Sibolga – Rangkaian Seminar Nasional dalam rangka menyongsong HUT ke 88 Al Washliyah kembali digelar di kampus Al Washliyah. Kali ini yang bertindak sebagai tuan rumah adalah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al Washliyah Sibolga, Sumatera Utara. Acara tersebut berlangsung di Aula STIE pada Senin, 19 November 2018.
Seminar Nasional bertajuk Dakwah dan Ekonomi itu menampilkan pembicara Sekretaris Jenderal PB Al Washliyah KH. Masyhuril Khamis dan Kepala Kantor Kemenag Sibolga Drs. H. Bahrum Saleh, MA. Turut mendampingi Ketua STIE Al Washliyah Sibolga Drs. H. Zuberuddin Siregar, MM.
Dalam materinya Masyhuril Khamis menyampaikan bahwa agama Islam memandang aktivitas ekonomi dengan positif. Semakin banyak manusia terlibat dalam aktifitas ekonomi maka semakin baik, sepanjang prosesnya sesuai dengan ajaran Islam.
Foto: Ratusan peserta menghadiri acara Seminar Nasional di STIE Al Washliyah Sibolga.
“Ketaqwaan kepada Allah tidak berimplikasi atas penurunan produktivitas ekonomi, sebaliknya justru menjadikan seseorang untuk lebih produktif. Kekayaan dapat mendekatkan kepada Allah selama diperoleh dengan metode yang sesuai dengan nilai-nilai Islam,” papar Sekjen PB Al Washliyah itu.
Menurutnya Islam memposisikan kegiatan ekonomi sebagai salah satu hal penting untuk mendapatkan kemuliaan. Sehingga kegiatan ekonomi harus dituntun dan dikontrol agar berjalan seirama dengan ajaran Islam secara kaffah.
“Islam memberikan tuntunan bagaimana manusia seharusnya berinteraksi dengan Allah, dan bagaimana manusia melakukan kehidupan bermasyarakat (muamalah), baik dalam lingkungan keluarga, kehidupan bertetangga, bernegara, berekonomi, dan bergaul dengan antar bangsa,” tambahnya.
Dalam Islam tidak diperbolehkan hidup di atas penderitaan orang lain, begitu juga tidak berlakunya sistem mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya dan modal yang sekecil kecilnya. Islam memandang ekonomi sebagai prilaku dalam menjalankan suatu sistem untuk memenuhi suatu kebutuhan.
“Perilaku inilah yang sangat di tekankan dalam Islam, yaitu perilaku yang berdasarkan nilai, norma dan etika Islam,” terang Khamis yang merupakan salah satu Dewan Syariah Nasional di sebuah lembaga jasa keuangan.
(mrl)