BerandaMimbar JumatTingkatkan Kebersamaan di Tengah Musibah Covid-19

Tingkatkan Kebersamaan di Tengah Musibah Covid-19

Oleh: DR. KH. Masyhuril Khamis, SH, MM

KITA baru saja memperingati pergantian tahun Hijrah 1 Muharram 1443 H, suatu hari yang paling bersejarah dalam perjalanan Rasulullah yaitu berpindahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah, perpindahan ini bertujuan untuk terus mendekatkan diri kepada Allah SWT karena keadaan kota Makkah tidak lagi menguntungkan bagi umat Islam ketika itu dan juga untuk mengembangkan dakwah di seluruh jazirah Arab ketika itu.

Meskipun banyak tantangan dan rintangan dalam pelaksanaan Hijrah Rasulullah tetap istiqamah bahkan nyawa beliau menjadi taruhan tapi rasulullah tidak gentar menghadapinya terlebih beliau di temani oleh sahabat Abu Bakar Ash Shidiq yang sangat setia melayani baginda Muhammad SAW. Akhirnya Rasulullah dan rombongan berhasil sampai di Madinah untuk memulai tatanan kehidupan baru dan merupakan tonggak sejarah dalam mewujudkan kota Madani Madinah Al Munawwarah.

Saudaraku yang mulia.

Sudah 2 kali tahun Hijrah,kita semua dalam suasana di uji Allah dengan musibah Covid 19, dimana kita masih dapat sholat jumat beribadah di masjid, dan ibadah lain dapat kita laksanakan di rumah bersama dengan keluarga. Kita semua bersedih, namun kita yakin pasti banyak hikmah dibalik itu dan oleh karena itu wajib kita bersyukur atas hikmah hikmah yang didapatkan di balik covid 19 ini.

Hakikat syukur adalah menghargai akan sesuatu yang telah kita terima, kita harus menyadari bahwa kita datang dari Allah dan kita pun kembali pada Allah, apa yang ada pada diri kita semua milik Allah, saat kita di ujipun sepantasnya kita bersyukur kepada Allah SWT karena itu adalah Taqdir Allah, caranya menyikapi dengan positif atau Husnus zhon. Abu Laits Assamarqandi, dalam kitab Tanbihun Ghafilin, menuliskan bahwa di akhirat nanti, Allah bertanya kepada manusia, kenapa tidak bersyukur dan lalai dari mendekatkan diri pada Allah, mereka menjawab: Kami sibuk ya Rabb, sibuk karena jabatan , sibuk karena hartanya, sibuk karena sakitnya, dan sibuk karena kemiskinannya.

Rasulullah SAW pernah didatangi Jibril, menyampaikan salam dari Allah SWT dan bertanya, manakah engkau yang sukai ya Muhammad menjadi Nabi yang kaya seperti Nabi Sulaeman atau menjadi Nabi yang menderita seperti Nabi Ayyub AS, Nabi menjawab, aku lebih suka kenyang sehari dan lapar sehari, jika kenyang aku bersyukur, jika lapar aku bersabar atas cobaan Allah padaku.

Alhamdulillah kita masih dipertemukan Allah pada hari yang sangat mulia 1 Muharram 1443 H, tentu kita isi dengan bersilaturrahmi, tapi tetap mengikuti aturan suasana covid 19, mungkin kita belum berjabat tangan tapi sesungguhnya kita saling memaafkan dengan keikhlasan. Meskipun suanananya masih banyak batasan namun kita harus merasa bahagia, apalagi suasana ini kita jadikan sebagai upaya saling mendoakan, saling membantu untuk kebersamaan, kebersamaan menghadapi covid 19 , kebersamaan untuk saling membantu akibat krisis covid 19.

Tidak boleh ada yang merasa sehat atau sudah lepas dengan covid ini, tapi yang penting semua kita wajib waspada, menjaga kebersihan fisik dan kebersihan hati, kebersihan lingkungan tempat tinggal, dan yang paling penting selalulah menjaga nilai yang terkandung dari makna 1 Muharram yaitu meningkatkan Taqwa serta bertawakkal pada Allah SWT. Bila Nilai 1 Muharram itu terpelihara, maka seseorang itu telah mendapatkan Taqwa yang sebenarnya, Lidahnya tidak lagi dusta, fitnah, cela dan ghibah, Hatinya tidak lagi dengki, hasad, mendendam, dan membenci, Matanya selalu terpelihara dari memandang yang dilarang Allah. Tangannya (kekuasaan) semakin terjaga dari perbuatan maksiat,tidak akan mengambil milik orang lain, malah sebaliknya selalu berada diatas untuk membantu yang kurang mampu. Kakinya (fasilitas yg ada) tidak melangkah ketempat maksiat, tapi semakin rajin berjalan pada jalan Allah dan Rasulullah SAW. Syukurnya meningkat sejalan dengan bertambahnya nikmat Allah padanya.

Saudaraku

Menjaga Kebersamaan ini adalah fitrah kita, dan ini adalah esensi persaudaraan dalam islam, karenanya 1 Muharram tahun ini harus kita syukuri, mengambil pelajaran yang terkandung di balik peristiwa ini yaitu nawaitu kita adalah semua harus karena Allah SWT, karena sebagaimana hadist Nabi kalau Hijrah itu karena dunia atau karena wanita yang akan di nikahi maka itu akan terhenti terhadap apa yang kita niatkan tapi tentu menghadapi pandemi ini kita harus bersama dan juga mengharap pertolongan Allah SWT , artinya protokol kesehatan tidak hanya kita lakukan di hadapan petugas saja tapi kita semua harus berkomitmen di berbagai tempat untuk berikhtiar agar terbebas dari Covid-19 meskipun tidak ada petugas.

Untuk itu kebersamaan keluarga harus kita tetap pelihara terutama untuk meningkatkan kualitas anak dan generasi kita, dengan begitu dibalik musibah ini tentu kebersamaan keluarga semakin akrab. Kita harus berupaya mengejar ketinggalan dan keterbelakangan pengetahuan anak anak kita terutama pemahaman agamanya, caranya kita bimbing mereka untuk kembali mendekatkan diri dengan mempelajari Al Quran, Membaca kembali hadits2 Rasul SAW, insya Allah akan terjadi peningkatan iman, ilmu dan pemahaman mereka pada ajaran Islam.

Mungkin selama ini anak kita sudah mempunyai ilmu, tapi bila Ilmu tanpa iman akan membuat orang menjadi iblis yang sombong dan angkuh bahkan perusak manusia sepanjang zaman. Sebaliknya Iman tanpa ilmu akan membuat seseorang bagaikan malaikat monoton yang membosankan. Ilmu dan imanlah yang menyebabkan Adam diangkat menjadi Khalifah di bumi, dan berhasil menyisihkan saingannya yang ambisi dari golongan iblis. Rasulullah SAW pernah bertanya pada sahabat, bagaimana sikap kalian nanti jika sekiranya telah terbukanya pembendaharaan Roma Parsi, sahabat menjawab, bahwa mereka akan tetap memegang agama yang asli, Rasul tersenyum kecut, sambil bersabda bahwa pada waktu itu kamu akan berkelahi sesamamu, berpecah belah, setengah yang lain memusuhi yang lain, padahal jumlah ummat islam itu banyak sekali, tapi nasibnya seperti buih di tengah lautan, lemah, kamu akan hancur laksana hancurnya kayu dimakan anai-anai.
Sahabat bertanya, apa penyebabnya ya Rasulullah, jawab Rasul, karena ketika itu hatimu telah terpaut pada dunia (kebendaan), dan kamu takut menghadapi maut/jihad dan perjuangan.

Saudaraku Kaum Muslimin Yth.

Kita harus menjaga kebersamaan ini dengan baik, dan terus berupaya untuk menjadikan Negeri ini menjadi Negeri Madani, Negeri yang rakyat dan penguasanya pandai bersyukur dan bersabar, Negeri yang beradab, berbudaya, berilmu pengetahuan, dan Negeri yang berakhlakul Karimah.

Oleh karena itu pada momentum 1 Muharram 1443 H ini kami mengajak kita semua untuk :
1. Meningkatkan kebersamaan dan bersatu dalam perbedaan, sehingga ulama, umara, aghniya dan fuqara saling mengingatkan, saling mendengarkan dan saling membantu. Nabi SAW pernah bersabda:
Artinya: “Tegaknya dunia karena empat perkara: 1. Dengan ilmu ulama, 2. dengan keadilan penguasa, 3. dengan kemurahan org kaya, 4. dengan doa fuqara”.
2. Kita tingkatkan pendidikan agama dan keterampilan anak2 kita, jadilah kita menjadi teladan yang baik dan benar, sebab saat ini mereka memerlukan keteladanan..
3. Cukup banyak anak terlantar yang putus sekolah, anak yatim yang tidak mampu tapi punya kecerdasan dan cita-cita mulia, mereka mengharapkan uluran tangan dari kita dan itulah hakikat kebersamaan dan kemanusian yang hakiki.
4. Ketahuilah saudaraku, sumber kehancuran sebuah masyarakat dan Bangsa apabila :
a. Berkhianat pada janji yang pernah di ucapkan maka seseorang itu akan kehilangan cahaya hidup
b. Berani melanggar hukum Allah , maka Allah akan datangkan kekeringan.
c. Perzinahan (LGBT) dibiarkan merajalela, maka akan muncul penyakit berbahaya yang sulit mencari obatnya.
d. Kebiasaan mengurangi takaran dan timbangan, maka akan menghilangkan keberkahan hidup.
e. Enggan berzakat, maka Allah akan mencabut nikmat dari sisi-sisi yang tidak terduga.
5. Jagalah sumber makanan dan sumber mencari penghidupan, upayakan supaya benar-benar halal, bukan dari sumber yang subhat, apalagi yang jelas haram. Sebab jika kamu makan yang haram maka akan lemahlah imannya, dan matilah hatinya dari mengingat Allah.[]

Penulis adalah Ketua Umum Pengurus Besar Al Jamiyatul Washliyah Pusat & Ketua Pusat Dakwah Perbaikan Akhlak Bangsa MUI Pusat.

Khutbah Jumat ini disampaikan di Masjid Raya Baiturrahman Aceh pada Jumat 13 Agustus 2021.

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille