BerandaKabar WashliyahMenjaring Calon Pemimpin Al Washliyah Baru 2020-2030

Menjaring Calon Pemimpin Al Washliyah Baru 2020-2030

Oleh: Abdul Mun’im Ritonga

Assalamualaikum

KEPADA Keluarga Besar Al Jam’iyatul Washliyah. Izinkan saya sebagai salah satu anggota keluarga Al Washliyah mengajak kita semua mulai membuka diskusi serius dan terbuka tentang masa depan Al Washliyah.

Tentu kita sebagai Keluarga Besar Al Washliyah senantiasa menyimpan rasa memiliki terhadap Al Washliyah, sehingga ada rasa bertanggung jawab dan rasa ingin berpartisipasi terhadap Al Washliyah. Terutama bagi para aktifis yang pernah ada dalam bagian perjalanan sejarahnya dan ikut bersama sama berjuang hingga sekarang.

Ada diantara kita saat ini yang masih berperan secara formal dalam jajaran struktur organisasi, namun ada juga yang berpartisipasi secara informal di luar struktur organisasi.

Kita sadar betul, masa depan Al Washliyah diantaranya sangat dipengaruhi oleh siapa yang bakal memimpinnya ke depan dimana 10 tahun lagi Al Washliyah akan mencapai usia seabad (100 tahun).

Mari kita antarkan Al Washliyah sampai ke penghujung pintu gerbang usianya dengan baik, untuk kita serahkan kepada generasi di abad kedua secara estafet dengan kondisi Al Washliyah yang cukup baik, besar dan dikenal secara luas di lima benua pada abad pertamanya ini untuk lingkungan masyarakat nasional dan internasional.

Masa kini, kondisi dunia termasuk keadaan di Indonesia dimana Al Washliyah ada di dalamnya, sudah mulai memasuki era industri 4.0 yang akan menghadapi cara kerja yang serba digital dan robotik, kerjanya semakin cepat dan banyak menggantikan peran fisik manusia. Itu berlanjut ke industri 5.0. Era less kabel, orang dan pekerjaannya terhubungkan langsung melalui satelit.

Sesuatu yang lama yang sudah ada akan banyak yang akan ditinggal, sedangkan hal yang baru yang belum ada bakal bermunculan mengggantikan pola kerja lama.

Kita sekarang ada di era generasi milenial dan generasi sesudah itu terus menerus bermunculan. Menurut Yuswohady dalam artikel Milennial Trends (2016), Generasi milenial (Millennial Generation) adalah generasi yang lahir dalam rentang waktu awal tahun 1980 hingga tahun 2000. Generasi ini sering disebut juga sebagai Gen-Y.

Suatu generasi yang kini dikenal dengan zaman now, serba smart dalam cara berfikir dan menghadapi kehidupan yang berbeda dengan cara berfikir dan suasana generasi zaman old, pada usia yang sama pada masa lalu.

Kita butuh pemimpin yang smart agar bisa berjalan bergandengan tangan bersama derap langkah dan nafas kehidupan di ujung usia satu abad Al Washliyah pada tahun 2030 nanti. Kita perlukan kerjasama antara kelompok Senior dan Junior.

Kalau kita tidak mau repot, kita ambil saja secara sederhana salah seorang diantara kita siapa yg mau jadi pemimpin Al Washliyah, asal akhlaknya terjaga dan shalatnya tidak tinggal sudah memadai, tidak usah susah-susah berfikir tentang kemampuan yang lain-lainnya

Tapi jika kita ingin Al Washliyah di penghujung usia seabad ini lebih maju dan hebat serta smart, tidak seperti biasanya (as usual), bisa duduk sejajar dengan para pemimpin lainnya dalam skala nasional dan internasional, mari kita cari calon pemimpin yang punya kemampuan paripurna.

Memang tidak ada manusia yang sempurna, tapi Allah melebihkan yang satu dengan yang lainnya agar bisa saling bekerja sama, tidak ada manusia yang superior, hal ini baik agar manusia tidak jadi sombong karena kelebihannya terbatas dan tidak minder karena kekurangan itu juga ada pada orang lain.

Akhlak kita yang tetap dijaga dalam suasana apapun dalam memilih calon pemimpin tidak akan mengatakan pilihlah aku, lalu memaksakan kehendak dengan berbagai cara dan siasat agar terpilih, malah menyogokpun dilakukan padahal ini organisasi Islam. Akhlak kita biasanya akan menyerahkan kepada pilihan jamaah dan diserahkan kepada orang yang bijak untuk memberi penilaian.

Mudah-mudahan di zaman ini, kita warga Al Washliyah masih menyisakan rasa malu jika terpilih maupun memilih pemimpin dengan cara memaksakan diri, ditambah pakai intimidasi terhadap calon yang lain, pakai fitnah bahkan pakai sogok.

Kita berharap agar orang-orang yang masih memegang prinsip idealis tidak berputus asa dan orang- orang yang menyeleweng berharap dalam memenangkan pemilihan pemimpin yang diinginkannya.

Kualitas dan Kapasitas Pemimpin yang Dibutuhkan.

Kalaulah boleh saya memberi gambaran, mohon koreksi jika saya salah, sesuai kebutuhan zaman sekarang (zaman now), kita butuh pemimpin yang memiliki wawasan keagamaan, wawasan kebangsaan, keilmuan, wawasan bersifat nasional dan internasional.

Wawasan keagamaan, karena ini ormas Islam yang besar, paling tidak sang calon tahu sedikit banyaknya tentang dasar-dasar ilmu tauhid, ilmu perbandingan agama, ilmu fiqih, perbandingan mazhab, perbandingan aliran, ilmu tarikh Islam, siroh nabawi, ilmu Al Qur’an, ilmu hadits, ilmu bahasa Arab, ilmu nahu, sorof, mantiq, tasawuf/akhlak, dan lain-lain.

Wawasan keilmuan dan kebangsaan antara lain mengetahui pengetahuan umum paling tidak tahu dasar-dasar tentang ilmu filsafat, ilmu politik teori dan praktek, ilmu hukum, dunia pendidikan, paham tentang globalisasi, lingkungan hidup, climate change, HAM, sejarah nasional dan dunia, ekonomi mikro dan makro, ilmu sosial, transnational crime, ilmu budaya, dan lain-lain.

Selain itu, bisa mengikuti masalah-masalah sosial, politik dan ekonomi yang sedang berkembang dan berani bersikap dengan terukur menjadi sikap organisasi.

Untuk melengkapi pengetahuannya ia mengetahui berbagai jenis seni, seperti seni sastra, musik, dan lain-lain. Memahami adat istiadat, ilmu psikologi, ilmu sosiologi, etnologi, rethorika, methode dakwah, budaya, pertahanan, keamanan, dan lain-lain.

Dari segi teknologi, sekurang-kurangnya faham dan bisa menggunakan media sosial dasar, mengikuti perkembangan informasi tentang dunia transportasi, teknologi industri, industri pariwisata, bisa melihat perkembangan ke depan dan teknologi masa depan. Paling tidak pengetahuannya menjangkau sampai mengantarkan usia seabad Al Washliyah.

Memiliki kemampuan berinteraksi dengan berbagai kalangan komunitas masyarakat yang multi kultural antara lain; kalangan agamawan, ilmuan, akademisi, pemerintah, komunitas nasional dan internasional dan memiliki kemampuan untuk tampil berbicara di podium atau di pentas.

Untuk melengkapinya perlu memiliki kemampuan leadership yang baik, ilmu manajemen keuangan dan administrasi, berkarakter, bagus IQ, SQ, EQ, dan punya sifat sidiq, amanah, tabligh dan fatonah.

Kalau tidak mendapatkan pemimin yang memiliki kriteria selengkap itu, kita pilih yang kemampuannya lebih lengkap dari yang ada sesuai kapasitasnya, tapi paling tidak kita tahu kemampuan seperti apa yg dituntut seorang leader yang bisa mengantarkan Al Washliyah di masa kini di penghujung usia seabad Al Washliyah.

Jangan silau dengan titel keilmuan semata seperti begelar Master atau Doktor, itu bagus, tapi itu sesungguhnya tanda seseorang sudah lulus sekolah dijenjang itu, titel tidak satu-satunya dapat menjamin bahwa orang itu memiliki kemampuan paripurna seperti tersebut di atas.

Semoga kita tidak lagi seperti biasa-biasa saja, jangan sampai tidak ada yang baru dan pembaharuan yang signifikan, jika kita mau sedikit berkeringat mencari mutiara yang paling bercahaya di sekitar kita.

Mari kita mulai diskusi intensif jelang Muktamar tentang siapa calon imam kita yang baru. Jika kita sudah berhasil memilihnya dengan cara berakhlak mulia, jujur dan bertanggungjawab dunia akhirat, walau mungkin yang terpilih bukan idola kita, mari kita dukung bersama kepemimpinannya, jangan kecewa, demi untuk kemajuan Islam dan Al Washliyah saat ini.[]

Selamat berdiskusi
Wassalam.

Penulis adalah Ketua PB Al Washliyah

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille