JAKARTA – Sebagai organisasi yang lahir jauh sebelum Indonesia merdeka yaitu tahun 1930, maka Al Washliyah turut dalam merebut kemerdekaan. Banyak pendiri Al Washliyah yang berjuang melawan penjajah Belanda. Namun sayangnya, hingga usia organisasi yang berlambang bulan sabit bintang lima ini mencapai 87 tahun, tidak ada satupun pendirinya yang mendapat gelar pahlawan nasional.
Tidak adanya apresiasi dari pemerintah terhadap pendiri Al Washliyah membuat para pengurus organisasi ini berupaya mengajukan tokoh pendirinya sebagai pahlawan nasional. Inisiatif mengusulkan pendiri Al Washliyah sebagai pahlawan nasional sedang digagas dua organisasi bagian yaitu Ikatan Guru dan Dosen Al Washliyah (IGDA) dan Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA).
Menurut pimpinan kedua organisasi ini sudah selayaknya pendiri Al Washliyah Tuan Muhammad Arsyad Thalib Lubis diberi gelar pahlawan nasional. “Kami PP. IGDA dan PP. GPA berpendapat bahwa sudah sepantasnya salah satu pendiri Al Washliyah Tuan M. Arsyad Thalib Lubis diberikan gelar sebagai pahlawan nasional,” kata Ketum PP IGDA Dedi Iskandar pada Rabu (18/10) di Jakarta.
Foto: Ketum PP IGDA Dedi Iskandar Batubara (kedua dari kiri) dan Ketum PP GPA Wizdan Fauran Lubis (ketiga dari kiri) saat memimpin rapat bersama kedua organisasi bagian tersebut pada Rabu (18/10) di kantor DPD RI Senayan, Jakarta.
Pengusulan pahlawan nasional ini nantinya juga akan mengikutsertakan organisasi bagian Al Washliyah lainnya, sehingga pengusulan ini dilakukan bersama-sama. “Kami juga akan mengajak organisasi otonom Al Washliyah yang lain seperti Muslimat, ISARAH, HIMMAH, IPA dan APA agar sama-sama memperjuangkan ini,” terang Dedi yang merupakan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Sumut itu.
Usai memimpin rapat bersama dengan pengurus GPA, dia berjanji akan mengadakan rapat lanjutan dengan mengajak organ bagian lainnya. “Selepas rapat bersama ini kami akan mengundang organ bagian yang lain untuk menyatukan pikiran dan energi yang sama dalam satu tujuan, jadi untuk itu kami akan menginformasikan kepada organ bagian untuk rapat bersama,” ungkap Dedi di kantornya di komplek Senayan.
Dalam proses pengusulan pahlawan nasional ini, pimpinan organ bagian tersebut akan menyampaikan kepada induk organisasi yaitu Pengurus Besar Al Washliyah. “Kami juga akan menghadap PB Al Washliyah supaya diberikan restu dan pengesahan dari ide kami ini dalam mengusulkan salah satu pendiri Al Washliyah sebagai pahlawan nasional,” kata Dedi Iskandar yang didampingi Ketum PP GPA Wizdan Fauran Lubis.
Diakuinya memang tidak mudah untuk mengusulkan seseorang menjadi pahlawan nasional. Ada beberapa syarat yang perlu disiapkan dan membutuhkan waktu yang panjang. “Tapi kita menargetkan dalam dua tahun ke depan pengusulan kita ini diterima Kementerian Sosial dan Kementerian Dalam Negeri. Karena kedua kementrian inilah yang memutuskan pantas tidaknya seseorang diberikan gelar sebagai pahlawan nasional,” tutup Dedi Iskandar dengan optimis.
(mrl)