TANJUNGBALAI – JAS MERAH. Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Nampaknya kalimat ini yang membuat pengurus Al Washliyah Kota Tanjungbalai tetap ingat kepada sejarah masa lalu dengan melakukan ziarah ke makam ulama Al Washliyah.
Dalam rangka memeringati Hari Ulang Tahun ke 87 Al Jam’iyatul Washliyah, para pengurus organisasi bulan sabit bintang lima di Tanjungbalai melakukan ziarah ke makam Tuan Syekh H. Ismail Abdul Wahab. Beliau merupakan seorang ulama kharismatik yang begitu dihormati di kota tersebut.
Ziarah ke makam Tuan Syekh H. Ismail Abdul Wahab dipimpin langsung Ketua PD Al Washliyah Tanjungbalai Ustadz Gustami Amnar pada Selasa (28/11). Di makam tersebut, para pengurus Al Washliyah berdoa untuk almarhum. Dikatakan Gustami, Ismail Abdul Wahab semasa hidupnya merupakan sahabat Tuan Syekh H.M. Arsyad Thalib Lubis pendiri Al Washliyah.
“Tuan Syekh H. Ismail Abdul Wahab merupakan sahabat Tuan Syekh H.M. Arsyad Thalib Lubis. Pada Tahun 1920 mereka sama-sama belajar di Gubahan Islam Tanjungbalai dengan guru Syekh H. Hamid, orang Minangkabau yang lama di Makkah dan menjadi ulama di Tanjungbalai sejak 1916,” katanya menjelaskan.
Foto: Tuan Syekh H. Ismail Abdul Wahab.
Sementara di tahun 1933 Al Washliyah hadir di Tanjungbalai karena memang Syekh H.M. Arsyad Thalib Lubis sering belajar dan berdakwah di daerah tersebut. Ketika tahun 1936 Syekh Ismail Abdul Wahab pulang dari Makkah lalu ikut menjadi pengurus Al Washliyah. Beliau sangat gigih melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
Puncak perlawanan yang dilakukan Ismail Abdul Wahab yaitu ketika mengeluarkan fatwa halalnya darah Belanda. Fatwa tersebut membuat marah tentara Belanda. Karena fatwanya itu pada 10 Agustus 1947 ia ditangkap tentara Belanda. Pada bulan itu juga yaitu tanggal 26 Agustus 1947 Ismail Abdul Wahab di eksekusi Belanda dengan tujuh tembakan di penjara Pulau Simardan.
Penjajah Belanda sangat takut dengan keberadaan Syekh Ismail Abdul Wahab sehingga harus segera dieksekusi. Belanda juga mencapnya dengan sebutan provokator karena telah menfatwakan Halal Darah Belanda. Syekh Ismail AW juga pernah menjadi Ketua Al Washliyah Tanjungbalai pertama. Beliau seorang ulama yang istiqomah dalam menegakan amar ma’ruf nahi mungkar. Tidak mau sedikit pun berkompromi dengan penjajah Belanda.
(mrl)