Oleh: H. T Abdul Hamid Usman, Lc, MA
SEBENTAR lagi Al Washliyah akan muktamar, menentukan langkah ke depan, strategi apa yang akan digunakan dalam berdakwah, dengan merangkul semua pihak, sesuai dengan nama Al Washliyah; menghubungkan, merangkul, membuat tim kerja dakwah, membangun kekuatan, dalam menggapai tujuan bersama, mencari redha Allah Swt.
Untuk mewujudkan tujuan itu, kita tidak perlu mencari manhaj lain, diinpor ke Al Washliyah, cukup kita melanjutkan apa yang telah dikerjakan pendahulu kita.
Salah satu kiat suksesnya jihad masa lalu, berikan kesempatan seluas-seluasnya kepada kaum muda. Kita ambil contoh, peran Arqam bin Bani Arqam, diusia beliau relatif muda, beliau sudah berjihad. Rumah beliau yang terletak di kaki Jabal Qubis, Makkah diberikan kepada Rasulullah sebagai markaz dakwah. Di sini kemudian baginda Nabi Saw. mendidik manusia dengan tauhid, sebagai basic kekuatan ruhiyah yang mampu menghancurkan keangkuhan kaum jahiliyah yang mendewakan benda (materialistik) ketimbang tauhid.
Arqam bin Bani Arqam tidak hanya memberikan rumahnya untuk sarana pendidikan, beliau juga mengajak semua pihak untuk menghadiri majlis kajian halaqah yang dipimpin oleh baginda Nabi Saw.
Dari madrasah bait arqam ini pulalah lahir para intelektual yang bermental mujahid, diantaranya Abu Bakar As Siddiq, Ammar bin Yasir, belakangan ikut juga Umar bin Khattab, tokoh yang disegani oleh penguasa Makkah dan lain-lain.
Kita rindu kepada peran anak-anak muda. Baginda Nabi Saw memberikan peran seluas-luasnya kepada anak muda untuk berkiprah. Dari tangan anak-anak muda itu jualah perubahan gemilang terjadi.
Saya sangat setuju, apabila di muktamar Al Washliyah ini, para pengambil kebijakan, diserahkan kepada yang muda-muda, yang enerjik, mempunyai visi dan misi ke Alwashliyahan yang kuat, terpatri dalam jiwanya sebagai pembawa amanah yang wajib dia perjuangkan siang dan malam.[]
والله اعلم
Penulis adalah pengurus Dewan Fatwa Al Washliyah.
