JAKARTA – Reaksi terhadap penolakan Dakwah Ustadz Abdul Somad atau biasa disebut UAS terus bermunculan. Kali ini Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) mengeluarkan pernyataannya terhadap sikap sekelompok orang yang melarang UAS berdakwah. Sekelompok orang yang melarang UAS berdakwah ini dinilainya merasa paling NKRI dan merasa paling hebat di republik ini.
Seharusnya, tidak ada yang boleh menghalangi dakwah yang dilakukan para ulama yang menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar di bumi Indonesia ini. Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) DKI Jakarta Sahril Hasibuan.
“Gara-gara segelintir Orang yang melakukan penolakan terhadap UAS, akhirnya dakwah UAS di Jawa Tengah, Jepara dan Yogyakarta dibatalkan. Padahal safari dakwah yang dilakukan UAS adalah untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar di Republik yang kita cintai ini,” katanya dengan tegas.
Lebih lanjut menurutnya, tidak ada satupun ormas di Republik ini yang berhak menghalangi Ustadz Abdul Somad yang ingin berdakwah dimanapun. Terkait kecurigaan yang di arahkan kepada UAS yang menyebut bahwa UAS didomplengi HTI, itu adalah wewenang kepolisian, bukan Ormas.
“Tidak ada satupun Ormas di Indonesia ini yang boleh mengkalim paling NKRI sehingga merasa paling hebat di republik ini dan berhak menghalangi Ustadz Abdul Somad untuk dakwah,” geram Sahril.
Ustadz Abdul Somad dikatakannya adalah seorang ulama yang dilahirkan dari Keluarga Besar Al Jam’iyatul Washliyah. Hampir 9 tahun UAS belajar di Al Washliyah. Dari SD beliau sudah mengenyam pendidikan di sekolah Al Washliyah sebelum melanjutkan ke Riau dan Mesir.
“Jadi siapapun yang menolak dakwah UAS apalagi sampai mengitimidasinya, Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) dan organ Al Washliyah lainnya tidak bisa terima dan siap mengawal dakwah beliau dan siap berhadapan dengan siapapun,” ungkapnya.
Sahril mengingatkan kepada siapapun yang merasa paling NKRI dan merasa paling hebat di republik ini jangan sekali sekali menghalangi dakwah UAS karena republik ini bukan milik golongan tertentu.
Perlu diketahui, sebelumnya UAS berencana hadir memberikan ceramah pada Sabtu, 01 September 2018 di Ponpes Al Husna di Jepara, karena terdapat penolakan dari sekelompok orang di Kabupaten Jepara akhirnya tablig akbar tersebut dibatalkan. Penolakan itu telah diumumkan jauh hari melalui surat edaran. Dalam surat itu, Ustaz Somad dinilai menjadi boneka atau didompleng oleh ormas yang telah dibubarkan pemerintah yaitu Hizbut Thahrir.
(rilis/mrl)