JAKARTA – Al Washliyah kembali tegaskan sikapnya untuk turut dalam mempertahankan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Serta tetap mengedepankan toleransi kerukunan umat beragama dalam bingkai kebhinekaan. Sikap Al Washliyah ini tertuang dalam Ikrar Gerakan 7 Amanah Al Washliyah (G 7 AW).
Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah diakhir tahun 2016 ini mengeluarkan sikap kebangsaan. Sikap Kebangsaan ini disampaikan dalam acara HUT ke 86 Al Washliyah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Ikrar G 7 AW dibacakan Sekjen PB Al Washliyah Masyhuril Khamis yang didampingi fungsionaris PB Al Washliyah di hadapan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dan undangan.
Berikut Ikrar Gerakan 7 Amanah Al Washliyah (G – 7 AW)
Merasakan, melihat dan memperhatikan situasi kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, tentu harus disikapi secara arif dan bijaksana. Al Jam’iyatul Washliyah sebagai salah satu Ormas Islam yang lahir pada 30 November 1930 sebelum kemerdekaan, selalu melaksanakan pembangunan mental dan spiritual umat, maka tepat pada Hari Ulang Tahun ke 86 dengan ini kami menyatakan sikap kebangsaan melalui tujuh arah dan kebijakan yang kami sebut dengan ‘Gerakan 7 Amanah Al Washliyah’.
Hari ini Jumat, tanggal 2 Desember 2016 bertepatan dengan 3 Rabi’ul Awal 1438 H, kami Al Jam’iyatul Washliyah dengan ini menyatakan:
- Mempertahankan dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Menjaga semangat toleransi kerukunan umat beragama dalam bingkai kebhinekaan.
- Menegakan Sibghah dan khittah perjuangan dengan melaksanakan pendidik, dakwah dan amal sosial.
- Mendukung setiap kebijakan yang mengedepankan kepentingan rakyat.
- Membela negara dari ancaman yang ingin merusak tatanan kehidupan bangsa dan negara.
- Melakukan sinergitas dengan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan bangsa.
- Melibatkan diri dengan turut serta dalam wadah internasional menyangkut nilai-nilai kemanusiaan.
Nashrun Minallah wa Fathun Qariib
Bawasysyiril Mu’minin
Pengurus Besar
Al Jam’iyatul Washliyah
Dr. H. Yusnar Yusuf, MS
Ketua Umum
Drs. H. Masyhuril Khamis, SH, MM
Sekretaris Jenderal
About Author
