BerandaKabar WashliyahPidato Ketum PB Al Washliyah dalam Rangka Memperingati HUT Ke 88 Al...

Pidato Ketum PB Al Washliyah dalam Rangka Memperingati HUT Ke 88 Al Washliyah

PIDATO KETUA UMUM 
PENGURUS BESAR AL JAM`IYATUL WASHLIYAH
PADA HARI ULANG TAHUN KE-88 AL WASHLIYAH
JUMAT, 30 NOVEMBER 2018

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu`Alaikum Warahmatullohi Wabarkatuuh.

Seluruh Warga dan Keluarga Besar Al Washliyah mulai dari:
– Pengurus Al Washliyah di seluruh Indonesia
– Para kaum ibu Muslimat Al Washliyah
– Para Pemuda Al Washliyah
– Para Puteri Al Washliyah
– Para Pelajar Al Washliyah
– Para Mahasiswa Al Washliyah
– Para Sarjana Al Washliyah
– Para Guru dan Dosen Al Washliyah

Pada hari ini, Jumat tanggal 30 Nopember 2018 genaplah usia organisasi Al Jam`Iyatul Washliyah 88 tahun. Sebagai Organisasi Islam, Al Washliyah telah banyak memberikan kontribusi kepada negara dalam bentuk pembangunan umat beragama, berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia, sejak zaman prakemerdekaan hingga saat ini.

Bila kita lihat maka keberadaan Al Washliyah sudah lebih tua dari kemerdekaan Indonesia. Lahirnya Al Washliyah sekitar 15 tahun sebelum kemerdekaan Indonesia diraih. Wajar apabila sumbangsih organisasi Al Washliyah yang kita cintai ini, tidak boleh dilupakan sejarah. Para kader, tokoh, cendikiawan, dan kalangan ulama Al Washliyah sudah menunjukkan eksistensinya di berbagai bidang pembangunan manusia yang seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat.

Saudara-saudaraku Washliyin yang Saya Hormati

Saya selaku pribadi, maupun sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam`iyatul Washliyah, pertama-tama mengucapkan selamat Hari Ulang Tahun Ke-88 Al Washliyah, yang pada tahun ini mengambil tema: Menjaga Persaudaraan untuk Membangun Bangsa yang Berakhlak Mulia. Juga ucapan yang sama kepada semua pihak, khususnya keluarga besar Washliyin di mana pun Anda berada.

Alhamdulillah, dengan bertambahnya usia Al Washliyah, kita semua bangga dan bersyukur, atas Ridho Allah SWT dan ini sebagai bukti sejarah bahwa Al Washiyah dapat bertahan dari zaman ke zaman. Berpikir semakin matang dan berkualitas untuk menjadikan organisasi ini sebagai dambaan umat berskala nasional.

Untuk itu mari kita kirimkan doa untuk para pendiri, ulama, pejuang dan tokoh Al Washliyah yang telah dipanggil Allah SWT. Semoga semuanya memperoleh kasih sayang Ilahi Rabbi. Lahumul Fatihah…

Hadirin Yang Dirahmati Allah.

Saat ini, sudah  lima belas abad Umat Islam mengukir berbagai dinamika sejarah. Mulai dari kejayaan, kekalahan dan kesulitan  datang silih berganti.  Suatu dinamika perjuangan yang tidak  pernah berhenti, selagi nafas kehidupan masih berdenyut. Saat ini, sepertinya  ukhuwah kita semakin menipis.  Di berbagai tempat di bumi manusia ini, kita melihat umat yang terlepas dari ikatan budayanya, tidak percaya diri, carut marut hanya untuk sebuah kekuasaan dan suatu tujuan yang tidak jelas. Seolah olah energy dakwah yang disampaikan oleh para ulama tidak melekat dan tidak meningkatkan kualitas ketaqwaannya kepada Allah SWT.

Padahal, setiap kali dakwah, setiap kali itu pula disampaikan  tentang sebuah cita cita  besar bagi  kepentingan bangsa dan negara agar hidup rukun, saling menghormati serta saling membantu antara satu sama lain. Walau bagaimanapun, persaudaraan yang kukuh dikalangan Islam akan  mampu meraih kejayaan, kesejahteraan dan kemakmuran. Sebab itu, Ukhuwah, silaturrahim atau persaudaraan merupakan  elemen yang amat penting dalam menyatukan ummah bagi memastikan keharmonian di dalam negara yang  merdeka berdaulat adil dan makmur.

