spot_img
BerandaKabar WashliyahKepribadian Anggota dan Pemimpin Al Washliyah

Kepribadian Anggota dan Pemimpin Al Washliyah

Oleh: KH. Ridwan Ibrahim Lubis

“MEREKA yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah untuk dihubungkan mereka takut akan Allah dan mereka takut akan perhitungan yang buruk.”

“Mereka yang memutuskan apa yang disuruh Allah untuk dihubungkan, mereka berbuat binasa di bumi dan mereka mendapat kutukan Allah dan bagi mereka tempat yang buruk.”

Surat Al-Ra’ad ayat 21 dan 25

Al Jam’iyatul Washliyah dalam Anggaean Dasarnya :

– Pasal 2 : Sebagai organisasi kemasyarakatan yang beraqidah Islam Ahlussunnah Wal Jamah.
– Pasal 3 : Berasaskan Pancasila.
– Pasal 4 : Tujuan hendak mengamalkan ajaran Islam.

Maka bertitik tolak dari ayat tersebut di atas dan AD Al Washliyah, berikut ini dijelaskan makna independensi Al Washliyah yang merupakan kepribadian Al Washliyah.

Nama Al Washliyah yang di kutip dari ayat tersebut “ “ me-washol-kan, menghubungkan, lawan katanya “ “ memutuskan.

Selanjutnya dalam bentuk kehidupan, kata-kata “ “ lahir dalam bentuk SILATUR-RAHMI

Jelas ayat tersebut sifat silatur-rahmi itu melahirkan dua sikap: sikap mental takut kepada Allah. Sikap tindakan takut akan salah perhitungan dan akibat akhirat yang tidak baik.

Sedang sifat “memutuskan” silatur-rahmi sikap yang dilahirkan ialah berbuat binasa tidak diridoi Allah dan kelak mendapat tempat buruk.

Sudah menjadi kepribadian Al Washliyah yang suka berjamaah dan suka bersilatur-rahmi.

Berjamaah dan bersilatur-rahmi dengan manusia dalam rangka melaksanakan tujuan Al Washliyah yaitu ingin melaksanakan ajaran Islam, maka Al Washliyiin dan Al Washliyaat tidak boleh mengekang diri, tidak boleh memihak dan tidak boleh anti pati.

Sebanyak mungkin diajak manusia untuk mengamalkan ajaran Islam ini, semakin majulah dinamika organisasi Al Washliyah.

Me-Washliyah-kan artinya menghubungkan Al Washliyah dalam arti kerja sama dengan Ormas dan Parpol dalam bidang-bidang tiga projek Al Washliyah : Pendidikan, Dakwah dan Sosial adalah merupakan keharusan:

I. Jangan dilupakan organisasi kita ini adalah organisasi dakwah, jadi usahakan pengembangan ajaran Islam ini seluas-luasnya. Untuk itu lapangan dakwah tidak terbatas kepada satu teritorial, bahkan Allah menegaskan: kita sebagai ummat dakwah, kaffatan linnas untuk seluruh umat manusia, rahmatan lil ‘alamiin.

II. Organisasi Al Washliyah ini bergerak dalam bidang pendidikan, dua gerakan ini pun tidak mempunyai lingkungan terbatas, pokoknya “’allamal insana maalam ya’lam” mengajari manusia apa saja yang mereka tidak ketahui. Manusia di sini bukan saja orang mukmin.

III. Demikian juga organisasi ini bergerak dalam bidang sosial. Miskin, yatim, terlantar, terkebelakangan, itu menimpa semua manusia. Maka amal Al Washliyah untuk semua manusia tersebut adalah merupakan kewajiban syar’i. Sebab Allah tidak menyebutkan “Yatiman, miskinan” itu khusus kepada orang Islam saja. Bahkan Rosulullah Muhammad SAW menegaskan : menolong hewan yang sedang kehausan pun sudah menjadi ibadah.

IV. Kaedah Imam Syafii dalam tafsir Al-Qur’an :

Ayat

“yang di pandang UMUMnya LAFAZH, bukan SEBABnya yang khusus.

Secara historis Al Jam’iyatul Washliyah didirikan adalah sebab perpecahan umat Islam dan dalam sejarah ikut menumpas penjajahan merebut kemerdekaan RI dan pernah menjadi anggota salah satu Partai Islam, namun lafazh yang dijulukan untuk nama organisasi ini adalah umum yaitu “Al Washliyah atau Washliyatan”.
Umumnya lafazh nama itulah yang selanjutnya mencerminkan sikap Al Washliyah itu dalam pengembangan.

Maka dengan demikian “Al Jam’iyatul Washliyah” tetap independen. Kalau kita digabungkan atau berafiliasi dengan salah satu partai dan ormas, maka hilangkan makna “washliyah-nya yaitu menghubungkan”. Bahkan sebaliknya ia menjadi terbatas hanya dengan partai dan ormas itu saja dan sempit ruang geraknya.

Demikian juga Al Washliyah boleh apriori dengan partai dan ormas manapun.

Karena itu Al Washliyah tidak membatasi anggotanya secara pribadi yang ingin mengembangkan karirnya dalam tiga kerangka amalan Washliyah kepada partai dan ormas yang sah tidak bertentangan dengan idiologi negara RI.

Al Jam’iyatul Washliyah tetap independen secara organisasi tapi luas untuk pribadi anggotanya.

Al Washliyah tempat beramal, silahkan anda mengembangkan karir masing-masing.[]

Tulisan ini diambil dari buku kecil yang dibuat pada 1986.

Penulis adalah Ketua Umum PB Al Washliyah Dua Periode Sejak 1986 – 1997.

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille