JAKARTA – Dakwah Ustadz Abdul Somad (UAS) beberapa waktu lalu sempat batal digelar. Beredar informasi bahwa UAS dilarang berdakwah dibeberapa daerah. Kondisi ini mendapat perhatian serius Al Jam’iyatul Washliyah. Ormas Islam yang lahir di Sumatera Utara ini menyayangkan tindakan oknum yang membatasi dakwah UAS.
Sekretaris Jenderal PB Al Washliyah KH. Masyhuril Khamis mengecam tindakan pelarangan terhadap UAS. Menurutnya UAS merupakan kader Al Washliyah dan pernah mengenyam pendidikan di Madrasah Al Washliyah di Medan.
“Abdul Somad adalah warga Al Washliyah, beliau pernah mengeyam pendidikan di Al Washliyah dan pernah menjadi pengurus Al Washliyah di Riau. Atas nama Keluarga Besar Al Jam’iyatul Washliyah mengecam tindakan oknum yang menghalangi dakwah Ustadz Abdul Somad dibeberapa daerah yang belakangan ini menjadi batal untuk dilaksanakan,” kata Masyhuril Khamis, Senin (03/09) di Jakarta.
Menurutnya, Al Washliyah merupakan Ormas Islam yang mengedepankan dakwah dan pendidikan dalam menjalankan usahanya. Sebagai Ormas Islam maka Al Washliyah siap mem-back up aktivitas dakwah siapapun apalagi warga dan kadernya.
Sekjen PB Al Washliyah ini dengan tegas menyayangkan sikap oknum yang telah membatalkan dakwah UAS. “Kita sangat menyayangkan insiden penolakan yang terjadi, karena dakwah adalah kebebasan demokrasi dan juga sebagai kewajiban setiap individu umat Islam untuk melakukan kegiatan dakwahnya,” jelas salah satu pendakwah ini.
Dia mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga persatuan dengan menghargai kebebasan berdakwah. “Mari kita jaga persatuan dan kesatuan, menghargai kebebasan berdakwah di negeri ini, karena sudah 88 tahun Al Washliyah lahir di negeri ini selalu mengedepankan dakwah bil hikmah wal mau’idzoh,” ungkapnya.
Ditambahkan Masyhuril Khamis, selain jalur pendidikan seperti madrasah, Al Washliyah juga memiliki aktifitas sosial dengan adanya panti asuhan. “Jadi keterlibatan warga dan kader Al Washliyah membangun umat sudah banyak kontribusinya untuk negara ini,” tegasnya. Untuk itu Al Washliyah mengharapkan tidak ada lagi hadangan yang diterima UAS dan para pendakwah lainnya dikemudian hari.
(mrl)