MEDAN – Fenomena alam akan kembali terjadi di Indonesia yaitu Gerhana Bulan Total (Total Lunar Eclipse). Gerhana Bulan diperkirakan terjadi pada Sabtu 28 Juli 2018 dari pukul 01.24 dini hari waktu Indonesia Bagian Barat. Tidak hanya bangsa Indonesia yang bisa menyaksikan salah satu tanda kekuasaan Allah Swt itu, penduduk di belahan dunia lain juga dapat menyaksikannya.
Hal ini disampaikan Ketua Badan Hisab dan Rukyat Pengurus Besar Al Washliyah Dr. H. Arso, M.Ag beberapa waktu lalu di Medan, Sumatera Utara. Menurutnya Gerhana Bulan Total itu akan berlangsung kurang lebih empat jam. Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 03.21 WIB.
“Gerhana bulan akan dimulai pukul 01.24.27 WIB dini hari, sampai pukul 05.19.00 WIB. Maksimum gerhana terjadi pada pukul 03.21.14 WIB, kata Arso menjelaskan. Gerhana tersebut meliputi seluruh dunia, kecuali Mexico, Amerika Serikat, Kanada, Alaska dan GreenLand. Wilayah tersebut tidak dapat menyaksikan gerhana karena pada wilayah tersebut dalam keadaan siang hari.
Dikatakan Ustadz Arso yang juga dosen Univeritas Al Washliyah (Univa) Medan, untuk beberapa negara di Benua Amerika seperti wilayah Argentina, Chili, Uruguay, Paraguay, Peru, Bolivia, Brazil, Venezuela, Ekuador, Kolumbia dan Suriname, gerhana bulan bisa disaksikan sejak sore hari.
Sementara dari Australia dan Asia tenggara, gerhana bulan sudah bisa disaksikan mulai tengah malam sampai pagi. Untuk itu dia mengajak kaum muslimin untuk melaksanakan Sholat Sunah Gerhana Bulan pada malam tersebut dan berdoa kepada Allah Swt.
“Mari kita menyaksikan gerhana tersebut lalu bertahajud, berdzikir, terutama melakukan shalat sunah Khusuf (shalat gerhana bulan ),” pinta Ketua BHR PB Al Washliyah tersebut.
(mrl)