Bagian Pertama
Pendahuluan
SUDAHKAH tiba saatnya Al Washliyah (AW) ikut serta tampil di Eropa untuk memperkuat kegiatan masyarakat muslim yang sudah ada dari kalangan umat Islam berbagai negara dan organisasi untuk mengenalkan peradaban Islam yang damai, rahmatan lil’alamin yang bersumber dari wahyu Ilahi?
Setelah usia AW mencapai 88 tahun paling tidak sudah kita mulai untuk membangun wacana, memperluas wawasan dan mengembangkan sayap perjuangan. Dengan cita-cita dan harapan itu kita mulai merintis jalan menuju pencapaian cita-cita tersebut.
Jangan takut berfikir besar, karena berfikir besar itu yang akan mendorong kita menjadi besar. Sesuatu itu akan ada kalau kita adakan, kita hadirkan dalam fikiran dan cita-cita kita, lalu berusaha keras untuk mewujudkannya. Karena ada orang yang bercita-cita ke bulanlah maka ada orang yang sampai ke bulan walaupun mungkin orang lain yang akan mencapainya. Semua kegiatan itu diawali dari gagasan lalu dilanjutkan dengan perintisan, pembangunan, penikmatan dan perawatan.
Dalam momentum yang berharga ini, segenap pimpinan dan Warga Al Washliyah ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyatakan Syukur kepada Allah yang telah mengkaruniakan usia Al Washliyah sampai 88 tahun, usia panjang yang semakin matang dan terus berjuang.
Selain itu juga mengucapkan terima kasih kepada para aktifis Al Washliyah dimanapun berada, yang telah berjuang siang malam tak mengenal lelah, memikirkan, merencanakan dan berbuat sesuatu untuk mencari ridho Allah dengan fisik mental dan material, melalui Ormas Al Washliyah di masing-masing organisasinya dimanapun berada.
Begitu juga kepada para simpatisan dan masyarakat serta pemerintah yang juga banyak membantu untuk kegiatan Al Washliyah dari waktu ke waktu, kerjasama antar Ormas Islam dan kalangan pendidik, membuat Al Washliyah tetap eksis hingga usia 88 tahun. Semoga Allah membalas kebaikan kita semua, jazakallah khair.
Perjalanan panjang yang ditempuh kadang lempang, kadang dilalui penuh dengan liku-liku, dengan kepintaran, dengan kecerdasan dan rezeki yang diberikan Allah, warga Al Washliyah terus berjuang. Terimalah apa yang sudah diberikan Allah, syukuri apa yang ada, Karena itu adalah anugerah Ilahi.
Dalam tulisan ini saya ingin mengajak para pembaca untuk fokus memperhatikan kondisi di Barat, kondisi kita di Timur khususnya umat Islam Indonesia, lalu apa yang perlu kita lakukan saat ini. Dengan harapan melalui tulisan ini akan membawa warga Al Washliyah ikut serta memikirkan dan memainkan peranannya di dunia internasional.
Barat dan Timur sesungguhnya saling membutuhkan. Dunia Barat lebih menonjolkan faham materialisme, waktunya banyak dihabiskan utk mengejar sesuatu yang bersifat kebendaan, mereka jadi kaya materi, cukup memiliki harta benda, pintar dalam ilmu pengetahuan dan maju dalam teknologi, namun tidak ada manusia yang sempurna, kehidupan mereka kelihatannya lebih tegang, memiliki kekurangan dalam dunia sepiritual, standard moral sudah bergeser kepada hal yang bersifat materialis.
Di sisi lain mereka memerlukan tenaga kerja asing untuk membangun negerinya, membutuhkan bahan baku dan konsumen untuk produk teknologinya. Mereka membutuhkan nilai sepiritual untuk menyelamatkan akhlak dan kehidupannya.
Sementara itu di dunia Timur termasuk Indonesia, sangat menonjol faham sepiritualisme, waktu banyak dihabiskan untuk mendapatkan sesuatu yang bersifat non materi, kehidupan perasaannya terasa indah dan nikmat, kehidupan agama dan kehangatan hubungan keluarga serta hubungan sosial cukup tinggi.
Bersamaan dengan itu kehidupan materinya sedang-sedang saja, bahkan diantaranya banyak yang miskin, kurang tinggi penguasaan ilmu pengetahuannya, kurang risetnya, bahkan banyak yang terbelakang, penguasaan teknologi sudah mulai ada yang maju tapi masih lebih bersifat konsumtif dari produktif. Timur butuh modal dana, teknologi dan ilmu
pengetahuan dari Barat.
Bersambung ………
Ditulis dari Jerman untuk Menyongsong HUT Al Washliyah ke 88 tanggal 30 Nopember 2018.
Oleh; Abdul Mun’im.