Oleh: KH. Dr. Masyhuril Khamis & H. J.Faisal*
SLOGAN atau motto kita di Al Washliyah adalah “Jayalah Al Washliyah zaman berzaman” sering menjadi take line dalam setiap kegiatan Al Washliyah.
Jika kita renungkan lebih dalam sedikit, slogan atau motto ini tentu mengandung arti yang sangat optimis, dan mengandung nilai semangat yang ekstra tinggi, untuk tetap menjaga keeksistensian organisasi Al Washliyah itu sendiri.
Tetapi, di sisi lain, motto ini juga mengandung arti bahwa dibutuhkan kerja keras yang luar biasa dari seluruh pengurus dan kader (anggota) jamaah Al Washliyah (Washliyin) untuk menjaga eksistensi atau keberadaan organisasi tersebut.
Secara kuantitas, mungkin kita para pengurus dan Washliyin telah berhasil menjaga eksistensi Al Washliyah selama 91 tahun belakangan ini, tetapi bagaimana secara kualitasnya?
Frase ‘Jayalah Al Washliyah Zaman Berzaman’ juga mengandung arti bahwa bagaimanapun keadaan zamannya, maka Al Washliyah harus mampu untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan, yang pastinya terjadi di zaman-zaman yang telah lewat di masa lalu, dan zaman yang akan dilaluinya di masa yang akan datang.
Zaman berzaman di masa lalu selama 91 tahun, memang telah berhasil dilalui oleh organisasi Al Washliyah beserta dengan lika-likunya.
Pertanyaannya yang pertama sekarang adalah, mampukah kita sebagai Pengurus Al Washliyah melalui zaman berzaman yang akan dihadapinya di masa yang akan datang kelak, dimana keadaan dalam segala bidang kehidupan selalu berubah dengan sangat cepat dan radikal (disruptif)?
Kemudian, pertanyaan yang kedua adalah, bagaimanakah dengan kualitas perkembangan dan kualitas pengelolaan organisasi yang dilahirkan dari Provinsi Sumatera Utara pada tahun 1930 silam, oleh kita para pengurus dan kadernya selama 91 tahun belakangan ini?
Kedua pertanyaan di atas memang hanya akan mampu dijawab oleh kita para pengurus dan kader Al Wasliyah itu sendiri. Sebagai catatan, bahwa organisasi ini focus bergerak pada program di bidang dakwah, sosial, dan pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi umat, alhamdulillah saat ini sudah memiliki ratusan sekolah formal dan puluhan universitas di beberapa provinsi di Negara Indonesia ini, telah memiliki desa binaan dakwah dengan dilengkapi sarana Masjid Al Washliyah, adanya sejumlah Panti Asuhan untuk yatim dan dhuafa, serta sudah memiliki beberapa sentra ekonomi anggota termasuk Bank Perkreditan Rakyat Syariah Al Washliyah sehingga kita optimis Al Washliyah seharusnya mampu untuk menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi di setiap zaman.
Ketika di awal tahun pendiriannya, pastinya Al Washliyah sudah terbukti mampu untuk menjawab tantangan zaman yang terjadi pada waktu itu, yaitu mempersatukan muslimin rakyat Indonesia, khususnya rakyat Indonesia di provinsi Sumatera Utara dan sekitarnya untuk bersatu melawan penjajah Belanda demi kemerdekaan bangsa dan negrara Indonesia secara menyeluruh.
Kemudian, setelah bangsa ini merdeka, maka untuk mengisi kemerdekaan, Al Washliyah juga terbukti telah mampu untuk menjawab tantangan zamannya pada waktu itu, yaitu mencerdaskan dan mencerahkan pemikiran rakyat muslimin Indonesia melalui lembaga-lembaga pendidikan formal dan non formal yang didirikan oleh para pengurus dan kader-kader militan Al Wasliyah. Sungguh sebuah cara yang sangat tepat untuk mengisi kemerdekaan di awal-awal waktu kemerdekaan bangsa Indonesia pada waktu itu. Dengan demikian, kecerdasan rakyat menjadi bertambah, juga dengan keimanan dan keIslaman yang semakin kuat, sebagai modal untuk membangun negara Indonesia.
Tetapi, harus diakui bahwa adanya kelalaian pengurus Al Washliyah dalam menjaga kualitas pengelolaan organisasi ini setidaknya mulai terasa di dalam 20 sampai dengan 30 tahun belakangan ini, mungkin kader dan pengurus lebih tergiur pada jalan yang instan, meninggalkan focus program prioritasnya. Beberapa lembaga-lembaga pendidikan kita yang dulu di bawah naungan dan nama Al Washliyah tapi perlahan mengambil jalan sendiri malah ada yang bertukar nama dengan meniadakan nama Al Washliyah. Pada sisi lain Madrasah Al Wasliyah sedikit bertumbuh, sebab kalah dengan munculnya sekolah, madrasah dan pesantren yang punya inovasi baru dengan fasilitas infra struktur yang menjanjikan, sehingga untuk segmen tertentu mereka lebih memilih sekolah diluar Al Washliyah.
Mengapa demikian?
Pertama, karena kita sebagai pengurus dan kader Al Washliyah kurang serius untuk melihat, mengantisipasi perubahan dan perkembangan yang sedang terjadi sebenarnya. Ada kecenderungan bahwa sikap pragmatisme dan oportunisme dari ambisi pribadi masih terlihat di dalam pengolalaan Al Washliyah.
Pengalaman kita bahwa pernah terjadi dalam perjalanan organisasi ini ada saja yang menggunakan organisasi Al Washliyah sebagai kendaraan mereka untuk masuk ke dunia politik praktis dan menempatkan diri mereka dalam lingkaran kekuasaan pemerintahan. Sayangnya begitu mendapatkan posisi dimaksud mereka seolah “lupa” dengan Al Washliyah, padahal sejatinya, Al Washliyah sebagai organisasi yang pernah membesarkannya atau setidaknya “menghantarkannya” pantaslah untuk membantu ormas ini untuk terus produktif dalam gerakannya.
Asyiknya kita dengan kesuksesan semu di dunia politik praktis tersebut, Akhirnya, misi dari khittah Al Washliyah di dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas bagi rakyat Indonesia menjadi terbengkalai.
Saat ini kita sedang menghadapi adanya beberapa unit pendidikan kita yang tetap di bawah naungan Al Washliyah tetapi kurang terurus , pun masih adanya terjadi konflik internal menyangkut kepengurusan, pengelolaan sekolah, demikian pula masih adanya ketidak patuhan pengurus dan kader terhadap peraturan organisasi, yang menyebabkan bibit perselisihan, mungkin ini tidak kita sadari, tetapi hal tersebut menjadi salah satu penyebab utama dan ini menjadi titik lemah kita dan berakibat unit lembaga pendidikan Al Washliyah kurang diminati oleh masyarakat.
Kedua, kebanyakan kita sebagai kader dan pengurus Al Washliyah telah terjebak dengan kebanggaan terhadap kejayaan Al Washliyah di masa lalu, sehingga sangat sulit untuk melihat apa yang sedang berubah di masa kini dan masa yang akan datang, khususnya bidang pendidikan, dimana hal tersebut merupakan faktor hambatan yang utama juga di dalam membuat strategi untuk menjawab perubahan yang sedang dan akan terjadi di waktu (baca: zaman) yang akan datang.
Memang sangatlah baik di dalam melihat keadaan masa lalu, sebagai pijakan untuk langkah di masa depan. Tetapi jika terlalu banyak atau terlalu sering kita ‘menengok’ ke belakang, tanpa mampu untuk melihat ke depan, maka kita akan selalu terbentur dengan segala sesuatunya yang ada di hadapan. Organisasi seharusnya berjalan ke depan bukan berjalan mundur ke belakang, dengan selalu bernostalgia dengan masa-masa kejayaannya.
Apa yang harus kita lakukan?
Dalam menuju satu abad Al Washliyah yang kurang dari 10 tahun ke depan, sebaiknya kita para pengurus dan kader Al Washliyah kembali bersatu untuk beradaptasi dengan keadaan atau zaman yang sedang berlaku saat ini.
Sudah seharusnya kita pengurus dan para kader Al Washliyah memberikan apa yang kita mampu berikan, dan mampu untuk dilakukan demi kemajuan organisasi Al Washliyah demi kemaslahatan Islam dan rakyat lndonesia.
Saatnya para pengurus khususnya (pengelola lembaga pendidikan) berhenti untuk mencari keuntungan pribadi dengan mengedepankan ambisi pribadi dengan menggunakan atribut organisasi Al Washliyah sebagai kendaraannya, dan sekarang kita para pengurus dan para kader Al Washliyah yang telah diberi amanah baik lewat Muktamar, Muswil, Musda, Muscab untuk berorganisasi dengan ikhlas, cerdas, tidak egois, mengedepankan ukhuwah, kebersamaan dan keberpihakan pada kemajuan organisasi seperti cara berorganisasinya para pemuda cerdas dan ikhlas pendiri, pengurus dan para kader Al Washliyah, 91 tahun yang lalu.
Khusus dalam kaitan Kependidikan kita, tentu saat ini adalah zaman dimana teknologi sangat mengambil peran di dalam mempermudah kehidupan manusia. Ini adalah zaman dimana metode pendidikan sudah sangat berubah menjadi lebih maju, modern, terintegrasi erat dengan teknologi, sehingga menjadi lebih cepat di dalam proses belajar mengajarnya.
Maka, kita sebagai para pengurus dan para kader Al Washliyah diharapkan lebih mampu untuk melihat hal ini sebagai peluang, dapat memahami dan menggunakan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informasi ini untuk semakin memajukan Al Washliyah lewat program unggulannya yaitu pendidikan. Bahkan kita saat ini dituntut untuk mampu berinovasi dalam menciptakan teknologi tepat guna lainnya utk membesarkan dan membuat Al Washliyah semakin eksis.
Sebagai pengingat bahwa salah satu yang membuat Al Washliyah di minati dan diakui masyarakat khususnya di Sumatera Utara adalah keunggulan dalam materi pembelajaran, sikap istiqomah ulamanya serta komitmen dakwah pedesaan dan pengelolaan panti yatimnya, sehingga masyarakat sangat familier dengan Al Washliyah.
Karenanya saat ini keunggulan itu harus kita kembalikan, termasuk menghidupkan ciri khas kurikulum madrasahnya. Inti pelajaran ke-Islaman dan pemikiran dari para ulama pendiri Al Washliyah jangan dirubah, karena itu merupakan ruh dari Al Washliyah itu sendiri. Ruh tersebut jangan kita cabut, sebab kalau ruh sudah tercabut, artinya Al Washliyah sudah mati. Ruh ke-Islaman dan pemikiran ulama Al Washliyah harus tetap terjaga, hanya saja dipelajari dengan metode yang lebih modern dan terpadu (neo klasikal), agar lebih mudah dipahami oleh para generasi muda di zaman yang sedang berlaku sekarang, sehingga mereka tetap berminat untuk menimba ilmu di lembaga-lembaga pendidikan milik organisasi Al Washliyah.
Perubahan dan perkembangan harus tetap mampu untuk dilakukan atau dijalankan oleh kita sebagai pengurus dan kader Al Washliyah, jika Al Washliyah ingin tetap bertahan dengan eksistensinya zaman berzaman, tentu saja dengan kualitas pendidikan dan kualitas keorganisasian yang jauh lebih baik.
‘Jayalah Al Washliyah Zaman berzaman’ artinya Al Washliyah harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang terus terjadi pada zaman berzaman.
Maka, pertanyaan terakhir, di usianya (baca: dizamannya) yang hampir satu abad ini, mampukah kita membuat organisasi Al Washliyah menjadi organisasi yang berjaya di skala nasional, bahkan Internasional?[]
Wallahu’allam bisshowab
Jakarta, 10 September 2021
KH. Dr. Masyhuril Khamis: Ketua Umum PB Al Washliyah/ Ketua Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa Majelis Ulama Indonesia (PD PAB MUI) Masa Khidmat 2020-2025.
H. J.Faisal: Pemerhati Pendidikan/ Sekolah Pascasarjana UIKA, Bogor/ Anggota Majelis Pendidikan PB Al Washliyah.