasi. Mereka  adalah calon-calon pemimpin masa depan dalam membangun keluarga sakinah dan membangun bangsa yang besar. Mereka selalu hadir dan bergerak di tengah-tengah  masyarakat. Namun demikian kegiatan pengkaderan selalu terjadi pasang surut, adakalannya hidup dan kadang-kadang redup.

Pembinaan SDM yang utama dapat dilakukan melalui tiga jalur yaitu; jalur pertama adalah jalur keluarga aktifis  AL Washliyah, jalur kedua melalui  Pengkaderan dilakukan oleh organisasi bagian Al Washliyah dimana ia berada  dan jalur ketiga melalui Pendidikan dilingkungan Al Washliyah.

Biasanya orang yang siap tampil memajukan organisasi Al Washliyah  dengan penuh kesetiaan yang merelakan dirinya dan hidupnya untuk berjuang membesarkan Islam melalui wadah organisasi Al Washliyah  adalah orang-orang yang sudah terbiasa hidup berada dilingkungan Al Washliyah. Ada dari lingkungan keluarga aktifis  Al Washliyah, ada dari lingkungan pergaulan dengan orang Al Washliyah, ada dari lingkungan pendidikan di sekolah Al Washliyah, ada langsung direkrut menjadi aktifis pada salah satu organisasi bagian Al Washliyah.

Kalau Al Washliyah di daerah terasa lebih mudah untuk membangun SDMnya terutama di Medan dan Sumut tempat asal berdirinya Al Washliyah. Disana SDMnya cukup banyak. Kalau di ibu kota Jakarta terasa lebih sulit, di ibu kota Indonesia ini selain dibutuhkan kader yang berkualitas tinggi jumlah orangnya sangat terbatas.

Kader yang diharapkan tetap setia bersama berjuang di Al Washliyah  adalah  orang-orang yang masa mudanya berasal dari lingkungan keluarga Al Washliyah atau  dulunya sudah pernah dekat dengan komunitas Al Washliyah atau pernah sekolah di perguruan Al Washliyah. Mengajak orang baru yang tidak berlatar belakang Al Washliyah terutama di ibu kota negara terasa  agak sulit,  apa lagi dilakukan  di luar negeri untuk dijadikan pengurus perwakilan Cabang istimewa lebih sulit lagi.

Untuk mencari kader pelanjut penerus generasi pemegang estafet kepemimpinan Al Washliyah,  mungkin banyak alternatif calon   dari daerah,   akan tetapi untuk  pindah ke pusat ibu kota Jakarta  terasa lebih sulit. Persoalannya adalah,  apabila ia menjadi pemimpin utama, maka  ia harus pindah ke ibu kota  dengan membawa keluarganya hijrah, kebutuhan lain harus  memindahkan sekolah anak,  mencari tempat tinggal baru dan mencari  biaya hidup yang relatif lebih mahal dari di Daerah dimana ia berasal.

Setiap kepemimpinan ada warna dan perioritasnya, kali ini Ketum PB Al Washliyah Ustad Masyhuril Khamis   dalam berbagai kesempatan selalu menyebutan bahwa dalam periode kepemimpinannya ia lebih memperioritaskan pembinaan SDM yang kuat di Al Washliyah.[]
 
Penulis adalah: Anggota Majelis Dakwah PB Al Washliyah, Anggota MUI Pusat, mantan diplomat Senior RI.

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille