JEDDAH – Indahnya lantunan bacaan Alquran, bagiku setelahnya mendengar _Barzanji_ adalah motivasi kejiwaan. Bada Salat Subuh di Jeddah, sembari menikmati kopi panas, aku pun memutar _Barzanji_ yang memang tersimpan di media ponselku. Ada energi dalam setiap menghayati salah satu karya sastra ini, karya yang juga dikenal dengan nama _’Iqd al-Jawahir (Kalung Permata).
_Ya,_ aku menyebutnya _art of contemplation._ Media seni merenung dalam memunculkan dan sekaligus memacu dan memicu kreativitas merancang, membangun, dan mewujudkan sesuatu. Tak sedikit orang di wilayah barat menyenangi karya-karya seni klasikal. Tersebut _Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart_ maupun _Ludwig van Beethoven._ Sayangnya, ku lebih memilih _Barzanji._
Pembacaan _Barzanji_ umumnya dilakukan pada acara kelahiran bayi, mencukur rambut bayi (akikah), acara khitanan, pernikahan, maulid. Dilaksanakan di masjid, surau, rumah sebagai pengantar dan sekaligus pembuka acara. Kini _Barzanji_ sudah mulai jarang dilakukan.
Padahal _Kalung Permata_ menceritakan tentang kehidupan Nabi _Saw._ Baik tentang silsilah keturunannya, masa kanak-kanaknya, remajanya, hingga beliau menjadi Nabi akhir zaman. _Barzanji_ juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi _Saw,_ serta berbagai kisah dan peristiwa yang menjadi teladan bagi umat Islam.
Nama _Berzanji_ sendiri diambil dari nama pengarangnya yaitu _Syekh Ja’far al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim._ Ia lahir di Madinah (1126H/1711M). Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di _Kurdistan, Barjanziyah_ kawasan _Akrad._
Karyanya seni sastra itu masyhur pada masyarakat Islam Sumatera Utara (Sumut). Sampai dengan tahun 1990-an mungkin tidak ada masyarakat Islam Sumut yang tidak mengetahui apa itu _Barjanzi._ Namun kini, _Barzanji_ bagai karya seni yang nyaris tenggelam di kalangan kaum _milenial_ namun masih populer di kalangan _baby boomers_ di tengah karya seni keduniawian.
Ada pro kontra dalam karya _Barzanji_ ini. Terserahlah bagi mereka yang pro dan kontra sesuai dengan pandangannya masing-masing. Jelasnya, _Barzanji_ adalah bagian dari syiar Islam. Bagian dari seni untuk mengingatkan sekaligus lebih meningkatkan kecintaan kita kepada Nabi _Saw._
Sebagai pengobat rindu, pengingat dan sekaligus menghidupkan kembali syiar Islam melalui seni itu ada baiknya para _milenialis_ diperkenalkan dan diperdengarkan karya sastra _Kalung Permata_ ini. Semoga saja seni ini mengakar kembali pada generasi selanjutnya.
Jeddah 29 September 2018.
Affan Rangkuti