Saudara-Saudaraku yang di Rahmati Allah

Seorang Mujtahid abad ke 19, Abul Hasan An-Nadwy menegaskan bahwa, kemunduran Islam di India dari masa kegemilangannya adalah Hilangnya rasa Ukhuwah dikalangan ummat Islam. Keadaan itu berlangsung turun temurun, sehingga mengakibatkan kemunduran kekuatan Ummat di kalangan elit politik, agama dan pendidikan. Persoalan yang amat besar hari ini ialah, bagaimana kita dapat mengukuhkan ikatan persaudaraan. Islam telah meletakkan dasar-dasar praktis dan cara yang positif dalam usaha memperkukuhkan ikatan kasih sayang dan memperdalam ruh ukhuwah. Jika umat Islam berpegang teguh, niscaya persaudaraan itu semakin kokoh. Umpama dalam satu binaan yang saling menguatkan antara satu sama lain, harmoni dan mesra, walaupun dirintangi berbagai cabaran untuk menggagalkan usaha kemajuan serta membangkitkan berbagai isue perpecahan di antara masyarakat Islam. Hal ini telah diingatkan  Allah SWT dalam Surah al-Hujurat ayat 10:

“Sebenarnya orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka damaikanlah di antara dua saudaramu (yang berpecah) itu; dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beroleh rahmat”.

Hadirin Yang Di-Rahmati Allah

Sekalipun semua prinsip dan nilai Islam kekal dan jelas malah dipercayai cukup sempurna, tetapi kita mesti meyadari bahwa kita tidak akan pernah berjaya dan kuat dalam membangun tamadun agama, bangsa dan negara seandainya perpecahan dan fitnah masih lagi berleluasa. Allah mengingatkan kita pada Surah Alanfal ayat 46:.

“Dan taatlah kamu kepada Allah dan RasulNya, dan janganlah kamu berbantah-bantahan; kalau tidak niscaya kamu menjadi lemah semangat dan hilang kekuatan kamu, dan sabarlah (menghadapi segala kesukaran), Sesungguhnya Allah berserta orang orang yang sabar”.

Sesungguhnya perkara yang paling penting untuk ditumpukan ialah mengamalkan manhaj atau pendekatan yang seimbang (wasatiyah) kerana Islam adalah agama yang berasaskan keseimbangan dan toleransi. Maka reformasi tidak boleh dicapai jika ada kebencian, hasad dengki dan permusuhan. Ada pun sifat kasih sayang, akhlak yang baik, bertoleransi dan berprasangka baik  adalah jaminan selepas keimanan kepada Allah.        

Washliyin dan Washliyat Yang Mulia.

Ketahuilah, bahwa perselisihan antara umat manusia itu merupakan sunnatullah. Namun, uslub perbincangan yang dilakukan secara hikmah, lembut, bersangka baik dan mesra adalah amat dituntut bagi mendapatkan kata sepakat dan keberkahan. Setiap umat Islam wajib mengetahui bahwa mengukuhkan tali persaudaraan itu adalah jihad yang membawa kepada kemaslahatan. Sebab dengan demikian itu, kita dapat  mengalahkan segala musuh terutama musuh yang ada dalam diri kita yaitu nafsu dan godaan syaitan. Selain itu, kita juga hendaklah menghindar diri dari pengaruh yang berpotensi membawa kepada sikap ekstrem, radikal, intoleransi, adudomba yang berujung kepada permusuhan. Ini berkaitan dengan sabda Rasul SAW:

“Daripada Ibnu ‘Abbas Rodiallahuanhu, bahwa Rosulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda pada hari pembukaan futuh Meccah: ‘Tiada lagi hijrah selepas pembukaan Futuh Meccah, tetapi (yang tinggal hanyalah) jihad dan niat.”  (Hadist Bukhari)

Rasulullah mengajar kita makna perpaduan. Lihat saja bagaimana kejayaan Rasulullah SAW dalam menyatukan Aus dan Khazraj di Madinah. Kelompok yang saling bermusuhan itu bersatu atas nama persaudaraan dan demi kasih sayang. Islam melarang keras sebarang bentuk penindasan, kezaliman,  permusuhan atau intoleransi. Kerana Islam adalah agama yang membawa rahmat ke seluruh alam, Rahmatan Lilalamin.

Hadirin Keluarga Besar Al Washliyah

Jika dilihat dari dimensi pembangunan, kini negara kita telah mengalami perubahan dan pencapaian dari satu peringkat kepada peringkat yang lain yang lebih baik dan cemerlang. Hasil pembangunan itu dinilai telah memberikan  banyak kemaslahatan serta dapat dimanfaatkan bagi kepentingan hidup dan kehidupan.

Disadari atau pun tidak, agenda persaudaraan atas semangat Ukhuwah Islamiyah sudah semestinya terjaga dan terkawal di negeri ini. Sepatutnya, daya dorong masyarakat  berperan menciptakan tatanan masyarakat yang nyaman, aman bagi semua ummat beragama. Yang kemudiannya meningkatkan kualitas ummat yang secara alamiah memacu kualitas modal sosial (social capital) di tengah-tengah masyarakat beragama yang sedang menghampiri globalisasi teknologi, sosial, budaya dan prilaku. Tepat, menurut Abul Hassan Ali An-Nadwi yang mengatakan, martabat bangsa Arab terangkat karena memilih Islam sebagai cara hidup. Kehadiran Islam merupakan penyelamat kemanusiaan, dimana rasa keagamaan, kenyamanan kembali tumbuh dan berkembang yang menciptakan tatanan demokrasi dan keadilan. Kemulian itu akan tergerus jika  meninggalkan ajaran Islam.

Saudaraku yang di Rahmati Allah

Marilah kita terus memperkokohkan tali persaudaraan, perpaduan, hidup rukun dan harmoni serta penuh mahabbah yang menjadi transformasi kepada kemakmuran negara sebagai bukti solidariti ummat di negara ini dalam menciptakan keamanan tanpa melihat faham dan pilihan politiknya.

Tidaklah tergolong orang yang bijak jika kualitas akhlak kita hanya sebatas pandai mengkritik dan menyalahkan yang berujung kepada hasad, dengki dan dendam. Lebih dari itu melahirkan pemikiran dan tindakan yang tradisional-konvensional emosional. Sehingga semakin menjauhkan diri dari realitas kehidupan sosial Islam yang sejak dahulu terbangun di negeri ini. Deskripsi semacam ini tidak boleh terjadi pada bangsa dan masyarakat kita, karena keadaan itu akan memperlebar ruang kemunduran dan menjauhkan jarak antara sesama kita. Semestinya, gagasan besar harus lahir dari kita masyarakat beragama untuk kepentingan bangsa dan Negara. Bukan sebaliknya tidak mampu melakukan pembaharuan yang konseptual dan fundamental. Jika ini terjadi, masih layakkah kita menyatakan diri tergolong orang-orang Mukmin. Seperti Firman Allah pada surah al-Baqarah Ayat 8:

“Di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian. Padahal mereka itu, sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”.

Sejarah kelam yang dialami oleh berbagai negara tentang dampak meninggalkan bangunan Ukhuwah atau Silaturrahmi menjadi pelajaran berharga bagi negara Indonesia yang sedang berada di tahun politik. Pengamalan Silaturrahim dalam bahasa politik dapat dikatakan sebagai usaha untuk mengantisipasi Intoleransi antar ummat beragama. Melalui bangunan Silaturrahmi kita telah membangkitkan semula Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathoniyah demi terwujudnya Nasionalisme yang kokoh di bumi Indonesia.

Saudara-saudaraku Yang Berbahagia.

Berbagai program pembangunan untuk kesejahteraan rakyat yang sedang dijalankan di negeri ini, sepatutnya terus didukung dan didorong sungguh sungguh. Kita harus sama-sama bekerja secara serius untuk kepentingan dan kemakmuran bersama.  Bukan sebaliknya, bermalas-malas dengan berpangku tangan. Yakinlah bahwa program pembangunan yang sedang dan akan dijalankan di negri ini adalah kemaslahatan.

Dalam menyikapi tahun politik saat ini Warga Al Washliyah harus tetap mengedepankan dan menjaga persatuan serta ukhuwah di internal Washliyah. Mengenai sikap politik pribadi warga Al Washliyah, kita harus tetap saling menghormati pilihan politik, dengan tetap menyikapinya dengan marhamah, santun dan selalu mengedepankan kepentingan organisasi.

Mari kita doakan dan dukung sepenuhnya semua kader Al Washliyah se Indonesia yang ikut dalam merebut posisi di parlemen baik di Tingkat Nasional, propinsi dan daerah dengan mengedepankan komitmen untuk kemajuan Al Washliyah.

Sebagai organisasi yang cukup tua, Al Washliyah tetap menjadi garda terdepan untuk menjaga Aqidah umat dan Akhlaqul karimah, karena itu kepada semua Pengurus, Pimpinan Organisasi Bagian, Pimpinan Perguruan Tinggi, sekolah menengah dan dasar serta semua Kader Al Washliyah, agar selalu menunjukkan keteladanan, dan sikap istiqomah dalam membela dan melanjutkan Risalah Rasulullah SAW.

Sesungguhnya, kita segera tersadar betapa indahnya ajaran Islam yang selama ini telah kita fahami. Islam laksana mata air abadi yang terus mengalir dengan derasnya. Selanjutnya, suatu hari ia akan mengalir ke seluruh pelosok Dunia. Islam menurut Al-Quran adalah Cahaya Allah.  Siapapun yang berusaha memadamkannya, maka Allah terus menghidupkannya.

“Mereka ingin memadamkan Cahaya Allah, melalui mulut-mulut mereka (media) dan Allah terus menghidupkan cahayanya (Islam), Walau orang orang yang ingkar membencinya. (Surat As-Shaf 8).

Marilah kita bersatu dalam berbagai perbedaan dan bukan sebaliknya. Sebagai seorang muslim, saya mengajak kita semua untuk menjawab berbagai Tantangan Zaman, melalui bangunan Ukhuwah Silaturrahmi.

Selamat berulang tahun
Al Washliyah ke 88 tahun.
Selalu menjadi buah hati umat
Jayalah Washliyah Zaman Bersamanya

Nashrun minallah wa fathun qariib
Wabasysyiril mu’minin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

PENGURUS BESAR
AL JAM’IYATUL WASHLIYAH

Dr. KH. Yusnar Yusuf, MS
Ketua Umum

Drs. KH. Masyhuril Khamis, SH, MM
Sekretaris Jenderal

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille