PANGKALPINANG – Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) kembali digelar, forum tersebut dinilai sangat strategis bagi umat Islam. Pertemuan terbesar kaum muslimin Indonesia ini diharapkan mampu mempertegas posisi umat Islam. Demikian dikatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Al Washliyah (PP GPA) Wizdan Fauran Lubis pada Jum’at 28 Februari 2020 di Pangkalpinang, Bangka Belitung.
“Kegiatan ini sangat strategis dalam rangka mempertegas posisi umat Islam dalam pembangunan Bangsa Indonesia di segala aspek kehidupan berbangsa,” katanya di sela-sela kongres. Hal ini sekaligus membuktikan kepada bangsa Indonesia bahwa umat Islam Indonesia tetap bersatu walau dengan beragam pandangannya masing-masing, karena peserta berasal dari utusan berbagai ormas. Menurutnya perbedaan adalah fitrah bagi umat Islam itu sendiri.
KUII VII yang digelar secara lima tahunan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat dengan tema “Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia untuk Mewujudkan NKRI yang Maju, Adil dan Beradab” di Pangkalpinang, Bangka Belitung pada 26 – 29 Februari 2020.
Kongres nantinya akan menghasilkan rekomendasi yang akan mengawal kepentingan umat Islam Indonesia dalam aspek pendidikan, ekonomi, budaya, hukum, dan politik. Rekomendasi tersebut diharapkan Wizdan nantinya didengar pemerintah dan diamini semua hasil putusan kongres. “Sebab umat Islam adalah pemilik saham terbesar berdirinya bangsa ini,” katanya.
Selain itu kongres juga mempertegas posisi agama yang tidak dapat dipisahkan dengan Pancasila. Sebab kata Wizdan Fauran, Pancasila merupakan hasil dari buah pikir para tokoh-tokoh Islam dan Nasionalis sejak zaman pra kemerdekaan. Umat Islam tetap meyakini bahwa NKRI adalah sesuatu yang harus terus dijaga dan dikawal.
Ketum PP GPA juga menyoroti tentang stigma di masyarakat yang mengalamatkan kegiatan teroris dan radikalis kepada umat Islam. Stigmatisasi ini harus segera diluruskandan hilangkan. “Stigma radikal dan teroris yang selalu disematkan kepada umat Islam harus dihilangkan juga dikubur dalam setiap narasi kebangsaan,” pintanya.
Dari beberapa aspek-aspek yang dibahas dalam KUII ke 7 terlihat jelas sesungguhnya umat Islam Indonesia menginginkan NKRI sebagai negara yang besar, maju, adil, dan beradab, dengan umat Islam sebagai pelakunya.
(mrl)